Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Problematis Pemilu

Tanggal 9 April pesta demokrasi bertajuk Pemilu dimulai. Semua rakyat bersuka cita menyambutnya. Ada yang senang, berdebar-debar, duka dan bingung. Senang dan berdebar-debar mungkin dirasakan dikalangan para calon legislatif. Sedih akan dirasakan dikalangan rakyat yang tidak dapat berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi. Dan yang gundah akan dirasakan bagi pemilih pemula.


Bagi pemilih pemula ini sangat membingungkan. Karena pada masa kampanye berbagai poster-poster yang bertebaran di jalanan dan di sudut kota. Jumlahnya pun tidak terhitung ada berapa ratus orang yang terdaftar menjadi calon legislatif. Bingung harus milih yang mana? Kalau milih yang ini bakal memihak ke rakyat gak? Apa Cuma mementingkan diri sendiri aja? Banyak sekali faktor para pemilih pemula enggan menunjukkan hak suaranya di pesta demokrasi. Atau biasa disebut juga dengan golput. Ini beberapa faktor-faktornya :


1. Tidak adanya info wacana calon legislatif di tempat pemilihan.


2. Tidak adanya rasa kepercayaan yang diberikan oleh pemilih pemula kepada calon legislatif. Karena rata-rata calon legislatif hanya bermodal bahan bukan pendidikan yang tinggi.


3. Terlalu banyak partai, calon legislatif yang dapat membingungkan pemilih ketika memcoblos.


4. Kurangnya info riwayat hidup calon legislatif. Sehingga tidak tahu asal permintaan dari mana calon legislatif.


5. Tidak adanya blusukan kepada masyarakat , bagaimana mau dipilih sama rakyat? Jika calon legislatifnya saja tidak tahu permasalah rakyat yang sebenarnya.


6. Sebagian calon legislatif tidak mempunyai pekerjaan tetap dan ini berkemungkinan untuk mencari peluang untuk korupsi. Walaupun tidak semuanya calon legislatif.


Mungkin faktor diatas hanya segelintir saja dari permasalahan dari pesta demokrasi. Masih banyak lagi permasalahan yang menciptakan pemilih pemula enggan untuk berpartisipasi dalam menunjukkan hak suaranya. Sedangkan pemilih pemula lebih mendominasi dari jumlah penduduk Indonesia. Banyangkan saja kalau pemilih pemula tidak menunjukkan hak suaranya. Mau dibawa kemana negara ini kalau hilangnya rasa kepercayaan yang diberikan oleh pemilih pemula. Menurut pemilih pemula mungkin golput akan lebih baik dibandingkan menunjukkan hak suaranya. Belum tentu calon legisatif yang dipilihnya akan berpihak pada rakyat.


Setiap insan itu yakni khalifah. Dan setiap apapun yang dikerjakan didunia akan dimintai pertanggung jawaban. Begitu juga dengan calon legislatif. Apabila mereka terpilih untuk mewakili rakyatnya di parlemen. Mereka akan dimintai pertanggung jawabannya di alam abadi kelak.


Bukan saja yang dipilih yang menentukan pun akan dimintai pertanggung jawabannya atas memilihnya perwakilan rakyat tersebut. Jika perwakilan rakyat yang kita pilih benar-benar memihak kepada rakyat maka pahala pun akan mengalir ke kita. Jika tidak memihak ke rakyat? Bagaimana kah itu? Dosa mungkin akan mengalir ke kita.


Kita sebagai pemilih pemula rupanya harus cermat dan pandai dalam menentukan wakil kita di parlemen. Kita harus mengetahui visi, misi apa yang akan mereka bawakan kalau kelak terpilih mewakili kita. mereka harus tahu apa permasalahan yang cukup pelik di masyarakatnya. Kita harus pandai mencari info wacana calon legislatif yang akan benar-benar mewakili kita di dewan legislatif walaupun info ketika Pemilu yang diberikan amat minim. Salam Demokrasi.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Problematis Pemilu"