Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (46)

benteng dan terbang menindih orang yang mencuri ngumpet disana dan sekitaran situ, habis bro, haha.

Tinggallah seorang yang tersisa, yakni Raja Gozo yang merupakan pemimpin dari Kerajaan Lajadi memiliki tanda di keningnya yakni goresan pena Uyre di pipi kanannya yang tembeb menyerupai bakpau dengan janggut yang lebat, mata berwarna kuning langsat, bertubuh sedang yang berhasil menculik beberapa penduduk dan menentukan untuk kabur laga lari.

Kerajaan Bumipun berlimpah kembali, sesudah diizinkan menginap selama sehari, Raja Gozo pun pergi dan kembali ke Istananya di Kerajaan Lajadi yang disihirnya kembali menjadi menghilang dari jangkauan penglihatan.

Setelah sibuk melayani tamu, khusus, Kerajaan Bumi pun kembali ke kondisi awal sesudah sempat dikuasai oleh Raja Gozo yang membingungkan semua orang selama seminggu, dan ketika Tingit menjadi Ratu yang kedua kalinya di Kerajaan Bumi, hasil pertanian dan perikanan kembali berlimpah ruah dengan masakan bertebaran dimana-mana, alam bersahabat, uang ngalir melulu, emas, perak, permata, harga semua turun dan merakyat, dan semua kekayaan alam di persembahkan setengahnya kepada persembahan kami yakni Raja Halla dan sebagai ucapan terimakasih, para rakyat menunjukkan upeti beraneka rupa yang saya kembalikan ¾ nya pada rakyat yang membutuhkan dengan menyalurkan sendiri dan lewat para punggawa.

Raja penyihir pun berganti sebab dia wafat dibunuh dengan sihir Raja Gozo yang dahsyat. Saat perekrutan terjadi perduelan sihir yang sengit yang mengakibatkan pergesaran bintang dengan cepat. Terpilihlah anak dari raja sebelumnya yang berjulukan Suhbekhr.

Pelantikanpun dilaksanakan di Istanaku menyerupai biasa dikala Tingit melantik semua pejabat dan penduduk yang telah melindungi Kerajaan Bumi dan rela kehilangan sanak keluarganya dan mereka hidup sendirian.

Orang-orang dengan goresan pena Uyre di beberapa potongan tubuhnya, ada yang di kening, ada yang dilengan, ada yang di kaki, ada yang di leher, ada yang di pipi, tiba-tiba muncul di luar Istana dan menentang keras pemimpin wanita sebab dianggap lemah sebab cuma dapat merayu dan menangis sebagai senjata “Hoi, pemimpin seharusnya yakni lelaki, menyerupai hokum Halla bukan? Kalian para lelaki kenapa lemah begitu? Kasihan deh luh!”, namun para prajurit diminta untuk membiarkan mereka berteriak sesuka hati dan saya juga diamkan.

Mereka mulai mengganggu dikala perayaan menyembah Raja Halla, keresahan penghuni Kerajaanpun membesar, sebab mereka memakai alasan “Perempuan itu yang menjadi Ratu kalian hobinya berhura-hura, dikala kalian murung apakah dia membantu?”,”Tidak! Malah menjoroki kami dengan terus berbahagialah”. “Masuklah ke anutan kami, mereka itu sesat! Halla cuma rekayasa, segala puja untuk Raja Gozo!”.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (46)"