Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Sukses Pendiri Danar Hadi Dimulai dari Desakan Ekonomi

Buat kamu yang pernah ke Solo atau belum, kamu pasti pernah mendengar nama batik Danar Hadi. Salah satu merek batik terpopuler itu merupakan salah satu brand paling disegani di dunia batik.

Kamu yang gemar memakai batik, baik buat acara resmi dan kasual, bisa jadi pernah membeli salah satu produk dari toko batik yang satu ini.

Selain di Solo, kini Danar Hadi udah hadir di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Medan, Balikpapan, Makassar, hingga Bali.

Yang spesial di Kota Solo adalah, terdapat museum batik yang dibangun oleh pendiri merek tersebut. Yup! House of Danar Hadi memamerkan beragam corak batik, mulai dari zaman Belanda hingga berbagai budaya.

Kisah sukses brand batik ini tentu bikin penasaran siapa pendirinya, bukan? Apakah pendirinya bernama sama? Ternyata, bukan lho!

Berikut, fakta menarik pendiri batik Danar Hadi yang bisa kamu simak di sini:

Berasal dari nama istri dan mertua

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Batik Danar Hadi, Solo (@danarhadi_id) on

Pendirinya adalah H. Santosa. Pria kelahiran 1941 tersebut memiliki nama lengkap Santosa Doellah, namun lebih diakrab disapa H. Santosa.

Santosa berasal dari keluarga pengusaha batik. Pun begitu dengan sang istri. Dari situlah, Santosa mendapatkan nama merek usaha batiknya tersebut.

“Danar” berasal dari nama sang istri Danarsih. Sementara kata “Hadi” berasal dari nama depan sang mertua, Hadipriyono.

Santosa udah belajar batik selama 15 tahun dari sang kakek yang juga pengusaha batik, R.H. Wongsodinomo.

Berbekal dari pengalamannya itu, Santosa memberanikan diri buat mengkomersilkan batik. Pasalnya, meski memiliki latar belakang keluarga pengusaha batik, keluarga Santosa lebih mengarah ke batik seni yang kurang menjual di pasar.

Santosa pun punya ide lebih visioner. Dia mencoba menjual produk-produknya ke pasaran. Salah satu yang bikin batik Santosa menarik adalah motif khas kayu, dan punya keunikan tinggi. Batik tulis tersebut yang diberi nama Danar Hadi pun laris-manis di pasaran.

Hampir putus kuliah

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Batik Danar Hadi, Solo (@danarhadi_id) on

Santosa saat itu sedang kuliah di Universitas Padjajaran Bandung. Saat sedang menyelesaikan skripsi, Santosa merasa ada dorongan buat melanjutkan bisnis keluarga.

Pasalnya, desakan ekonomi disertai rasa tanggung jawab pada keluarga ternyata jauh lebih kuat membuat Santosa memilih bisnis.

Berbekal ilmu manajemen dari fakultas ekonomi yang dia geluti saat kuliah, Santosa memulai usaha batiknya sendiri.

Strategi Santosa adalah, mendirikan perkampungan batik yang mirip sentra industri batik terlebih dahulu. Awalnya, pada tahun 1968, sentra tersebut didirikan di sekitar rumah Santosa aja.

Kemudian, di bawah naungan PT. Danar Hadi, Santosa membangun sentra batik lain di Sragen, Jawa Tengah. Lalu dia berekspansi ke Pekalongan dan Cirebon.

Pendirian sentra batik tersebut gak lepas dari ide Santosa buat meluaskan batik sebagai fashion alias busana sehari-hari.

Bisa dibilang Danar Hadi jadi salah satu pelopor masuknya batik ke dunia fashion. Batik Danar Hadi hadir dalam berbagai jenis pakaian, mulai dari kemeja pria dan pakaian wanita.

Gelar fashion show hingga punya museum batik sendiri

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Batik Danar Hadi, Solo (@danarhadi_id) on

Gak cuma puas bikin produk yang visioner. Pendiri Danar Hadi pun mulai menggelar fashion show buat memperkenalkan produk-produknya ke khalayak ramai.

Berbagai hotel disambangi Santosa. Mulai dari Hotel Indonesia, Hotel Borobudur Indonesia, dan bahkan di Singapura. Pagelaran tersebut jadi cikal bakal pula buat Santosa mendirikan outlet di luar negeri.

Outlet Danar Hadi kini bisa ditemukan di Singapura dan Jeddah. Santosa pun melakukan ekspor batik ke berbagai negara seperti Jepang, Italia, dan Amerika Serikat.

Bahkan, usaha batik Danar Hadi gak cuma berbentuk outlet aja. Sejak tahun 1981, Danar Hadi punya anak perusahaan yang merambah ke usaha tenun, pemintalan benang, dan garmen.

Dari usaha-usaha H. Santosa tersebut, pantaslah bila anak kelima dari 10 bersaudara itu memperoleh gelar “Empu Batik” dari Institut Seni Indonesia Surakarta, pada tahun 2012.

Kamu pun bisa melihat beragam pameran batik baik H. Santosa di museum batiknya di Solo. Yup! House of Danar Hadi jadi saksi sejarah perkembangan batik di Indonesia maupun keberhasilan bisnis H. Santosa.

Gimana dengan  bangku kuliahnya? Ternyata dia tetap berhasil menyelesaikan kuliahnya di tahun 1967. Wah, salut ya! (Editor: Chaerunnisa)

Posting Komentar untuk "Kisah Sukses Pendiri Danar Hadi Dimulai dari Desakan Ekonomi"