Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ivan “Akseleran” Tambunan, Mengubah Masalah Menjadi Peluang

Kesuksesan adalah kepandaian mengubah masalah menjadi peluang. Semakin besar masalah yang dihadapi, semakin besar pula potensi yang didapat.

Saat ini banyak perusahaan start up Indonesia yang sukses dan menjadi besar karena mengadopsi pernyataan itu. Salah satu yang tengah naik daun adalah Akseleran.

Bisnis peer to peer lending platform Indonesia yang menghubungkan UKM yang membutuhkan pinjaman dengan crowd investor yang memiliki dana.

Ivan Nikolas Tambunan selaku CEO dan Co Founder Akseleran, mengungkapkan potensi pendanaan usaha yang belum bisa dilayani oleh perbankan setiap tahunnya mencapai Rp 1.000 triliun. Peluang ini yang membuat perusahaan financial technology (fintech) kini menjamur di Indonesia.

Namun, Pria yang mengawali karirnya sebagai transactional banking lawyer pada kantor hukum ternama Inggris, Allen & Overy, di Jakarta dan London ini melihat pasarnya masih sangat besar.

“Saat ini baru sekitar Rp 7 triliun saja yang ter-cover oleh fintech, dari total Rp 1.000 triliun per tahun,” ungkapnya kepada MoneySmart.id.

Sejarah Akseleran

Akseleran
Logo Akseleran

Ceruknya masih sangat besar untuk diperebutkan. Akseleran sendiri bermula dari sebuah gagasan visioner tiga orang yang berpikir pembiayaan modal bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) masih sangat sulit.

Ivan bersama sang kakak Mikhail Tambunan, serta konsultan di AJCapital Christopher Gultom yang menjadi konsultan dan membantu perusahaan besar mencari pinjaman merasa terpanggil jiwanya.

“Kita melihat, selama ini bantuin yang gede-gede terus, padahal di level UKM yang di bawah masih banyak yang membutuhkan bantuan. Bahkan kalau kita bantu dampaknya bisa lebih besar. Kalau kita pergi dari kerjaan konsultan tempat kerja kita dulu, yang mau gantiin banyak. Tapi kalau yang mau terjun untuk bantu UKM gak banyak,” lanjut Ivan.

Tahun 2015 dimulailah membuat konsep untuk membantu UKM. Awalnya mereka menjalankan model bisnis equity crowdfunding. Hal ini memungkinkan Akseleran membeli saham dari UKM yang tengah mencari modal. Namun untuk menyesuaikan diri dengan aturan Otoritas jasa Keuangan (OJK) Akseleran pun mengubah model bisnis mereka menjadi P2P lending.

Berjalan setahun, dana yang sudah disalurkan oleh Akseleran telah mencapai Rp 139 miliar. “Kami targetkan sampai akhir tahun ini bisa Rp 200 miliar, dan akhir tahun depan bisa mencapai Rp 1 triliun,” ujar Ivan.

Dengan mayoritas peminjam berasal dari Jabodetabek, Jawa Barat, dan Balikpapan. Hingga kini Akseleran telah memiliki lebih dari enam belas ribu pemberi pinjaman (lender) ritel, dan mempertahankan tingkat kredit macet (NPL) seminimal mungkin.

“Saat ini baru ada 1 yang kita masukkan kategori kredit macet, karena sudah terlambat bayar lebih dari 90 hari. Sementara untuk target pasar, kami menyasar peminjam yang merupakan UKM tingkat menengah ke atas, dengan rata-rata pinjaman Rp 500 juta.,” tutur Ivan.

Tapi dirinya berusaha realistis, kredit macet itu tidak bisa dihindari. Ivan berusahaan menjaga angkanya tetap di bawah satu persen hingga akhir tahun 2018 ini. Sejauh ini, Akseleran telah mempunyai 50 orang karyawan, dan akan terus bertambah hingga akhir tahun.

 

Beasiswa Chevening

Akseleran
Ilustrasi Akseleran (Akseleran)

Ivan yang mendapatkan beasiswa Chevening dan Mansion House, bertekad mengembangkan basis pendanaan Akseleran ke multifinance. Pemilik disertasi equity crowdfunding dan pengaturannya di Indonesia ini optimis dapat bekerja sama dan mewujudkan ekspansinya tersebut.

 

Kami merasa cukup terbantu dengan hadirnya banyak startup fintech di tanah air. Hal tersebut membuat masyarakat di tanah air menjadi tertarik untuk mencoba berbagai layanan, termasuk layanan Akseleran.

Selain sebagai pegiat fintech nasional, Ivan yang mempunyai gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia, juga aktif menjadi dosen tamu di SBM Institut Teknologi Bandung. Dirinya mengajar kuliah legal aspects of leveraged finance dan legal aspects of project finance kepada mahasiswa MBA.

Ia juga mendapatkan gelar MSc in Law and Finance dengan predikat cum laude dari Queen Mary University of London pada tahun 2014. Kiprahnya dalam mengubah Akseleran menjadi start up fintech bisa menginspirasi anak muda agar lebih kreatif dalam berkarya dan berusaha.

Tidak selamanya masalah menjadi petaka ya guys. Jika kamu inovatif, manfaatkan peluang itu menjadi peluang besar dalam meraih kesuksesan.

 

 

Posting Komentar untuk "Ivan “Akseleran” Tambunan, Mengubah Masalah Menjadi Peluang"