Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mantan Kondektur Jadi Bos Besar Armada Bus, Ini Kisah Sukses Muhadi Setiabudi

Kamu yang sering keluar kota ke Jawa tengah seperti Tegal, Purwokerto, dan destinasi lain pasti gak asing sama PO Dedy Jaya. Yap! Armada bus ini adalah salah satu angkutan umum paling ramai digunakan buat para perantau dari Jawa Tengah. Pendiri armada tersebut sendiri berasal dari Jawa Tengah, yaitu Muhadi Setiabudi.

Gak ada salahnya dong buat cari tahu kisah sukses Muhadi Setiabudi. Bos armada bus tersebut ternyata juga jadi salah satu pendiri perguruan tinggi Universitas Muhadi Setiabudi di Brebes. Kini dia bisa dibilang sebagai raja bisnis namun ternyata dulu dirinya “cuma” kerja serabutan.

Kisah sukses Muhadi Setiabudi ini bisa jadi menginspirasi kamu bahwa gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Sebab, orang yang bisa jadi terlihat biasa aja bisa jadi luar biasa di masa mendatang.

Seperti halnya yang terjadi pada Muhadi Setiabudi, seorang mantan kondektur, penjaja es lilin, dan pernah menekuni profesi sebagai berdagang minyak tanah.

Cuma tamatan SMP dari keluarga petani

Muhadi Setiabudi datang dari keluarga petani, (Ilustrasi/Shutterstock).

Siapa sangka pebisnis yang memiliki universitas tersebut cuma tamatan SMP, kan? Muhadi Setiabudi lahir di Brebes pada tahun 1961. Dirinya lahir dari keluarga petani dan sering membantu sang ayah di kebun.

Kesederhanaan dalam diri Muhadi emang udah tertanam sejak dirinya masih usia remaja. Terbukti, dirinya  membantu perekonomian keluarga dengan berjualan es lilin keliling dari kampung ke kampung. Bahkan, dia pernah mencoba berjualan minyak tanah.

Muhadi sendiri merupakan lulusan Madrasah Tsanawiyah MTs di Cirebon. Menyelesaikan bangku sekolah setara SMP tersebut, Muhadi terjun buat bekerja. Selain menjajal berdagang es lilin dan minyak tanah, Muhadi pun pernah jadi kondektur bus.

Salah satu profesinya tersebut ternyata jadi cikal bakal predikatnya kini, yaitu jadi raja armada bus.

Menikah muda dan Muhadi Setiabudi sukses berwirausaha

Menikah muda dan sukses berwirausaha, (Ilustrasi/Shutterstock).

Salah satu titik terang Muhadi meraih kesuksesannya adalah saat dirinya menikah dengan Atik Sri Subekti di tahun 1981. Saat itu, Muhadi baru saja berusia 19 tahun. Bukan karena menikah dengan anak konglomerat namun pernikahannya tersebut memacu Muhadi buat gak kerja serabutan lagi.

Dari situlah, timbul niat Muhadi buat settle berwirausaha. Bisnis pertama yang digeluti oleh Muhadi adalah berdagang bambu dengan modal sekitar Rp 50 ribu. Modal tersebut dia kumpulkan dari hasil kerja pada orangtuanya di kebun.

Pilihannya buat berdagang bambu ternyata membuahkan hasil positif. Pasalnya, Muhadi mendapatkan banyak pelanggan, khususnya dalam partai besar. Bahkan, pada masa itu, keuntungan Muhadi dari penjualan bambu mencapai Rp 470 ribu per bulan.

Muhadi gak puas dengan satu bisnis aja. Ya! Bila ada orang yang menggunakan keuntungan dari usaha buat sekadar berinvestasi pada aset maka Muhadi berbeda. Jiwa bisnis yang dia miliki mendorong Muhadi buat menggunakan sebagian untung dari usaha bambu tersebut buat  berbisnis lain.

Dari bisnis bambu, Muhadi mendirikan toko bahan bangunan. Pasalnya, pelanggan Muhadi emang gak jauh-jauh dari kebutuhan bahan bangunan, bukan? Dari sinilah, Muhadi kemudian menambah produk jualannya.

Kamu bisa tiru cara Muhadi ini saat berbisnis. Kamu mesti jeli melihat peluang. Bila ada peluang buat menambah produk lain yang sesuai dengan produk sebelumnya, gak ada salahnya buat dicoba lho.

Mengenang masa sulit jadi kondektur dengan beli bus

Pernah jadi kondektur bus, Muhadi kini menjadi pengusaha sukses armada bus, (Ilustrasi/Shutterstock).

Sukses di bisnis bahan bangunan, Muhadi Setiabudi pun menjajal bisnis armada bus. Mungkin saat itu dirinya pengin mengenang masa sulit pernah jadi kondektur.

Jadilah, keuntungan dari bisnis yang sedang dia jalankan diputar kembali dengan membeli bus. Dari sinilah, PO Dedy Jaya makin besar dan berjaya di jurusan Jakarta – Jawa Tengah.

Nama Dedy Jaya diambil dari nama putranya, yaitu Dedion Supriyono. Armada bus yang bermula sejak tahun 1989 tersebut melayani jurusan Jakarta-Tegal, Jakarta-Pemalang dan Jakarta-Pekalongan.

Kisah sukses Muhadi Setiabudi didasarkan pada motto sang raja bisnis Brebes tersebut, “Masalah nasib urusan belakangan, yang penting kerja keras dulu”. Gak heran kalau Muhadi pun merambah bisnis-bisnis lain meskipun udah settle dengan beberapa bisnis yang ia lakukan sebelumya.

Kini di usianya yang terbilang gak muda lagi, Muhadi tetap menjajal bisnis baru. Salah satunya adalah mendirikan hotel. Sebelumnya, Muhadi pun sempat membangun Mall Dedy yang menjadi pusat belanja paling megah di kota Tegal. Lalu, Muhadi juga mendirikan universitas yang diberi sesuai namanya yaitu Universitas Muhadi Setiabudi di Brebes.

Prinsip kerja keras tersebutlah yang bikin Muhadi berani menjajal bisnis-bisnis tersebut. Layak banget deh buat kamu tiru!

Saat berbisnis, ada baiknya buat gak merasa puas dengan bisnis yang udah kamu kerjakan. Emang sih bisa jadi ada peluang gagal, namun kamu gak bakal tahu kalau gak coba, kan?

Seperti halnya Muhadi Setiabudi, dia pakai strategi menyisihkan sebagian keuntungan dari bisnisnya buat diinvestasikan ke bisnis lain. Jadi, keuntungan tersebut diputar lagi dan akhirnya bisa memberikan keuntungan berkali-kali lipat.

Dulu Muhadi Setiabudi boleh jadi dipandang sebelah mata karena status pekerjaannya yang serabutan. Namun, semangatnya buat kerja apa aja ternyata menjadikan Muhadi seorang raja bisnis.

Sukses selalu buat Muhadi Setiabudi dan keluarga! Kisah sukses Muhadi Setiabudi ini bisa jadi contoh buat kamu yang sedang memulai wirausaha.

Posting Komentar untuk "Mantan Kondektur Jadi Bos Besar Armada Bus, Ini Kisah Sukses Muhadi Setiabudi"