Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Harapan Warga Disabilitas Untuk Jakarta Baru

Jakarta, Kartunet.com – Tahun gres 2013 membawa cita-cita dari warga dengan disabilitas kepada Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017, Joko Widodo. Mantan walikota Solo yang sukses membawa kota yang dipimpinnya menyelenggarakan ASEAN Para Games (APG) 2011 atau pesta olahraga untuk atlet dengan disabilitas fisik di Negara-negara Asia Tenggara, menciptakan para penyandang disabilitas yakin Jakarta akan lebih baik untuk mereka.


Harapan dinyatakan oleh Siswadi, ketua Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (DPP PPCI), dikala wawancaranya  di Tempo (9 Desember 2012). Penyandang tunadaksa tersebut ingin biar kemudahan dan pelayanan publik di Jakarta sanggup lebih ramah bagi penyandang disabilitas. Ramah dalam arti menghilangkan hambatan-hambatan menyerupai kanal fisik bangunan, perjuangan mandiri, pekerjaan, kesehatan, pendidikan, transportasi, sarana ibadah, rekreasi, pengurusan e-KTP, dan informasi. Ia pun menambahkan bahwa niat tersebut sekiranya sanggup dibuktikan dengan alokasi di APBD DKI Jakarta 2013.


Apa yang disampaikan oleh Siswadi, tak berbeda dengan penyandang disabilitas lain warga Jakarta. Secara umum, perhatian mereka terdapat pada tiga duduk perkara yaitu aksesibilitas kemudahan umum, lapangan pekerjaan, dan layanan publik.


Fasilitas umum yang ada di DKI Jakarta dikala ini masih sangat jauh untuk dikatakan memenuhi asas aksesibilitas. Seperti pada trotoar di jalan-jalan protokol. Masih jarang yang dilengkapi dengan Braille Way untuk membantu tunanetra berjalan di atasnya. Tak perlu jauh ke sana, bahkan kualitas trotoar di Jakarta ini tak terlalu baik. Seperti banyak ditemuinya trotoar yang rusak, adanya tiang atau pohon di tengah-tengahnya, atau lahan yang sudah sempit, makin dipersempit dengan para pedagang kaki lima. Hanya trotoar di jalan Sudirman dan Thamrin yang paling tidak sanggup dijadikan rujukan trotoar yang aksesibel. Tak jauh ubahnya dengan alat transportasi di Jakarta yang masih terkesan belum manusiawi. Bus Kota, Kereta Api, atau Trans Jakarta masih membahayakan bagi seorang penyandang disabilitas untuk bepergian mandiri.


Seperti disampaikan oleh Arina, pelajar tunanetra di SMU 66 Jakarta. Dia berharap biar di Jakarta makin banyak jalan dan kemudahan umum yang aksesibel bagi penyandang disabilitas. Harapan senada juga disampaikan oleh Aji Sumantri (25), penyandang disabilitas yang tinggal di Bekasi tapi kerap berkegiatan di Jakarta. Dia berharap biar Jakarta sanggup jadi rujukan untuk daerah-daerah lain di Indonesia. Menjadi kota yang lebih peduli pada kebutuhan para penyandang disabilitas, terutama soal kemudahan umum.


Bidang lapangan pekerjaan pun ikut disoroti oleh mereka. Sudah adanya hukum bahwa perusahaan wajib mempekerjakan minimal 1 karyawan dengan disabilitas dari 100 karyawan yang dipekerjakan, atau sejumlah 1 persen, belum diikuti dengan implementasi yang memuaskan.


Hal tersebut diamini oleh Sapto, seorang tunanetra yang dikala ini bekerja di salah satu Bank Swasta sebagai telemarketer. Dia berharap biar ada hukum pemanis dan perhatian pemerintah yang menciptakan perusahaan tidak menganggap hukum tersebut sekedar himbauan. Begitu pula cita-cita Taufik, seorang tunanetra warga orisinil Jakarta yang harus hijrah ke Semarang alasannya yakni tak menerima pekerjaan di kota asalnya. Taufik berharap biar lebih banyak perusahaan yang membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas menyerupai dirinya, biar tak perlu jauh dari rumah.


Soal terakhir yang jadi perhatian yakni layanan publik, menyerupai pendidikan dan kesehatan. Dialami oleh Marlina, seorang tunanetra low vision ketika suaminya yang juga tunanetra mengalami kecelakaan kemudian lintas. Saat itu sang suami dibawa ke salah satu RSUD di Jakarta. Karena belum ada yang menjamin secara administrasi, ia harus menunggu hingga 8 jam, padahal keadaannya cukup parah. Dari kejadian itu Marlina berharap biar pelayanan kesehatan di Jakarta tidak lagi memandang disabilitas atau kondisi ekonomi warga, tapi utamakan nyawa seseorang.


Berbagai cita-cita yang dikemukakan oleh warga disabilitas bukanlah sebuah keluhan. Semua itu yakni do’a dan bentuk pinjaman kepada gubernur gres DKI Jakarta, yang dekat dipanggil Jokowi. Semoga pak Jokowi sanggup membenahi Jakarta menjadi kota yang ramah bagi seluruh warganya, termasuk mereka yang dengan disabilitas. (DPM)



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Harapan Warga Disabilitas Untuk Jakarta Baru"