Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kurikulum Inklusif Dengan Pendiferensiasian

Jakarta, Kartunet.com – Istilah kurikulum berdiferensiasi memang lebih identik dengan contoh pembelajaran anak berkebutuhan khusus bab anak berbakat. Yang mana kurikulum berdiferensiasi ini diyakini merupakan satu cara terbaik untuk membantu anak berbakat membuatkan talenta dan kemampuannya. Jadi, dengan kurikulum berdiferensiasi, guru bisa memodifikasi tujuan pembelajaran biar sesuai dengan hal yang diharapkan anak.


 


Jika memang pada kenyataannya demikian, ini berarti betapa nyamannya bawah umur berbakat belajar. Mereka bisa membuatkan talenta dan kemampuan mereka dengan kemudahan akademik yang seimbang dan sempurna guna. Sekarang, mari kita putar kondisinya ke aktivitas pembelajaran anak berkebutuhan khusus lainnya. Apakah anak berkebutuhan khusus lainnya, menjalankan pembelajaran dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhannya? Apakah kurikulum yang ada untuk anak berkebutuhan khusus selain anak berbakat sudah berpihak kepada anak, atau dengan kata lain berorientasi pada kemampuan anak? Sampai ketika ini, penulis menyimpulkan jawabannya yakni tidak.


 


Hingga detik ini, kurikulum sekolah luar biasa masih mengikuti kurikulum sekolah reguler, pun itu sekolah inklusif. Tanpa disadari, sekolah menuntut anak mengikuti keadaan dengan kurikulum yang ada. Dengan kata lain, mau tidak mau anak harus mengikuti ketentuan kurikulum, silabus, dan Rancangan Program Pembelajar (RPP) yang telah disusun oleh guru.


 


Jika kita melihat kembali kepada Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, di dalamnya dikatakan bahwa tujuan pendidikan yang bersama-sama yakni untuk membuatkan potensi anak didik demi membentuk insan yang mandiri. Dari tujuan di atas, kurikulum berdiferensiasi yang diterapkan kepada anak berbakat memang telah memenuhi apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, bagaimana halnya dengan anak berkebutuhan khusus lainnya yang niscaya  juga  mempunyai talenta dan potensi yang sanggup dikembangkan.


 


Dari hal di atas, secara sarkasme sanggup dikatakan bahwa sistem kurikulum berdiferensiasi pada dunia pendidikan khusus yakni suatu sistem yang tidak inklusif. Oleh alasannya yakni itu, berangkat dari filosofis pendidikan khusus yang memanusiakan insan dan berinklusif, pendidikan untuk seluruh anak  berkebutuhan khusus juga harus dideferensiasikan demi terwujudnya tujuan pendidikan untuk membuatkan potensi guna membentuk insan yang mandiri.


 


Kurikulum berdiferensiasi yang diterapkan pada anak berkebutuhan khusus lainnya bisa berdiferensiasi  dari segi tujuan atau pencapaian pembelajaran, bahan yang diberikan, proses pembelajaran, maupun produk atau hasil belajar. Melalui kurikulum berdiferensiasi ini berarti sistem pendidikan tidak lagi berpusat pada kurikulum yang harus dicapai anak, tetapi berpusat pada anak yang nantinya kurikulum bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Dengan demikian, tujuan, materi, proses, dan hasil berguru setiap anak dalam satu kelas inklusif (jika anak berkebutuhan khusus ini sekolah inklusif) bisa berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.


 


Jika kurikulum berdiferensiasi sudah diterapkan secara menyeluruh. Artinya, keinklusifan sudah benar-benar merambah pada lini yang lebih spesifik lagi. Tidak hanya itu, ini juga berarti bahwa pembelajaran memaksimalkan tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.(nir)



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Kurikulum Inklusif Dengan Pendiferensiasian"