Enaknya Duit Dimasukkan Deposito atau Beli Emas Ya
Deposito versus emas. Ini topik yang enggak ada habisnya dibahas. Keduanya memang sama-sama instrumen investasi. Tapi dari dua pilihan itu, kira-kira kemana pilihan dijatuhkan?
Mau deposito atau emas, keduanya tetap punya pengikut. Deposito adalah produk jualan bank dengan iming-iming bunga. Besaran bunganya pun tergantung dari jangka waktu. Makin panjang jangka waktunya, makin besar tawaran bunga.
Beda sama emas yang jualannya tak dimonopoli bank. Emas sebagai logam mulia sudah menjadi komoditas bernilai tinggi. Bahkan bisa menjadi ‘alat ukur’ kekayaan seseorang. Makin banyak emas yang dimiliki, maka makin kaya lah dia.
Biar fair membandingkannya, mesti dijabarkan satu-satu plus dan minus baik itu deposito atau beli emas. Simak baik-baik ya.
Deposito
Seperti disebut sebelumnya, deposito adalah produk bank untuk mengumpulkan dana dari masyarakat. Agar menarik, bank mengimingi deposito dengan bunga yang besarannya bervariasi. Besaran bunganya sendiri sangat tergantung dari kinerja bank.
[Baca: Cara Utak-atik Deposito Biar Untung]
Bagaimana pun, bank berkepentingan dengan dana yang terkumpul lewat deposito itu. Keuntungan bank berasal dari kemampuan bank ‘memutar’ dana tersebut dalam bentuk pinjaman. Bayangkan kalau prestasi bank dalam memutar dana itu rendah, praktis bank akan sulit memberikan imbalan berupa bunga kepada si pemilik dana.
Mau buka deposito jangan kayak main cap cip cup ya, pilih bank yang memang terpercaya dan sesuai kemampuan
Pendek kata, deposito itu sebenarnya ‘menitipkan’ uang ke bank untuk diputar kembali. Sebagai imbalannya, bank memberikan hadiah berupa bunga. Benefit dari deposito dihitung bunga persen dari uang yang disimpankan.
Nah, biar dana yang diputar banyak, bank pun berani mengimingi bunga deposito cukup tinggi. Tujuannya agar orang tertarik menanamkan uangnya di produk tersebut. Cuma ingat, bunga yang melebihi batas yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tak bakal dapat jaminan pemerintah jika bank dilikuidasi.
Begitu pun dalam jumlahnya. LPS hanya mau menjamin simpanan sampai maksimal Rp 2 miliar. Jika punya simpanan lewat dari itu, siap-siap saja gigit jari jika bank kena likuidasi.
Sebagai instrumen investasi, deposito sah-sah saja dipilih. Tapi ada baiknya deposito digunakan sebagai bagian rencana keuangan jangka pendek. Misalnya menyimpan dana untuk keperluan tiga bulan kemudian. Entah itu untuk renovasi rumah, biaya masuk sekolah anak, atau keperluan jangka pendek lainnya.
[Baca: Kenala sama Deposito yang Tetap Menguntungkan]
Dengan dimasukkan ke deposito, maka uang itu aman. Beda kalau ditabungan, godaan untuk digunakan begitu besar. Apalagi kalau ada ATM. Wah bisa gampang ludes. Namanya saja duit di tangan.
Kemudian, kenapa jangka pendek? Hal ini terkait dengan nilainya. Perlu diketahui, nilai uang sangat terkait dengan inflasi. Nilai uang sekarang bakal berbeda dengan di masa depan gara-gara inflasi.
Sederhananya begini, jika sekarang duit Rp 5.000 masih cukup beli semangkok bakso, lalu apakah yakin harga semangkok bakso di tahun depan tetap sama?
Itulah risiko jika mengambil menabung dalam deposito. Inflasi adalah hantu yang merugikan pemilik uang di masa depan. Minus lainnya dari deposito adalah kena pajak.
Emas
Emas sudah lama jadi komoditas bernilai dan unik. Bernilai karena sejak zaman dulu emas sudah berharga lantaran langka . Unik karena emas satu-satunya komoditas yang ditimbun. Walau pun emas dijadikan perhiasan, tetap saja seringnya disimpan alias ditimbun di laci lemari.
Silau man! Investasi dengan beli emas memang menggiurkan, tapi pahami benar-benar ya bro!
[Baca: Enaknya Investasi Emas Batangan atau Perhiasan?]
Pastinya, banyak orang memercayakan emas sebagai instrumen investasi. Esensi dari investasi emas adalah mengunci harga emas di masa depan dengan harga sekarang.
Gampangannya begini, jika harga emas sekarang adalah Rp 600 ribu/gram maka 10 tahun kemudian di harga emas diperkirakan Rp 1,5 juta/gram. Nah kalau beli sekarang dengan duit Rp 24 juta bakal dapat 40 gram emas maka nilai emas 10 tahun kemudian adalah Rp 60 juta.
Artinya, emas layak dipilih jika punya rencana keuangan jangka panjang karena cenderung stabil dan terus tumbuh. Dengan kata lain, emas tidak memberikan keuntungan besar jika menjualnya dalam jangka pendek.
Poin lain yang perlu diperhatikan, berinvestasi emas berarti siapkan juga tempat menyimpannya karena berbentuk fisik. Risiko kehilangan emas sangat besar jika disimpan di rumah karena bisa jadi sasaran pencurian. Tak heran jika banyak orang memercayakan penyimpanan emas di deposit box di bank.
Cuma ini tak gratis. Besaran biaya sewa deposit box sangat tergantung dari volumenya. Rata-rata tarif sewa deposit box ini mulai dari Rp 500 ribuan untuk jangka waktu setahun.
Lalu bagaimana baiknya? Pilih emas atau deposito?
Jawabnya kembali lagi pada tujuan investasi itu sendiri. Taruh uang di deposito memang aman tapi besaran bunganya tak memberi banyak manfaat untuk jangka panjang. Ketika dalam kondisi darurat, mencairkan deposito malah kena pinalti. Sedangkan emas bermanfaat untuk benteng inflasi dan menjaga kekayaan. Selain itu sifatnya pun juga likuid.
Tung-itung lagi bro kalau mau investasi, karena investasi erat kaitannya sama jumlah uang yang kamu punya
Paling ideal sih menjadikan emas dan deposito sebagai difersivikasi investasi. Toh banyak pakar keuangan yang bilang jangan menaruh telur dalam satu keranjang. Maksudnya, jangan tanamkan duit di satu instrumen investasi.
Sebagai penutup dan sekali lagi, pemilihan investasi harus disesuaikan dengan rencana keuangan. Untuk tujuan apa, kapan akan dipakai, dan berapa target hasil investasinya.
[Baca: Kiat Memilih Instrumen Investasi bagi yang Berminat Jadi Investor]
Image Credit:
- http://www.gajahkreatif.com/wp-content/uploads/2015/01/suku-bunga-deposito-bank-bni-2015.jpg
- http://www.keuanganitumudah.com/wp-content/uploads/2015/07/www.ohioact.org_.jpg
- https://brighterlifeindonesia.files.wordpress.com/2014/02/belajar-jadi-perencana-keuangan-sendiri.jpg
Posting Komentar untuk "Enaknya Duit Dimasukkan Deposito atau Beli Emas Ya"