Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menabung dengan Saham? Seberapa Menguntungkan Tuh?

Sejak November 2015 lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar melakukan kampanye “Yuk Nabung Saham”. Saham memang bukan barang baru di Indonesia, tapi menabung saham tentu belum terlalu umum bagi kita.

 

Menabung dengan saham? Biasanya orang mah menabung duit di celengan atau bank. Lantas apa bedanya dengan menabung konvensional?

 

Sedikit banyak konsepnya sama dengan menabung konvensional. Hanya saja duit yang kita setor nantinya akan diinvestasikan dalam bentuk saham.

 

Program ini digagas bukan tanpa alasan. Walaupun saham sudah akrab di telinga masyarakat, namun masih sedikit dari kita yang mengerti dan terjun dalam pasar modal.

 

Makanya, menabung dengan saham ini didesain sesimpel mungkin tanpa pakai ribet. Coba kita cari tahu lebih lanjut.

 

[Baca: Investasi Saham Online Murah Modal Cuma Rp 300ribu, Siapa yang Nggak Tergiur?]

 

Bagaimana caranya menabung saham?

Membuka tabungan saham bisa dilakukan layaknya menabung saham. Malahan bisa dikatakan sama mudahnya.

 

Calon nasabah tinggal datang ke bank-bank yang jadi pilihan dan membuka rekening biasa. Syarat membuka tabungan biasanya:

 

  • Membawa KTP
  • Membawa NPWP
  • Mengisi formulir aplikasi
  • Menyetor sejumlah dana

 

Selanjutnya nasabah tinggal membuka rekening investasi dengan membuat akun identifikasi investor (single investor identification/SID) pada perusahaan sekuritas, broker atau perantara perdagangan saham.

 

menabung dengan saham

Investasi saham bisa dilakukan semua kalangan kok, mau mahasiswa atau pekerja freelance semua bisa

 

 

Gak perlu khawatir, saat ini sudah banyak perusahaan sekuritas yang bekerjasama dengan pihak bank serta menempatkan karyawan di kantor-kantor bank. Jadi calon investor gak perlu repot pergi jauh-jauh untuk membuka rekening dan SID tersebut.

 

Nah, dana yang disimpan dalam rekening bank akan nantinya akan dipotong secara otomatis (autodebet) untuk dibelikan saham ataupun produk reksa dana yang disetujui oleh investor. Nilainya pun bisa disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan nasabah. Mau menabung Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta per bulan gak masalah.

 

Nasabah pun bebas memilih saham yang akan dibeli, asalkan sesuai dengan jumlah setoran per bulan. Pembelian saham juga atas izin dari nasabah. Jadi sang broker gak bisa asal membeli saham.

 

Jumlah saham per lot turun

Sudah sejak Januari 2014 jumlah lot yang diperdagangkan di lantai bursa turun menjadi 100 lembar per lot, dari sebelumnya yang 500 lembar per lot. Ini jelas menguntungkan karena investor gak perlu merogoh kocek terlalu dalam demi investasi saham.

 

Misalnya saja kamu tertarik membeli satu lot saham PT Telkom seharga Rp 3000 per lembar. Jika satu lot adalah 100 lembar, kamu cukup menyisihkan dana sebesar Rp 300.000 per bulan untuk investasi.

 

Per November 2015 setidaknya tercatat ada 529 saham yang tercatat di lantai bursa. Dari 529 saham tersebut tentu gak semuanya memiliki performa bagus.

 

menabung dengan saham

Nah lo, mau digampar Batman?

 

 

Dan saham yang memiliki performa bagus (biasanya dikenal dengan istilah saham blue chip), biasanya mahal harga per lembarnya. Contohnya saham PT Unilever, PT United Tractors, dan sebagainya.

 

[Baca: Investasi Saham Online Murah Modal Cuma Rp 300ribu, Siapa yang Nggak Tergiur?]

 

Seberapa menguntungkan menabung saham?

Investasi saham sejatinya adalah investasi jangka panjang antara 5 – 10 tahun. Dengan jangka waktu yang tergolong lama, kamu gak perlu khawatir soal harga saham harian. Yang jelas, gak perlu panik saat saham turun.

 

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan dalam 10 tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 24%. Coba bandingkan dengan bunga deposito yang ada di kisaran 7,2%-an.

 

Misalnya saja selama 120 bulan (10 tahun), kamu menginvestasikan Rp 300 per bulan untuk saham PT Telkom. Berarti total nilai investasimu adalah Rp 36 juta.

 

Jika saham tersebut tumbuh sebesar 18% saja, maka kamu sudah untung Rp 6.480.000. Itu belum termasuk dividen (bagi hasil keuntungan).

 

menabung dengan saham

Nah, kampanye Yuk Nabung Saham ini sedang gencar-gencarnya diimplementasikan

 

 

Nah, dari sekian banyaknya instrumen investasi yang ada di pasaran, jangan terpatok pada satu jenis saja. Dengan membagi modal investasi ke berbagai instrumen, risiko yang ada nantinya bisa tersebar dan gak bakal bikin rugi-rugi amat. Jadi gimana, tertarik menabung saham?

 

[Baca: Mengenal Saham Syariah di Indonesia: Apa Itu dan Bagaimana Cara Investasinya]

 

 

 

Image credit:

  • http://cdn-2.tstatic.net/bali/foto/bank/images/yuk-menabung-saham_20160105_194800.jpg
  • http://3.bp.blogspot.com/-xzjhaBON9CU/VpMeD7awnhI/AAAAAAAAWVI/SqWJ42W9QKk/s320/Screenshot_2016-01-11-09-46-48%257E2.jpg
  • http://us.images.detik.com/content/2015/12/16/6/183011_nabungsaham1.jpg

Posting Komentar untuk "Menabung dengan Saham? Seberapa Menguntungkan Tuh?"