Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Di Tengah Ramainya Isu Beras dari Plastik, Kenapa Ga Coba Beralih Beli Tiga Jenis Beras Ini

Media sosial selalu memberikan kabar-kabar yang mengagetkan banyak orang. Pernah dulu media sosial dihebohkan dengan berita bakso buntut tikus, kali ini justru beredar kabar beras dari plastik yang terbuat dari bahan sintetis di Bekasi.

 

Adalah Ibu Dewi Nurizza Septiani yang kali pertama mengabarkan heboh beras plastik. Lewat Instagram, dia menceritakan pengalaman tak biasa dengan beras. Singkatnya, dia membeli beras di kios Pasar Mutiara Gading Timur, Bekasi, seharga Rp 8.000/kg untuk diolah sebagai nasi uduk dan bubur.

 

Barulah keanehan terjadi. Rasa hasil bubur yang dimasaknya berbeda. Rasa penasaran membuatnya mencoba lagi tapi tetap hasilnya sama. Pengalamannya itu di-share lewat Instagram yang akhirnya membuat kasus ini meledak.

 

Petinggi negeri ini akhirnya dibuat sibuk dengan kasus beras plastik ini. Mulai dari menteri, polisi, sampai Presiden Joko Widodo pun ikut berkomentar. Kalau menteri langsung bereaksi sidak ke pasar, sedangkan Presiden berharap kasus ini tak perlu dibesar-besarkan.

 

Pastinya, isu beras plastik ini bukan perkara sepele karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Ya jelas mengingat beras adalah makanan pokok penduduk negeri ini.  Wajar kan kalau banyak yang syok sama isu ini.

 

Gara-gara beras plastik, orang jadi takut makan nasi. Saking takutnya sampai enggak berani mampir ke warteg atau rumah makan masakan Padang. Khawatir yang ditelan itu bukan beras tapi plastik yang pasti berbahaya untuk kesehatan. Bayang-bayang kena kanker langsung terlintas di kepala.

 

Sebenarnya enggak perlu paranoid kok ketika ada kasus beras plastik ini. Pemerintah lagi mengatasi isu beras plastik ini, ya sementara beralih dulu ke jenis beras lain. Kan banyak tuh jenis-jenis beras yang ada di pasaran.

 

Jangan melulu mengandalkan beras yang itu-itu saja. Memang sih, beras yang mendominasi di pasaran itu jenisnya IR64, Ciherang, Ramos, C4, Bengawan, Memberamo (bramu) dan IR42. Lalu ada lagi Rojolele dan Pandanwangi yang beraroma wangi.

 

Tapi kenapa tak beralih ke beras merah, hitam, dan coklat?  Pamornya pun beras-beras ini lebih bernutrisi kan? Jadi, selain lebih sehat, kita juga tak perlu dirudung rasa paranoid sama beras dari plastik.

 

Beras Merah

beras merah

 

 

Disebut beras merah karena permukaannya berwarna merah. Ini disebabkan aleuronnya (lapisan terluar beras) itu mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan pigmen yang menyebabkan warna merah, ungu dan biru. Kandungan antosianin inilah yang membuat beras jadi merah.

 

Di pasaran, beras merah ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu yang sudah dipoles dan yang belum sehingga warna merahnya masih pekat. Dari segi kandungan gizi, beras ini kaya vitamin dan banyak digunakan untuk penderita diabetes, dan diet.

 

Di pasaran banyak merek beras merah. Misalnya saja beras organik dengan merek Tropicana Slim harga per kilogramnya mencapai Rp 39.900. Sedangkan merek Hotel Beras Merah banderolnya Rp 57.200/kg. Beda lagi beras merah merek MPF yang lebih murah hanya Rp 22 ribu/kg.

 

Beras Hitam

beras hitam

 

 

Bisa disebut beras jenis ini termasuk langka di pasaran. Warna hitamnya berasal dari kandungan aleuron dan endospermia (tempat sebagian besar pati dan protein beras) yang tinggi sehingga berwarna ungu pekat cenderung hitam. Beras ini biasanya dihasilkan dari daerah Jawa Tengah.

 

Dari segi rasa, beras hitam sedikit pera dan kurang pulen layaknya beras putih. Selain itu membutuhkan lebih banyak air dan waktu lebih lama untuk memasaknya. Cuma begitu matang, beras ini beraroma kuat yang menguggah selera makan.

 

Nilai gizinya, beras hitam dipercaya mencegah kanker lantaran zat antioksidannya yang tinggi. Tambahan lagi, beras hitam digolongkan sebagai pangan sehat yang dianjurkan bagi penderita diabetes karena nilai kalorinya paling rendah dari jenis beras lain.

 

Di samping itu juga bermanfaat untuk obat anemia karena kandungan zat besi beras hitam tinggi mencapai 15,52 ppm. Perlu diketahui, zat besi merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan darah (hemoglobin).

 

Di pasaran, beras hitam tersedia dengan merek N790 maupun Putra Blitar Mas yang banderolnya di kisaran Rp 22 ribu/kg.

 

Beras Coklat

beras coklat

 

 

Beras cokelat (brown rice) ini dikenal juga dengan sebutan beras pecah kulit karena hanya dihilangkan sekamnya tapi tak dipoles jadi beras putih. Meski kandungan kalori, karbohidrat, protein, dan lemak yang sama, tapi perbedaannya ada di proses penggilingan.

 

Beras coklat mengandung asam-asam lemak dan serat pangan yang lebih tinggi dari beras putih. Selain itu juga mengandung dedak dan minyak dedak yang konon dapat menurunkan kolesterol jahat.

 

Artinya, dibanding beras biasa, jenis ini jauh lebih bergizi dan bisa jadi makanan sehat sekaligus mengenyangkan. Beras coklat tersedia dalam kemasan dengan merek Putr Blitar Mas di kisaran Rp 16 ribu/kg.

 

 

Beras merah, hitam, dan cokelat, merupakan varietas lain dari beras. Untungnya, jenis beras ini cukup banyak tersedia di pasaran. Baik itu di pasar tradisional, pasar inpres, sampai supermarket.

 

Atau bisa juga beli lewat online. Sudah banyak kok toko online yang jualan beras jenis ini. Enaknya kalau beli online bisa bayar pakai kartu kredit.

 

Hanya yang pasti, harganya lebih mahal (sedikit)l! Di samping itu, beras itu dijual dalam kemasan dengan banyak merek. Ada yang mengklaim beras organik dan ada yang non organik.

 

Tiga jenis beras tersebut memang terbilang lebih sehat ketimbang beras biasa. Wajar dong harganya jadi lebih mahal. Lagi pula kalau sakit gara-gara konsumsi beras plastik biaya yang dikeluarkan juga bakal banyak. Mudah-mudahan beras plastik yang horor itu cuma isu belaka saja ya!

 

 

 

Image credit:

  • http://intisari-online.com//media/images/6481_keuntungan_makan_beras_merah.jpg
  • http://www.shalitfoods.com/sites/default/files/imagecache/product_full/Chinese%20Black%20Rice%20-%20dry.JPG
  • http://www.realfoods.co.uk/ProductImagesID/744_1.jpg

Posting Komentar untuk "Di Tengah Ramainya Isu Beras dari Plastik, Kenapa Ga Coba Beralih Beli Tiga Jenis Beras Ini"