Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dapat Beasiswa ke Luar Negeri, Tapi Tak Cakup Semua Biaya? Ini Tips Genapi Biaya Tambahannya!

Dapat titel sarjana, master, sampai doktor tanpa keluar duit? Wah itu idaman banyak orang. Lebih-lebih titel itu didapat dari kampus di luar negeri. Makin kinclong saja gelarnya kan.

 

Kuliah di luar negeri tanpa keluar duit itu bukan mimpi belaka. Di luar sana tersedia ribuan jenis beasiswa ke luar negeri yang bisa dipilih. Mau beasiswa di Eropa, Asia, Amerika, atau di negara-negara Asia macam Jepang atau Korea. Semua komplit.

 

Pertanyaannya, gimana cara menembusnya biar dapat beasiswa yang diinginkan? Maklumlah, beasiswa itu bukan buat orang sembarangan. Jangan juga salah kaprah, beasiswa bukan berarti hanya untuk orang yang susah ekonomi.

 

Yang pasti sih, untuk mendapatkan beasiswa butuh usaha keras. Dan tentunya disertai doa juga dong.

 

Kemudian, sejak awal sebaiknya jangan kepikiran kalau dapat beasiswa itu berarti enggak mengeluarkan duit sepersen pun. Meski kuliah dibayari beasiswa, tetap saja teliti dengan seksama apa saja yang ditanggung beasiswa tersebut.

 

Masalahnya, kadang ada beasiswa hanya menanggung biaya perkuliahan saja, sedangkan biaya-biaya lainnya ditanggung sendiri.

 

Apa saja yang mesti dilakukan bila beasiswa itu tak meng-cover semua biaya selama menuntut ilmu? Apakah diabaikan begitu saja? Jelas jangan dong.

 

Sekali lagi mendapatkan beasiswa itu suatu prestasi tersendiri. Nah, akan jadi prestasi tambahan lagi kalau mampu ‘survive’ dengan beasiswa yang enggak full.

 

Apa saja kiat-kiatnya biar bisa kuliah gratis lewat beasiswa? Simak di bawah ini ya.

 

1.Pelajari paket beasiswa

Langkah pertama kuliah tanpa duit itu cari Informasi beasiswa yang berserakan. Tinggal usaha mengumpulkannya.

 

Tapi kalau mau lebih enak lagi cari infonya lewat jaringan. Carilah orang-orang yang pernah atau sedang gabung di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI). Mereka ini adalah orang-orang yang sedang menempuh studi di luar negeri. Informasi mereka valid bin oke punya.

 

beasiswa ke luar negeri

 

 

Mereka bisa menginformasikan kampus-kampus mana saja yang sedang membuka ‘lowongan beasiswa’. Di samping itu, mereka juga bisa membantu untuk merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait terhadap seseorang yang ‘layak’ mendapatkan beasiswa.

 

Jangan lupa tanyakan juga paket beasiswa yang mereka dapat. Apakah beasiswa itu menanggung semuanya sampai lulus atau ada biaya-biaya yang ditanggung sendiri. Misalnya saja beasiswa itu tak menanggung living cost, akomodasi, sampai tiket pesawat pulang-pergi.

 

Sebagai contoh, beasiswa gelar master di Eropa biasanya hanya menanggung biaya kuliah dan asuransi kesehatan saja. Sedangkan living cost dan akomodasi ditanggung sendiri.

 

2. Opsi cari pinjaman

Ketika mendapatkan beasiswa yang enggak full, maka mesti putar otak bagaimana mendapatkan modal untuk menggenapi. Langkah yang paling praktis ketika adalah mencari pinjaman.

 

Awali dulu dari orangtua atau kerabat yang memungkinkan mendapatkan pinjaman. Opsi lainnya adalah dari kantor atau institusi di mana kita bekerja. Cara ini dinilai lebih murah karena pinjaman itu sifatnya tak dibebani bunga.

 

Ketika dua opsi itu tak bisa juga, barulah mempertimbangkan mencari pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lain. Cukup banyak produk pinjaman yang bisa dipilih.

 

beasiswa ke luar negeri

 

 

Meski begitu, tetap kedepankan kehati-hatian agar di kemudian hari tak bikin masalah. Titel sudah didapat tapi utang menggunung.

 

3. Atur keuangan dengan ketat

Ini penting karena menyangkut kemampuan beradaptasi, bukan hanya dengan lingkungan belajar yang baru tapi juga mengelola keuangan.

 

Tak ada salahnya menurunkan standar gaya hidup bila perlu. Lebih afdol lagi kalau menjadikan beasiswa itu sebagai latihan menyesuaikan hidup dengan keadaan yang serba terbatas. Terlebih ini di negeri orang yang tentunya berbeda dengan negeri sendiri.

 

[Baca:Jangan Harap Jadi Orang Tajir Kalau Masih Lakukan Ini]

 

Cara menghemat uang di negeri orang banyak caranya. Misalnya dengan berbelanja di tempat yang jadi favorit mahasiswa di sana.

 

Biasanya ada toko-toko yang menjual sembako dengan harga miring. Kemudian dalam urusan memasak, mungkin bisa meminjam peralatan dengan teman sehingga tak perlu membeli.

 

4.Kerja sampingan

Lazim banget mereka yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri mengambil pekerjaan sampingan meski pakai beasiswa. Tinggal piawai saja memilih pekerjaan yang tepat agar tak menganggu tujuan utamanya, yakni belajar.

 

Sebagai langkah awal mungkin bekerja paruh waktu yang mengandalkan tenaga. Misalnya saja pelayan restoran, cleaning service, dan lain sebagainya.

 

[Baca: Jurus Bayar Kuliah Mandiri Tanpa Ulur Tangan Ortu]

 

beasiswa ke luar negeri

 

 

Tak usah sungkan dengan pekerjaan ini. Banyak cerita orang-orang top di negeri ini yang dulunya saat kuliah sempat bekerja jadi kuli kasar. Sebut saja Andreas Diantoro yang sekarang jadi Presdir Microsoft Indonesia dulunya pernah bekerja sebagai tukang angkut sampah saat kuliah di Inggris.

 

5.Jadi asisten dosen

Cobalah peluang jadi asisten dosen. Tentunya ini mensyaratkan otak yang encer dan skill pedekate dengan dosen di kampus. Selain dapat duit, pekerjaan ini bisa menjadi nilai tambah tersendiri dalam curriculum vitae. Lagi pula, jadi asisten dosen termasuk profesi yang bergengsi.

 

Nilai tambah lainnya adalah pekerjaan ini menopang pendidikan kita selama menuntut ilmu. Jadi asisten dosen memacu kita untuk terus belajar lebih baik lagi karena status itu jadi motivasi tersendiri.

 

6. Menulis di jurnal ilmiah

Yang namanya jadi mahasiswa, hukumnya wajib menulis. Nah, kewajiban ini jangan dianggap sebagai beban, justru sebaliknya bisa jadi sumber penghasilan. Terlepas dari berapa duit yang bisa diperoleh dari menulis di jurnal ilmiah itu, fokus utamanya adalah ‘self branding’.

 

Yup, kebiasaan dan kerajinan menulis di jurnal ilmiah membawa implikasi positif terhadap ‘branding’ diri sendiri. Jika banyak karya tulis yang dimuat di jurnal, pastinya kita lebih banyak dikenal di kalangan civitas akademisi.

 

Strategi ini bisa menjaring ‘pendapatan’ baru lagi dari aktivitas menulis. Sebut saja mendapat tawaran riset dari teman-teman atau kampus. Lumayan toh dapat proyek riset yang nilainya cukup besar. Apalagi jika riset itu sesuai dengan kapasitas keilmuan kita.

 

beasiswa ke luar negeri

 

 

Itulah sebagian strategi yang bisa ditempuh jika beasiswa yang didapat tak meliputi semua biaya. Yang perlu ditekankan di sini, jangan jadikan masalah kekurangan biaya sebagai alasan menolak mengambil tawaran beasiswa itu.

 

Lagi pula ingat pepatah, banyak jalan menuju Roma. Artinya, tetap ada jalan mendulang duit selama menuntut ilmu di negeri orang. Atau kamu bisa menambahkan tipsnya?

 

 

 

Image credit:

  • http://www.nesoindonesia.or.id/files-and-image/image/text/stunedday2013.JPG
  • http://www.rmol.co/images/berita/normal/40718_12134730062015_BI.jpg
  • http://www.hanoitc.com.vn/images/ptb-jisun-cafe-bts3.jpg

Posting Komentar untuk "Dapat Beasiswa ke Luar Negeri, Tapi Tak Cakup Semua Biaya? Ini Tips Genapi Biaya Tambahannya!"