Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peredam Bunyi “Duk” Saat Amplifier Dihidupkan

amplifier pertama kali dihidupkan seringkali ada dan terjadi Peredam bunyi “duk” ketika amplifier dihidupkan
Suara “duk” (suara hentakan awal pada speaker) ketika sebuah audio-amplifier pertama kali dihidupkan seringkali ada dan terjadi. Ini bahu-membahu bukanlah suatu tanda kerusakan, ini hal yang biasa ada pada rancangan umum amplifier terutama sistem OTL dan sebagian pada sistem OCL.  Banyak amplifier berkwalitas dari merek-merek populer juga ibarat itu.
Semua amplifier OTL menerapkan penggunaan kondensator kopel berkapasitas besar di jalur outputnya, maka tidak sanggup tidak bunyi hentakan awal pada speaker niscaya akan ada dan niscaya akan terdengar.
Sepintas wacana amplifier OTL telah dijelaskan sebelumnya dalam : Memperbaiki Amplifier OTL .

Pada rancangan amplifier sistem OCL yang lebih maju, permasalahan ini biasanya sudah diperhitungkan dan dibentuk semoga terjadi pada tingkat yang sangat minim bahkan nyaris tidak ada.  Tetapi pada rancangan yang berpola standar hal ini akan selalu ada dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja.
Meskipun wajar, namun ada kalanya hal ini menjadi salah satu penyebab rusaknya speaker, terutama speaker berdaya rendah bila disambungkan kepada amplifier yang di luar ketentuan spesifikasinya.
Selain itu hal ini juga sering dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu, alasannya itu banyak orang telah berfikir bagaimana semoga bunyi “duk” ini ditiadakan saja sehingga akan terasa lebih nyaman ketika pertama kali menghidupkan perangkat audio-amplifier.

Cara paling gampang untuk meredam bunyi hentakan awal ini yaitu dengan menciptakan sebuah rangkaian delay (penunda) penyambungan antara amplifier dengan speaker.
Penundaan penyambungan antara amplifier dengan speaker ini hanya terjadi pada ketika amplifier pertama kali dihidupkan saja dan hanya berlangsung selama beberapa detik. Dengan cara ibarat ini bunyi hentakan awal pada speaker sanggup ditiadakan (tidak dimunculkan pada speaker).

Rangkaian peredam bunyi hentakan awal pada speaker.

amplifier pertama kali dihidupkan seringkali ada dan terjadi Peredam bunyi “duk” ketika amplifier dihidupkan

Daftar komponen :
R1 = 10k atau 12k (bisa dipilih)
R2 = 3k9
R3, R4 = 100Ω / 2W
C1 = 1000µF / 10V
C2 = 1000µF / 25V
D1 = 1N4002
D2 = 1N4148
D3 – D6 = 1N4002
T1 = BC547
T2 = BD139
Trf1 = 0-12V, 350mA
F1, F2 = fuse/sikring kecil 2A
Ry1 = Relay 12V coil, 8 pin.

Rangkaiannya cukup sederhana, hanya melibatkan sedikit komponen. Rangkaian memakai suplai 12V DC sehingga memungkinkan juga untuk diterapkan pada perangkat audio kendaraan beroda empat atau perangkat audio yang memakai tegangan suplai 12V.
T1 dan T2 membentuk rangkaian darlington dengan penguatan tinggi, dimaksudkan semoga proteksi arus kepada basis cukup kecil saja sehingga untuk R1 sanggup memakai resistor dengan nilai resistansi yang besar.  Resistor bernilai Ohm besar tidak akan memerlukan kondensator (C1) yang terlalu besar untuk membentuk sirkit R-C sebagai penentu pewaktuan delay.  Di sini R1 – C1 merupakan sirkit R – C yang memilih pewaktuan delay.  Adapun R2 berfungsi utama untuk mengosongkan muatan C1 ketika rangkaian dalam keadaan off, namun R2 juga mempengaruhi pewaktuan delay alasannya keberadaannya membagi tegangan contoh bagi pewaktuan delay.
Dengan nilai komponen yang disertakan pewaktuan delay akan berlangsung sekitar 3 detik, cukup untuk membiarkan bunyi “duk” lewat terlebih dahulu sebelum kemudian speaker disambungkan kepada output amplifier oleh relay.
Untuk memperpanjang pewaktuan delay sanggup dilakukan salah satu dari beberapa cara, yaitu memperbesar R1, memperbesar C1, atau memperkecil R2.
Akan tetapi tetap ada batasannya. Memperbesar R1 atau memperkecil R2 dilarang terlalu ekstrim alasannya sanggup berekses kinerja rangkaian akan menjadi tidak lagi mantap.

Relay yang digunakan yaitu relay dengan kontak ganda alasannya perkiraan bahwa rangkaian akan digunakan untuk amplifier stereo. Jika rangkaian hendak digunakan untuk amplifier mono maka sanggup digunakan relay dengan kontak tunggal.
Mudah-mudahan sambungan pin relay yang diterakan pada gambar tidak menjadi masalah.
Jika ada yang belum terperinci wacana sambungan pin-pin relay silahkan ikuti terlebih dahulu : Mengenal Relay .

R3 dan R4 dipasang hanya apabila rangkaian digunakan untuk amplifier OTL. R3 dan R4 berfungsi meng-ground-kan elektroda negatif dari kondensator kopel tingkat final amplifier OTL semoga segera terisi penuh. Jika kondensator telah terisi penuh maka elektroda negatifnya akan berpotential nol Volt DC terhadap ground, dalam keadaan ini apabila kepadanya kemudian disambungkan speaker maka tidak akan lagi terdengar bunyi hentakan “duk”.

F1 dan F2 boleh dipasang boleh tidak, tetapi bila dipasang akan lebih baik sebagai pengaman perhiasan bagi speaker.
Pada penggunaan yang berlama-lama, T2 sebaiknya diberi keping pendingin tambahan.

Untuk power-supply sanggup digunakan transformator tersendiri atau sanggup juga mengambil tegangan AC 12V dari pecahan khusus sekunder transformator utama pada amplifier (jika ada). Transformator tertentu yang diperuntukkan untuk audio-amplifier banyak yang menyediakan tap perhiasan tegangan AC 12V ini.

Sebagai pecahan akhir, perlu diingatkan di sini bahwa rangkaian ini bukanlah rangkaian “speaker-protector”. Rangkaian speaker-protector yang biasa diperuntukkan bagi amplifier-amplifier OCL berdaya besar yaitu pecahan yang lain lagi, ulasannya mungkin akan ada di lain kesempatan.

Happy Soldering!

Posting Komentar untuk "Peredam Bunyi “Duk” Saat Amplifier Dihidupkan"