Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memanfaatkan Efek Akustik Ruang Indera Pendengaran

Ada orang yang mengeluhkan bahwa bunyi bass amplifier-nya terdengar kurang “bulat”, padahal semuanya OK.
Amplifier-nya memiliki daya output tidak mengecewakan besar dan speakernya pun mendukung. Tetapi dia tidak puas dengan alhasil dan mencicipi seolah masih ada sesuatu yang kurang.
Apa saja sebetulnya penyebab bunyi bass menjadi tidak maksimal dan bagaimana mengupayakannya supaya lebih maksimal?

Suara bass berasal dari getaran speaker pada nada-nada rendah, umumnya antara frekwensi 20Hz sampai sekitar 300Hz. Sedangkan range nada-nada rendah ini bukanlah range terbaik yang bisa ditangkap oleh indera pendengaran manusia, range terbaiknya ialah pada nada-nada tengah. Karena itu untuk bass diharapkan penonjol, dan hal ini biasanya didapatkan dari peresonansian udara di dalam box speaker sehingga menjadikan imbas bunyi bass menjadi terdengar lebih kuat.
Tidak cukup hanya mengandalkan resonansi box speaker, faktor akustik ruangan sebetulnya sanggup juga dimanfaatkan untuk mendapat imbas lebih penguatan bass. Sebelum membahas wacana bagaimana caranya, perhatikanlah terlebih dahulu yang berikut ini :

Ada orang yang mengeluhkan bahwa bunyi bass amplifier Memanfaatkan Efek Akustik Ruang Pendengaran

Gambar (A) menawarkan dua speaker yang membrannya sedang bergetar berbarengan dalam nada-nada rendah. Ketika ayunan sinyal audio sedang mencapai positif, membran kedua speaker akan terdorong keluar secara bersama-sama. Ketika ayunan sinyal berbalik ke arah negatif, membran kedua speaker akan serempak terdorong ke arah dalam. Dengan cara menyerupai itu terciptalah hembusan-hembusan angin satu arah pada setiap speaker (dapat dirasakan pada lubang angin di masing-masing box speaker).
Gambar (B) menawarkan dua speaker yang membrannya bergetar saling berlawanan. Apabila ayunan sinyal audio sedang positif, satu speaker membrannya terdorong ke luar, sedang satunya lagi membrannya terdorong ke dalam. Dengan cara menyerupai itu tercipta juga hembusan-hembusan angin pada setiap speaker, tetapi tidak serentak menyerupai yang terjadi pada gambar (A).

Dari dua cara speaker-speaker tersebut bergetar, manakah yang lebih menjadikan imbas penguatan bunyi bass?

Ternyata ialah cara menyerupai pada gambar (B).
Udara yang terdorong masuk-keluar secara bersamaan mengakibatkan pantulan-pantulan nada rendah di ruang pendengaran lebih banyak berada pada fase yang sama. Tetapi udara yang terdorong masuk-keluar tidak secara bersamaan mengakibatkan pantulan-pantulan lebih sanggup berbeda fase antara satu dengan lainnya. Ini berefek seolah bunyi lebih besar.
Pada nada-nada rendah, selain resonansi, pantulan juga sangat memegang peranan penting dalam menghasilkan imbas penguatan.

Karena itu penyusunan speaker yang lebih berefek bunyi bass lebih baik ialah sebagai berikut :

Ada orang yang mengeluhkan bahwa bunyi bass amplifier Memanfaatkan Efek Akustik Ruang Pendengaran

1.Dalam susunan stereo (dengan kedua speaker berjenis sama), untuk speaker pertama output + (plus) dari amplifier disambungkan ke terminal + (plus) speaker dan output – (min) amplifier disambungkan ke terminal – (min) speaker.
Untuk speaker kedua penyambungan dibalik. Output + amplifier disambungkan ke terminal min speaker dan output min amplifier disambungkan ke terminal + speaker.
Dengan rujukan penyambungan menyerupai ini diharapkan akan banyak tercipta perbedaan fase pantulan di dalam ruang pendengaran sehingga antara satu pantulan dengan pantulan lainnya menjadi saling menampakkan sampai berdampak seolah menguatkan.

Penyusunan ini akan baik bila :
-Speaker beserta box-nya memiliki kwalitas yang baik, terutama dalam menghasilkan nada-nada rendah
-Berada di ruangan yang tidak terlalu luas
-Kedua speaker diletakkan berdasarkan metode penempatan speaker stereo yang wajar, lihat ulasannya dalam Cara menempatkan speaker stereo yang baik .

-Jika terdapat tembok di belakang kedua speaker, sebaiknya box yang dipakai ialah yang memiliki lubang udara di belakang, bukan yang lubang udaranya di depan.
-Kedua speaker tidak diletakkan tinggi di atas lantai.

Namun rujukan penyambungan menyerupai ini mungkin (dalam beberapa kasus) berdampak berkurangnya ketegasan gosip stereo. Cara yang sanggup ditempuh untuk mengatasi hal ini ialah dengan menciptakan pemisahan 2-way atau 3-way. Jadi, speaker-speaker yang disambungkan dengan polaritas saling terbalik itu hanyalah speaker-speaker khusus penghasil nada-nada rendah (speaker sub-woofer). Speaker-speaker sub-woofer sanggup ditaruh di lantai dengan posisi lubang udara menghadap ke tembok atau menghadap ke satu sudut ruangan. Sedangkan speaker-speaker yang menyuarakan nada-nada tengah dan tinggi terpasang secara normal (tanpa ada pembalikkan polaritas sambungan) dan diletakkan agak tinggi sedemikian rupa, sehingga posisi membrannya kira-kira sejajar dengan indera pendengaran pendengar.

2.Dalam susunan tunggal/tersendiri di mana terdapat dua speaker di dalam satu box (misalnya box sub-woofer kusus yang berisi dua speaker) terminal-terminal kedua speaker disatukan (diparalel) namun dalam posisi polaritas yang saling terbalik. Lihat gambar berikut ini :



Demikianlah wacana memanfaatkan imbas akustik ruang pendengaran .
Apa yang diulas berlaku bagi segala jenis speaker woofer atau full-range, dan juga berlaku bagi segala tipe amplifier (OTL, OCL, atau BTL).

Karakter nada-nada rendah bass memang unik, sebagian sanggup didengar oleh telinga, tetapi sebagian lagi sanggup juga “dirasakan” pada penggalan badan sebagai getaran dan hentakan di dada.
Sesungguhnya bunyi bass yang “bulat” itu ialah bunyi bass yang utuh, yaitu yang sanggup didengar dan sanggup pula dirasakan...


Happy trying!

Posting Komentar untuk "Memanfaatkan Efek Akustik Ruang Indera Pendengaran"