Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memperbaiki Charger Hp

 Jika segala sesuatu ukurannya selalu perihal harga dan uang tentu saja akan ada perkataan Memperbaiki Charger HP
“Memperbaiki charger HP? Untuk apa? Kalau rusak buang saja, harganya kan murah...”
Jika segala sesuatu ukurannya selalu perihal harga dan uang tentu saja akan ada perkataan ibarat itu. Tetapi apabila yang dikedepankan yaitu ilmu, pelajaran dan pengalaman khas di dalam bidang elektronik maka perkataan ibarat itu tentu tidak akan ada.
Tulisan ini dibentuk untuk tujuan itu, lantaran di dunia elektronik tidak semuanya hanya menyangkut urusan harga dan uang.
Mudah-mudahan apa yang akan diulas di sini masih memiliki nilai positif dan masih mengandung manfaat.

Sistem charger HP (hand-phone) atau perangkat seluler.
Dahulu, di awal beredarnya HP di Indonesia kebanyakan charger HP menerapkan sistem transformator daya kecil dengan dioda-dioda penyearahnya (sistem penyearahan gelombang penuh pada frekwensi listrik 50-60Hz).
Namun dalam perkembangannya isu terkini kemudian berganti. Kini, rata-rata charger HP atau perangkat seluler sudah menerapkan sistem “switching-mode power-supply” (SMPS).
SMPS yaitu sistem power-supply yang lebih efisien dibandingkan dengan sistem penggunaan transformator daya konvensional 50-60Hz.
Di dalam charger HP yang banyak beredar rangkaian SMPS yang digunakan cukup sederhana, berikut ini yaitu dua teladan di antaranya :

 Jika segala sesuatu ukurannya selalu perihal harga dan uang tentu saja akan ada perkataan Memperbaiki Charger HP

Pada dasarnya SMPS yaitu rangkaian yang berosilasi pada frekwensi tinggi (beberapa puluh kHz atau bahkan lebih). Hasil osilasi itu berupa sinyal sinus yang cukup kuat, kemudian ditransfer oleh sebuah transformator berinti ferit sebagai tegangan keluaran sekunder. Tegangan itu berbentuk AC, kemudian disearahkan oleh dioda dan diratakan oleh sebuah kondensator perata, maka tegangan inilah yang kemudian dijadikan sebagai tegangan output DC (Vout) untuk digunakan sesuai keperluannya.

Pada gambar di atas diperlihatkan dua teladan model rangkaian charger HP yang banyak beredar di pasaran. Gambar (A) mengatakan teladan rangkaian dengan satu transistor, ini yaitu yang paling sederhana. Gambar (B) yaitu teladan rangkaian dengan dua transistor, rangkaian ini memiliki fungsi yang lebih lengkap, lantaran itu yang akan dijelaskan di sini yaitu rangkaian pada gambar (B) ini.
Lihat gambar (B), rangkaian mendapat suplai tegangan dari AC 220V yang pribadi disearahkan oleh dioda bridge D1-D4, hasil penyearahannya lebih tepat dari pada rangkaian pada gambar (A) lantaran menerapkan penyearahan gelombang penuh.
Untuk mengerti perihal ini silahkan ikuti ulasan detilnya dalam : Penyearahan gelombang penuh dengan kondensator perata .
T2 (biasanya tipe 13001 atau semisalnya) berperan sebagai osilator yang berosilasi lantaran mendapat umpan-balik positif dari pin 3 trf1 melalui C3 dan R3. Sementara itu D5 menyearahkan sebagian tegangan ac dari pin 3 trf1 menjadi tegangan DC negatif, kemudian diratakan oleh C2.
Apabila tegangan negatif di antara anoda D5 dan basis T2 telah mencapai tegangan zener Z1 (lebih sedikit), maka Z1 akan menghantar. Menghantarnya Z1 akan meredam sinyal pada basis T2 sehingga level tegangan ac hasil osilasi menjadi dibatasi olehnya. Dengan cara ibarat ini tegangan output dipertahankan pada level yang telah ditentukan, di mana level ini tergantung dari tegangan zener Z1.

T1 (biasanya tipe C945, C1815 atau semisalnya) bertugas mendeteksi tegangan pada R6. Ketika tegangan pada R6 ini membesar berarti T2 telah bekerja sampai dilalui arus yang besar pula (R6 yaitu rangkaian resistor emitor dari T2). Biasanya ini terjadi bila rangkaian dibebani penarikan arus yang cukup besar (overload).
Setiap kali tegangan telah mencapai level yang kira-kira setara dengan tegangan pengaktif bagi basis-emitor T1 maka T1 akan menghantar dan meng-ground-kan basis T2. Akibatnya kerja T2 menjadi terkurangi secara drastis, yaitu pada ketika ayunan tegangan positif pada R6 telah melebihi batas yang ditentukan.
Pembatasan oleh T1 ini ditentukan oleh besarnya nilai R6 (biasanya sekitar 10Ω).

Kerusakan umum charger HP.
Di antara kerusakan yang umumnya sering terjadi yaitu :
1.Tegangan output ada (lampu indikator menyala) tetapi ketika digunakan charging tegangan menjadi drop, di HP terlihat pemberitahuan bahwa charging terputus kemudian berganti dengan charging tersambung, kemudian berganti lagi terputus (terus menerus berganti-ganti).
2.Mati total (lampu indikator tidak menyala).

Kerusakan pada poin pertama sanggup disebabkan dua hal : kabel yang sudah buruk atau ada elco di dalam rangkaian SMPS yang sudah rusak/kering.
Kabel penghubung antara charger dengan HP apabila sudah buruk sanggup menimbulkan hal ibarat itu. Sebaiknya kabel dilepas kemudian diperiksa kedua pecahan kabel di dalamnya dengan memakai Ohm-meter X1 atau X10, apakah ada salah-satunya yang kadang tersambung kadang tidak. Sambil menempelkan kedua tuas tester pada setiap pecahan ujung dari satu pecahan kabel dalam, kabel itu digoyang-goyangkan atau ditarik-ulur biar terperinci bahwa di pecahan itu memang kadang tersambung kadang tidak.
Apabila ternyata masih tersambung meskipun sudah digoyang-goyangkan atau ditarik-ulur, maka investigasi dilakukan terhadap pecahan kabel dalam yang satunya lagi dengan cara ibarat itu juga.
Apabila kabel ternyata memang sudah buruk maka diganti dengan yang masih baik.
Apabila ternyata masih anggun maka investigasi dilakukan ke tahap berikutnya.

Elco yang rusak juga sanggup menimbulkan tanda-tanda ibarat yang disebutkan di atas. Yang paling sering rusak yaitu elco C1 (biasanya berkapasitas 2,2µF/400V).  Elco yang rusak secara fisik akan terlihat pecahan atasnya menggelembung (gendut) atau pecahan bawahnya (setelah dicabut) terlihat ada kotoran bekas cairan elektrolit elco yang bocor keluar dan telah mengering. Tetapi biar lebih niscaya sebaiknya elco ini dicabut dan ditest dengan AVO-meter.
Ketika melaksanakan penggantian terhadap C1 sebaiknya C2 juga diganti (nilai kapasitasnya antara 0,33...1µF/50V).
C5 juga mungkin saja rusak. Kerusakan umum C5 yaitu kapasitasnya yang menyusut akhir cairan elektrolit di dalamnya sudah mulai mengering atau tidak berfungsi sama sekali. Kerusakan C5 akan berakibat turunnya tegangan output (Vout) sehingga proses charging menjadi tidak stabil.

Kerusakan pada poin kedua sanggup disebabkan majemuk hal, antara lain : Kabel putus di dalam, R1 atau R2 rusak (putus), trf1 rusak atau rusaknya T2 beserta komponen-komponen lainnya.
R1 yang nilainya 1Ω/0,25W biasanya rentan rusak lantaran ia juga berfungsi sebagai fuse. Resistor itu sanggup pribadi ditest tanpa harus mencabutnya dengan AVO-meter pada posisi Ohm X1.
R2 yang putus harus ditest dengan mencabutnya terlebih dahulu dari rangkaian, kemudian dilakukan pengetesan dengan memakai AVO-meter pada posisi Ohm X100k, pastikan bahwa ia tidak putus atau nilainya tidak melenceng jauh.
Apabila R2 ternyata tidak rusak, kemungkinan kerusakan pada T2.
Rusaknya T2 biasanya disertai dengan kerusakan pada komponen-komponen yang lain ibarat R1, R5, R6, Z1 atau sering juga D1...D4 dan T1 ikut rusak. Komponen-komponen itu perlu ditest satu-persatu. Yang sudah rusak diganti dengan yang masih baik dan yang masih anggun dikembalikan ke posisinya semula.
Jika semua komponen itu sudah dipastikan tidak ada yang rusak tetapi charger masih belum berfungsi secara normal (Vout tidak ada), maka kemungkinan paling besar selanjutnya yaitu bahwa trf1 sudah rusak. Gantilah dengan tipe yang sama yang masih berfungsi normal (hasil cabutan atau lainnya). Perhatikanlah pola susunan sambungan dari pin-pin-nya harus sama (lihat gambar rangkaian di atas), lantaran transformator ferit ibarat ini tidak semuanya berpola sama meskipun secara fisik bentuknya mirip.

Sampai di sini, usailah ulasan singkat perihal Memperbaiki Charger HP .
Mungkin ada yang sanggup disimpulkan dari hal ini, bahwa ternyata memang tidak ada sesuatupun yang patut untuk disepelekan.
Apapun bila diselami, tidak ada yang tidak mengasyikkan...

Happy repairing!

Posting Komentar untuk "Memperbaiki Charger Hp"