Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perlu Gak Sih Kasih Bonus Selain Uang Jajan untuk Anak?

Beri uang jajan untuk anak sepertinya sudah jadi keharusan. Apalagi ketika anak sudah beranjak remaja. Tentunya mereka ingin mengelola sendiri. Mereka menuntut orangtua memberikan yang sudah menjadi haknya. Soal penggunaannya, mereka ingin memonopoli.

 

Wajar sih atas tuntutan itu. Terlebih, mereka memang sudah saatnya diberi tanggung jawab mengelola uang jajannya. Isunya bukan pada besar-kecilnya jatah uang jajan, tapi lebih pada cara me-manage uang.

 

Inilah yang jadi pro-kontra di antara orangtua. Yang pro pasti beralibi memberikan uang jajan secara tak langsung mengajarkan pada buah hati sebagai kesempatan mengajarkan tanggung jawab pengelolaan keuangan secara mandiri. Alhasil, mereka lebih sreg memberi tunjangan uang jajan secara bulanan.

 

Sementara yang kontra berdalih uang jajan bisa membuat anak tenggelam dalam gaya hidup yang boros. Ditambah lagi khawatir bakal terus-terusan meminta uang setelah merasakan ‘dahsyatnya’ manfaat uang bagi mereka. Opsinya, uang yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan.

 

[Baca: Stop Borosin Uang Jajan untuk Beli Makanan yang Bisa Dibuat Sendiri]

 

 

Masing-masing pendapat sah-sah saja. Sekarang tinggal bagaimana merumuskan agar anak mampu mengelola jatah uang yang menjadi haknya itu secara optimal. Utamanya, mengajarkan anak mengelola keuangan sehingga bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.

 

Sebagai jalan tengah dari pendapat pro-kontra soal tunjangan uang bulanan, ada baiknya diberikan secara bertahap dulu. Bisa per hari, per minggu, dan per bulan. Makin piawai dia me-manage uang saku, berarti membuktikan bisa dipercaya untuk memegang uang dalam porsi lebih besar lagi.

 

uang jajan untuk anak

Punya buah hati harus perduli dengan pendidikan mentalnya ya ayah, ibu, jangan sibuk kerja atau arisan aja ya

 

 

Ini juga diartikan anak makin terampil dalam urusan keuangan. Ketika pun dia pernah melakukan kesalahan, hindari untuk buru-buru memvonis. Kesalahan adalah bagian dari belajar. Lebih baik dicermati sejauh mana kesalahan itu memberinya pelajaran agar tak terulang di kemudian hari.

 

[Baca: Begini Cara Mendidik Anak dalam Soal Keuangan]

 

 

Tinggal keputusannya, seberapa besar layaknya uang yang bisa diberi ke anak? Selain itu, bagaimana cara pemberiannya apakah harian, mingguan atau bulanan?

 

Tentu setiap orangtua punya pertimbangan masing-masing baik dari segi waktu maupun cara pemberiannya. Tinggal dilihat keterampilannya dalam mengelola. Bila sudah mampu bertanggung jawab mengelola, bukan masalah memberikan secara periodik dalam waktu mingguan atau bulanan.

 

Sebenarnya paling mudah adalah mengkalkulasi kebutuhannya selama sebulan. Semua biaya yang menyangkut pengeluarannya selama sebulan dimasukkan sebagai item, termasuk uang pulsa. Abege sekarang pasti sudah pegang ponsel.

 

Alhasil, kalkulasi itu akan menentukan porsi yang pas dengan kondisi si anak saat ini. Selalu diusahakan agar porsi jatahnya lebih sehingga memudahkan si dia mengaturnya.

 

uang jajan untuk anak

Abege zaman sekarang banyak maunya, kalau buat yang positif gak apa-apa deh! 

 

 

Di bawah ini ada beberapa input untuk membantunya terampil mengelola uang:

 

1. Tetapkan tanggal yang sama setiap memberi jatah bulanan. Ini akan merangsang anak membuat perencanaan yang matang dalam mengelola keuangan.

2. Meski diberi kebebasan dalam mengatur keuangan, tapi tak ada salahnya mengajak anak diskusi bagaimana memaksimalkan uang yang ada. Ini sudah menjadi kewajiban sebagai orangtua untuk mendampingi.

3. Tegas tidak memberikan uang tambahan jika sudah habis sebelum waktunya. Anak akan paham tidak akan ada tambahan duit lagi sehingga memaksanya untuk berhemat. Tapi jangan juga terlalu kaku. Bila anak mampu menunjukkan bukti ada pengeluaran tambahan yang benar-benar diperlukan, bisa saja permintaannya dikabulkan.

4. Tak ada salahnya memberi bonus tambahan sebagai penghargaan bila mampu berhemat sekian rupiah dalam sebulan. Atau bisa juga siap memberi ganjaran untuk menggenapkan tabungannya jika punya rencana membeli sesuatu yang dibutuhkan, katakanlah sepeda.

 

[Baca: Patutkah Beri Upah ke Anak Jika Melakukan Pekerjaan Rumah]

 

 

5. Ajarkan anak untuk tahu dampak buruk hidup konsumtif. Dengan begitu, sejak dini anak akan tahu gaya hidup boros itu bakal menyulitkan di kemudian hari.

6. Sarankan dia untuk punya tabungan sendiri. Ini juga menjadi media yang baik mendidik anak mengenal lembaga keuangan.

 

[Baca: Manfaat Mengajak Buah Hati Buka Tabungan di Bank]

 

 

Belajar bertanggung jawab dan terampil mengelola uang. Dua hal itu bisa didapat sekaligus dengan mempercayakan anak yang beranjak remaja mengatur uangnya sendiri. Secara tak langsung, kita sudah mengajarkan bagaimana menjadi pribadi yang sukses di masa depan.

 

uang jajan untuk anak

Anak-anak siapa sih nih, keren banget prestasinya! Gitu dong, jangan cuma sibuk gaul ya sis, bro!

 

 

Maksud sukses di sini bukan diidentikkan dengan banyak uang lho ya, tapi lebih pada perilaku menggunakan uang. Bila sejak dini dia sanggup menunjukkan kebiasaan berhemat, cerdas dalam membelanjakan uang dan rajin menabung, itu jadi modal dia kelak menjadi pribadi yang berkualitas.

 

 

 

Image Credit:

  • http://strategi5.com/wp-content/uploads/2015/06/ayotabung.jpg
  • https://mymindmyfreedom.files.wordpress.com/2012/07/44.jpg
  • http://cdn-2.tstatic.net/surabaya/foto/bank/images/mahasiswa-jurusan-manajemen-bisnis-internasional-universitas-ciputra-surabaya_20150630_223746.jpg

 

Posting Komentar untuk "Perlu Gak Sih Kasih Bonus Selain Uang Jajan untuk Anak?"