Kredit Multiguna atau Kredit Renovasi Rumah: Yang Mana Bisa Jadi Solusi Dana Renovasi Rumah?
Musim hujan sudah tiba. Mulai ketahuan deh bocor di sana sini. Bisa karena faktor umur lantaran lapuk di makan usia atau sebab lain. Eh, setelah diperhatikan lagi malah menemukan retak-retak di dindin, cat mengelupas, dan struktur bangunan yang tak simetris lagi.
Enggak ada jalan lain kecuali renovasi rumah. Bagi yang punya simpanan besar tentu bukan masalah soal biaya. Beda yang lagi cekak saldo rekeningnya, mau enggak mau perlu alternatif mendapat suntikan dana agar rumah kembali bugar.
Tenang bro! Ada solusinya dengan mencari pinjaman ke bank. Ada banyak varian produk yang disediakan bank bagi yang berniat renovasi rumah. Secara garis besar terdapat dua jenis pembiayaan atau kredit renovasi rumah.
Yang dimaksud di sini adalah kredit multiguna dan kredit renovasi. Keduanya sama-sama bisa menjadi jawaban akan kebutuhan dana untuk renovasi rumah yang sifatnya sudah mendesak. Mendesak dong kalau atap sudah tak sanggup lagi membentengi dari hujan!
Kredit Multiguna dan Kredit Renovasi
Hampir semua bank punya produk kredit multiguna. Sesuai namanya, kredit ini memang diperuntukkan untuk berbagai keperluan sampai yang bersifat konsumtif. Entah itu pendidikan anak, kesehatan, beli mobil dan lain sebagainya. Dan tentunya untuk biaya renovasi rumah.
Kredit multiguna bisa dimanfaatkan untuk apa saja loh, salah satunya untuk renovasi rumah
Lewat produk ini, dana yang bisa diajukan mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 2 miliar. Pokoknya silakan tentukan sendiri di rentang plafon itu. Tenornya pun juga bebas. Mau setahun, dua tahun, atau ada yang sampai belasan tahun.
[Baca: Bedanya Kredit Multiguna dan KTA]
Bunga pun juga bervariasi antara 9-12%. Rata-rata bank menerapkan suku bunga tetap mulai 6 bulan sampai maksimal dua tahun. Lewat dari waktu itu maka berlaku suku bunga floating. Suku bunga yang tinggi merupakan nilai minus dari kredit multiguna. Tapi sisi plusnya, agunannya tak hanya tanah atau bangunan saja tapi bisa pakai kendaraan. Tambahan lagi, kredit multiguna bisa dicairkan 100% sesuai kebutuhan.
Bagaimana dengan kredit renovasi? Pada prinsipnya mirip-mirip. Hanya bedanya kredit renovasi dikenakan bunga lebih rendah, tenor lebih panjang, dan plafon yang lebih besar dari kredit multiguna. Ini bisa jadi sektor keunggulan kredit renovasi.
Tapi tetap ada kelemahannya yakni soal agunan. Ketika memilih produk ini, maka secara otomatis yang jadi agunan adalah rumah yang hendak direnovasi. Praktis tak seleluasa kredit multiguna.
Kelemahan berikutnya adalah besaran dana yang dicairkan 80% dari kebuturan RAB (Rencana Anggaran Bangunan) renovasi rumah. Sisanya mau enggak mau ditanggung sendiri.
Kredit renovasi mengharuskan rumah yang akan direnovasi sebagai agunan
Tentukan Skala Prioritas Renovasi Rumah
Ketika renovasi rumah sudah mendesak, jangan buru-buru ke bank. Jawab dulu pertanyaan renovasi apa yang hendak dilakukan. Urutkan berdasarkan skala prioritas bukan keinginan. Pasalnya, ini menentukan perkiraan kebutuhan dana renovasi. Bila sekadar memperbaiki atap yang bocor, tak perlu tergoda ganti pagar atau menambah kamar mandi.
Secara umum, ada empat pos kebutuhan dana yang mesti disiapkan bila merenovasi rumah. Pertama adalah perizinan. Ketika renovasi rumah mengubah bentuk dari sebelumnya, maka perlu biaya izin IMB (izin mendirikan bangunan) ke kantor keluarahan.
Kedua adalah pos biaya tukang atau kontraktor. Agar mendapat nilai yang kompetitif, sebaiknya menghimpun informasi seputar jasa tukang atau kontraktor lebih dari satu. Kalkulasi juga apakah renovasi itu pakai borongan atau harian dengan mempertimbangkan plus dan minusnya.
Ketiga adalah biaya material. Besarannya sangat tergantung dari lingkup renovasi dan pilihan material. Jika menggunakan yang berkualitas tentu saja harganya lebih mahal. Tapi kalau mau praktis, bisa saja menyerahkan urusan ini ke jasa tukang atau kontraktor. Biasanya mereka sudah punya channel sehingga bisa lebih murah.
Keempat adalah biaya tak terduga. Lebih baik sisihkan sebagian dana untuk biaya tak terduga yang porsi amannya di kisaran 20%. Misalnya saja untuk kebutuhan material atau masa pengerjaan yang ternyata lebih lama dari perencanaan. kan enggak elok renovasi rumah enggak tuntas 100%. Malah blentang blentong jadinya.
Tentukan dulu seberapa besar renovasi rumah dan bikin hitung-hitungan kasarnya
Setelah dapat kalkulasi anggarannya, barulah tentukan dari mana sumber dana. Bila memang renovasi sudah mendesak dan tak bisa ditunda lagi, baru opsi pinjam ke bank dipilih ketika besaran angkanya tak ter-cover tabungan.
Hanya yang perlu digarisbawahi, kredit multiguna atau renovasi rumah masuk golongan kredit konsumtif. Jangan main asal pinjam saja karena kalau serampangan bisa membuat keuangan keluarga berantakan.
[Baca: Perhatikan Dulu Poin Ini Sebelum Ambil Pinjaman Bank]
Ingat-ingat lagi kamus perencanaan keuangan di mana total cicilan kredit jangan sampai lewat 30% pendapatan. Ketika masih ada kewajiban cicilan rumah, kartu kredit, dan mobil, yang ternyata menggerus 30% pendapatan, sebaiknya tunda dulu kredit renovasi rumah.
Image Credit:
- https://informasiindonesia.files.wordpress.com/2014/02/kredit-renovasi-rumah-tidak-perlu-konsultan.jpg
- http://www.popeti.com/berita/wp-content/uploads/2015/08/1.-Jaminan-KPR-Inden-Diperluas-2.jpg
- http://www.desainrumahidamanku.xyz/wp-content/uploads/2015/02/Cara-Renovasi-Rumah-Tipe-36.jpg
Posting Komentar untuk "Kredit Multiguna atau Kredit Renovasi Rumah: Yang Mana Bisa Jadi Solusi Dana Renovasi Rumah?"