Punya Karir Tidak Berkembang Jangan Buru-Buru Resign, Refleksi Diri Dengan Cara Ini
Di mana-mana, bila sebuah keputusan diambil dengan cara tergesa-gesa pasti hasilnya mengecewakan. Hal ini juga berlaku dalam urusan karir. Ketika merasa jadi orang paling menderita di kantor karena enggak pernah kebagian promosi, bikin surat resign bukan satu-satunya solusi.
[Baca: Hindari Ambil Keputusan Resign Sebelum Jawab Pertanyaan Ini]
Ada baiknya itu menjadi cerminan. Kira-kira apa yang salah sehingga promosi selalu meleset terus-terusan.
Justru malah karyawan baru yang baru seumuran jagung malah dapat posisi yang seharusnya kita duduki. Gemes dong. Rasanya kepengen banget nyebur sumur!
Sudah, enggak perlu lama-lama meratapi nasib. Cara itu enggak bakal mengubah keadaan.
Sebaliknya, langsung situasi ini menjadi momen tepat merefleksi diri. Apa yang membuat surat promosi enggak pernah mampir di meja kerja kita. Yuk bahas rame-rame.
1. Tak pernah dilirik bos
Bos kok sebegitu cueknya ya. Boro-boro disapa, ketika lewat saja cuma dikasih kode ekspresi wajah. Lebih parah lagi kalau merasa enggak dianggap bos ada. Duuh, hawanya pengen gigit-gigit meja kerja jadinya.
Ini sudah tanda-tanda nyata kalau ada yang salah sama performa kerja. Tengok ke belakang, kira-kira apa yang membuat bos acuh tak acuh sama hasil pekerjaan. Tak usah nuduh yang macam-macam, fokus saja sama hasil kerjaan.
Bisa jadi itu kode bos tak puas dengan hasil kerja. Atau bisa pula sebagai tanda kalau hasil pekerjaan biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol.
2. Bicarakan dengan atasan
Bukan hal yang tabu lho membuka diskusi dengan atasan soal performa kerja. Cari waktu yang tepat di mana bos enggak lagi hectic. Misalnya ketika lagi santai bikin kopi. Buruan nimbrung dan minta diatur waktu untuk membicarakan soal ini.
Jangan buru-buru ngasih surat resign. Diskusikan dulu dengan atasan
Momen ini bisa dimanfaatkan untuk meminta masukan dari bos apa yang masih kurang dari hasil pekerjaan. Sisi mana yang perlu dibenahi, apa yang belum sempurna, dan skill apa yang harus di-up grade agar bisa mendapat tantangan baru.
Cuma ingat ya, cari timing yang tepat. Kalau perlu dekati sekretaris atau personal assistant-nya buat cari info waktu yang longgar. Ketika waktunya tak tepat, bisa-bisa malah disemport!
3. Suka menunda pekerjaan
Enggak usah pakai alibi macam-macam deh kalau selalu molor pas dikasih tugas. Itu tandanya enggak profesional. Bisa jadi tugas yang diberikan itu sebenarnya cara bos mengukur sejauh mana kemampuan kita dalam menyelesaikan pekerjaan.
Faktor kedua adalah selalu ngeles kayak sopir bajaj saat mendapatkan tanggung jawab. Tentu bos akan menilai sangat riskan menyerahkan tanggung jawab yang lebih besar sedangkan pekerjaan rutin saja selalu mendapat resistensi dari kita.
Beda kasus kalau pekerjaan itu di luar jobdesk yang disepakati sebelumnya. Boleh saja bertanya apakah itu termasuk project khusus di luar pekerjaan rutin.
[Baca: 7 Tanda Kuat Kamu Jadi Korban Perbudakan Atasan]
4. Hindari multitasking, fokus pada satu pekerjaan
Tak semua orang dikaruniai bakat multitasking. Daripada bereksperimen sejauh mana kemampuan multitasking dalam bekerja, lebih baik fokus menyelesaikan satu pekerjaan. Toh kalau disiplin dikerjakan, satu per satu bakal selesai dengan sendirinya.
Banyak orang mengira bahwa multitasking itu adalah skill. Padahal gak selamanya itu bagus loh
Selain itu, gaya kerja multitasking bisa membuat output pekerjaan tak maksimal. Pasti ada yang luput dan harus dibenahi sana-sini. Daripada kejadian seperti itu, lebih baik urutan prioritas pekerjaan. Mana yang lebih penting diselesaikan sekarang dan mana yang bisa dinomorduakan.
5. Jangan campurkan jam kerja dan bergosip ria
Bergosip di kantor memang menyenangkan. Apalagi di sebelah duduk teman kerja yang punya chemistry sama. Bakal seru tentunya. Cuma ingat sikon dong. Belum tentu rekan kerja yang lain merasa tak masalah. Lagian kan bukan cuma situ doang yang lagi kerja.
Alangkah baiknya jika gosip itu direm dulu. Nanti akan ada waktu tersendiri. Bisa saat lunch, pulang kantor, atau ngopi-ngopi cantik di cafe.
Berempati juga dong sama bos. Sekarang bayangkan kalau kita jadi bos, pasti bakal cemberut lihat anak buahnya berhahahihi saat jam kerja. Itu bibir bakal manyun.
6. Kompetisi ketat
Tak sembarang orang dapat promosi. Hanya mereka yang sudah terbukti dalam kinerjanya saja yang berhak. Rata-rata yang jadi dasar penilaian adalah KPI (key performance index). Tapi nilai dalam KPI juga enggak absolute juga sih.
Dapat pula promosi itu berdasarkan pada bakat yang ada dalam diri seorang karyawan. Misalnya kemampuan membawakan presentasi yang mempesona, cerdas, visi jauh ke depan, dan lain sebagainya. Kemudian yang tak kalah penting adalah integritas dan loyalitas terhadap perusahaan.
Kompetisi itu makin ketat, jangan sampai keputusanmu resign malah jadi bumerang
Sebelum menyalahkan bos kenapa enggak pernah naik jabatan, sebaiknya cek dulu apa yang membuat rekan kerja lain mendapatkan promosi. Berikutnya, bisa mencontoh mereka sehingga ada motivasi untuk bekerja lebih giat lagi.
Itulah beberapa saran ketika merasa karir tidak berkembang dalam jangka waktu lama. Ketimbang gambling cari kerjaan baru, ada baiknya memperbaiki kinerja. Kalau pun pengen tantangan baru, bisa saja meninggalkan karir untuk merintis usaha sendiri!
[Baca: Enggak Pede Resign untuk Rintis Usaha Sendiri? Baca Ini]
Image credit:
- http://www.astralife.co.id/ilovelife/assets/uploads/2015/10/karyawan_kontrak.jpeg
- http://intisari-online.com//media/images/18207_survey_66_persen_karyawan_indonesia_akan_resign_dalam_2_tahun_ke_depan._inikah_alasannya.jpg
- http://1.bp.blogspot.com/–VjtYjOBYDE/U81z0ZPSRII/AAAAAAAAAC0/H4SIJVA0ML4/s1600/664xauto-tips-sukses-menapaki-tangga-karir–140111y.jpg
Posting Komentar untuk "Punya Karir Tidak Berkembang Jangan Buru-Buru Resign, Refleksi Diri Dengan Cara Ini"