Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hafiza, Pemberdaya Para Mantan Penderita Kusta

Melalui sebuah artikel di sebuah media offline Hafiza, Pemberdaya para Mantan Penderita Kusta
Hafiza, tengah menawarkan penyuluhan kesehatan

Melalui sebuah artikel di sebuah media offline, saya mengenal sosoknya Perempuan elok berhijab itu biasa disapa dengan– Hafiza. Membaca artikel seorang dengan nama lengkap Hafiza Elvira Novitariani, menggugah jiwa sosial saya sebagai insan untuk berani berbuat lebih. Hafiza tidak hanya bertutur dengan apa yang diperbuatnya tapi juga memberanikan diri terjun pribadi dengan para OYPMK. Paragraf demi paragraf saya baca, hingga jadinya saya mengetahui apa dan siapa OYPMK itu. Ya, ternyata OYPMK itu yakni abreviasi dari Orang Yang Pernah Menderita Kusta. Darah saya berdesir mendengar kata “Kusta” itu berarti Hafiza membaur dengan mantan penderita kusta, yang nota bene orang dengan penyakit menular. Masya Allah, sungguh Hafiza mempunyai hati yang terbuat dari berlian, dengan segala predikat yang disandangnya, cantik, berprestasi dan berjiwa sosial tinggi. Saya bukan hanya kagum tapi juga aib dengan apa yang dimiliki oleh Hafiza.


Berangkat dari artikel itulah, jadinya saya mencari tahu ihwal sosok Hafiza. Akhirnya saya menemukan Hafiza lewat media twitternya. Saya pun pribadi meluncur ke timelinenya, dan ketika itu juga saya membaca bahwa Hafiza rutin mengisi acara di sebuah tempat. Status yang saya baca di timelinenya itu mengundang para volunteer untuk ikut serta dalam acara yang akan dilakukannya. Setelah meninggalkan pesan singkat, sayapun menyampaikan ingin bergabung dalam acara tersebut. Hafiza membalas pesan saya itu dengan rasa suka cita yang dalam.


Waktu dan kawasan yang sudah ditentukan saya catat dengan seksama, semoga saya tidak tiba terlambat dan tidak nyasar tentunya. Tempat yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Jakarta itu memang bukan sebuah kawasan ibarat yang saya bayangkan. Jauh dari kesan glamor apalagi udara sejuk, bahkan sebaliknya gersang dan panas. Setelah tiba di kawasan yang dijanjikan, saya jadinya tahu bahwa kawasan itu berjulukan Kampung Kusta Sitanala – Tangerang. Tak usang sehabis saya datang, Hafiza tiba dan diikuti oleh beberapa orang ibu-ibu. Kamipun berkenalan dengan saling berjabat tangan. Duh, hati saya dipenuhi rasa was-was, apalagi kalau bukan takut tertular. Namun melihat wajah dan semangat Hafiza, saya pribadi mengusir rasa was-was tersebut, berganti pada rasa peduli.


Selanjutnya Hafiza pribadi membuka jadwal dan menawarkan penyuluhan ihwal penyakit TBC. Saya menyaksikan sendiri betapa para OYPMK yang kesemuanya ibu-ibu itu sangat antusias sekali mendengarkan klarifikasi Hafiza. Kegiatan selanjutnya, Hafiza menawarkan kuis interaktif yang berisi pertanyaan ihwal harapan, kemampuan yang dimiliki, kendala dan kebutuhan para OYPMK. Saya sempat tergugu, melihat mereka menuliskan kuis interaktif dengan jari tidak utuh. Butuh waktu usang untuk mengukir satu huruf, tapi semua itu tetap mereka lakukan. Saya yang masih terus mengikuti acara tersebut melihat betapa mereka juga ingin disejajarkan dengan lainnya. Mereka lupa dengan keterbatasan yang mereka miliki, ada canda, ada tawa.


Sungguh, apa yang dilakukan oleh Hafiza menciptakan saya tertunduk aib sekaligus kagum. Hafiza berusaha untuk menawarkan sesuatu yang bermanfaat buat OYPMK. Melihat dari segi usia yang masih produktif, Hafiza berpikir untuk memberdayakan OYPMK dengan berlatih keterampilan. Setelah melalui beberapa ajaran jadinya Hafiza menawarkan training menciptakan jilbab manik-manik. Pelatihan yang diberikan oleh Hafiza ini bukan tanpa sebab, semua ini dilakukannya demi mengangkat taraf hidup kaum OYPMK.


Selama ini kaum OYPMK selalu menerima perlakuan kurang adil dari masyarakat, yaitu pengucilan. Banyak masyarakat yang memandang bahwa kaum OYPMK dianggap sebagai masyarakat terbelakang. Perlakuan ibarat ini menciptakan kaum OYPMK tidak mempunyai kesempatan hidup lebih layak, baik secara bahan maupun bathin. Mereka bukan hanya dikucilkan oleh masyarakat tapi juga oleh keluarganya sendiri. Mereka juga tidak bisa bekerja ibarat orang lain pada umumnya, padahal mereka bisa melakukannya. Kondisi inilah yang mendorong kaum OYPMK menentukan untuk menjadi pengemis, tukang becak dan pemulung sampah.


Melalui sebuah artikel di sebuah media offline Hafiza, Pemberdaya para Mantan Penderita Kusta
Kaum OYPMK tengah diskusi kuis interaktif

Beruntunglah, Hafiza tampil di tengah-tengah mereka untuk menyelamatkan banyak hal, terutama derajat. Hidup dalam kungkungan kemiskinan dan predikat OYPMK bukanlah sesuatu yang membahagiakan. Dengan modal dari sebuah forum pendidikan, Hafiza dan beberapa temanya mendirikan Nalacity Foundation pada tahun 2011. Nalacity Foundation merupakan sebuah proyek sosial yang fokus pada jadwal pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan skill/keterampilan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Nalacity Foundation tidak hanya fokus pada pemberdayaan semata. Hampir seluruh persoalan yang dihadapi oleh OYPMK ditangani oleh Nalacity.


Melalui sebuah artikel di sebuah media offline Hafiza, Pemberdaya para Mantan Penderita Kusta
Hafiza ( kanan ) bersama kaum OYPMK

Saya juga melihat, bahwa tidak ada batas sama sekali antara Hafiza dan ibu-ibu itu. Wajah Hafiza yang sudah berpeluh terus menebarkan senyum dan semangat, sama sekali tidak ada guratan takut tertular. Semua dilakoni dengan penuh rasa tanggung jawab disertai dengan solusi. Bagi Hafiza proyek sosial ini sudah merupakan amanah untuk mengangkat derajat kaum OYPMK. Derajat yang selama ini hilang lantaran perilaku diskriminasi masyarakat.

Hafiza berharap bahwa training yang telah dilakukannya ini membawa efek positif bagi OYPMK. Kaum OYPMK ini juga ingin mencicipi kembali hidup normal layaknya masyarakat yang lain. Kehidupan yang mereka jalani sudah cukup sulit, ditambah lagi dengan status yang disandangnya sebagai OYPMK. Mereka sudah sangat usang mencicipi tidak dihargai atas jerih payahnya dan dianggap sebagai insan pembawa malapetaka.


Melalui sebuah artikel di sebuah media offline Hafiza, Pemberdaya para Mantan Penderita Kusta
Saya (kanan) bersama kaum OYPMK

Saya bukan cuma kagum pada Hafiza, tapi juga iri. Aura Cantik Indonesia dimiliki oleh Hafiza seutuhnya; muda, cantik, berprestasi dan jiwa sosialnya semua melebur menjadi satu dalam dirinya. Tidak takut pada opini masyarakat yang telah mendiskriminasikan OYPMK, juga jauh dari patah semangat. Setiap hari Minggu Hafiza hadir merangkul, mengayomi, mendidik, mengajarkan, menebarkan semangat dan memecahkan persoalan yang dihadapi oleh OYPMK.

Sosok Hafiza telah menjadi wangsit tanpa batas bagi saya, sosok yang mempunyai kepedulian terhadap mantan penderita kusta. Yang mau dan bisa mengangkat derajat mantan penderita kusta dengan pemberdayaan diri. Mereka juga tidak mau terus menerus hidup dari uluran tangan para donatur. Mereka ingin berdikari secara utuh, baik mental maupun ekonomi. Hafiza bukan sekedar wanita wangsit tapi juga pejuang yang tangguh. Harapannya usaha tanpa lelah Hafiza dan teman-temannya bisa membawa kaum OYPMK terangkat derajatnya.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Hafiza, Pemberdaya Para Mantan Penderita Kusta"