Berdalih Sayang Anak, 5 Hal Boros Ini Dilakukan Orangtua untuk Buah Hati

Namanya orangtua pasti sayang banget sama anak-anak mereka. Salah satu cara yang dilakukan adalah, ungkapan sayang yang diberikan dalam bentuk berbagai hadiah. Sayangnya, ungkapan sayang tersebut secara gak sadar bikin orangtua boros.

Sayang anak tentu gak salah, malah emang udah jadi kewajiban orangtua. Namun, bakal lebih bijaksana lagi bila kamu sebagai orangtua bisa mengatur pengeluaran lebih bijak lagi.

Pasalnya, hal-hal yang kamu lakukan dan beli bakal berpengaruh buat masa depan anak-anak kamu.

Yups! Buat kamu yang udah jadi orangtua, ada baiknya buat hindari hal-hal boros berikut yang bisa jadi gak sengaja kamu lakukan.

1. Beli barang-barang branded buat anak

Beli barang branded gak salah. Namun, mindset-nya yang perlu diubah. Pasalnya, bila pola pikir dan alasan buat barang branded tersebut gak tepat bakal bikin kamu dan anak gak bisa berhemat.

Coba deh buat ubah pola pikir bahwa beli barang karena kualitas, dan kebutuhannya. Barang berkualitas gak selalu harus branded, kan?

Terlalu sering membelikan barang-barang bermerek kepada anak bakal membuat anak terbiasa dengan merek-merek tersebut.

Jadi, saat kamu beli barang yang gak bermerek tapi berkualitas bisa aja mereka merengek. Pasalnya, anak-anak bisa hafal lho barang-barang yang kamu belikan.

2. Belanja bulanan jadi impulsif

Saat belanja bulanan, kamu bisa jadi impulsif karena anak. Saat sedang berkeliling rak di supermarket, anak-anak bisa jadi merengek buat beli ini dan itu. Padahal, mereka gak tahu kegunaannya. Sayangnya, kamu malah mengiyakan gitu aja.

Mulai sekarang coba deh buat berani bilang “gak” pada anak. Dengan demikian, mereka bakal mengurangi sikap merengek saat diajak belanja bulanan.

Cara lain, kamu bisa belanja bulanan sendiri aja tanpa anak-anak. Dengan gitu kamu bisa fokus buat belanja sesuai dengan rencana kamu.

3. Terlalu maksain diri buat sekolah eksklusif

Anak sekolah eksklusif (gurulesprivat.net)

Orangtua mana yang gak pengin hal terbaik buat anak-anaknya, termasuk sekolah terbaik. Namun, kamu perlu menyesuaikan penghasilan kamu saat memilih sekolah.

Bukan berarti kamu harus pilih institusi dengan biaya pendidikan paling murah, lho. Namun, kamu bisa memberikan opsi yang masuk akal kepada anak.

Ingat, perjuangan kamu sebagai orangtua bukan cuma sampai menyekolahkan anak setinggi-tingginya. Lebih dari itu, kamu perlu memikirkan dana pensiun buat kamu dan pasangan kamu di masa tua.

Ini adalah win-win solution karena kamu pun gak bakal merepotkan anak-anak yang kamu sayangi saat tua nanti.

4. Ikut campur pernikahan anak

Gak dipungkiri, cukup banyak orangtua di Indonesia pengin show-off saat pernikahan anak-anak mereka.

Ada rasa bangga tertentu bila pesta pernikahan anak megah banget. Namun, lagi dan lagi sesuaikan dengan penghasilan dan aset kamu ya.

Menjual berbagai aset yang dimiliki demi membuat pesta pernikahan anak semewah mungkin tentu kurang bijak. Apalagi kalau kamu gak sekaya para miliarder Indonesia.

Lagian, cukup banyak anak zaman sekarang yang lebih memilih buat bikin pesta dengan konsep mereka sendiri. Yang mana pesta impian mereka tersebut pun biasanya menggunakan dana mereka sendiri karena gak diusik oleh orangtua.

5. Gak mengajarkan soal penggunaan uang pada anak

Ini dia yang kadang kala lalai dilakukan oleh orangtua yang malah berakhir bikin anak jadi boros. Sebab, melalui beberapa tindakan yang udah disebutkan di atas, orangtua pun jadi lupa mengajarkan soal pengaturan uang pada anak.

MoneySmart pernah membahas lho cara mengajar anak tentang uang. Kamu bisa mulai dengan memperkenalkan mata uang, kasih uang saku, dan bahkan mengajarkan anak menabung.

Anak-anak pasti gak selamanya berada di bawah pengawasan kamu. Membuat anak jadi mandiri secara finansial, kamu bahkan lebih lega. Di masa depan saat udah dewasa, anak-anak malah yang bakal bisa menjaga orangtua mereka secara finansial.

Yuk, mulai hindari tindakan-tindakan boros di atas demi anak. Sayang pada anak gak cuma ditunjukkan dengan memberikan barang-barang mahal tetapi justru didikan yang benar. (Editor: Chaerunnisa)