Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pilih Ambil Kredit Handphone atau Memulai Bisnis Ya?

Beli handphone dengan cara kredit mungkin banyak digandrungi orang. Bukan hanya mereka yang berduit pas-pasan saja yang suka mengambil kredit handphone, tapi juga bagi yang tajir.

 

Model membeli handphone dengan cara kredit dianggap lebih praktis karena tak perlu menabung terlebih dulu. Soal besaran bunga kredit, itu sih belakangan.

 

Kredit dan bunga merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Undang-undang No 10/1998 memang menegaskan hal itu.

 

Dalam aturan main itu disebutkan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga. (*Ref 1)

 

Tapi sekali lagi, urusan pengenaan bunga bukan hal penting. Mungkin alasannya membeli handphone secara kredit dianggap lebih nyaman.

 

Bagi yang gajinya pas-pasan tak perlu menunggu uangnya terkumpul banyak sekian waktu untuk menebus handphone yang diincar. Cukup memanfaatkan penawaran kredit handphone, lalu barang pun sudah di tangan.

 

Hanya perlu diingat, kredit handphone masuk kategori kredit konsumtif. Alasannya, semua kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau rumah tangga, dimana pengembalian kreditnya bersumber dari pendapatan berupa gaji, honorarium, dan lain-lain, masuk golongan kredit konsumsi. (*Ref 2)

 

Pendek kata, membeli handphone secara kredit sama saja menciptakan utang konsumtif. Utang jenis ini akan membebani keuangan karena seseorang membeli sesuatu sekadar memenuhi hasrat keinginan dan bukan atas nama kebutuhan.

 

Utang konsumtif jelas tidak memiliki nilai tambah. Coba bayangkan, pastinya rugi dong jika kredit belum lunas tapi handphone itu rusak duluan.

 

Beda kasus jika niat berutang untuk tujuan produktif, seperti memulai bisnis. Cari modal usaha dengan berutang bukan hal yang tabu. Bahkan mereka yang sudah berpredikat pengusaha sukses pun bisa jadi belum terbebas dari utang. [Baca: Resep Sukses Berbisnis dengan Pinjaman Bank dari Anak Sulung Jokowi]

 

Berutang di sini mungkin tak melulu kepada bank saja. Orangtua, teman, atau kerabat, bisa menjadi sumber pihak pemberi utang. Biasanya berutang ke mereka lebih praktis karena menjadi jawaban jitu cari modal usaha tanpa jaminan atau bahasa lainnya pinjaman tanpa agunan. Modalnya hanya kepercayaan.

 

Beda sama cari modal usaha ke bank semacam kredit mikro untuk usaha yang membutuhkan banyak persyaratan. Hal yang sama juga berlaku kalau mencari pinjaman online. [Baca: Jangan Cuma Mupeng dapat Pinjaman Usaha]

 

Nah, setelah mendapatkan nilai tambah dari utang produktif itu, barulah memikirkan soal handphone. Kan rasanya lebih ada rasa bangga membeli handphone yang diimpikan lewat hasil dari kegiatan produktif!

 

 

*Ref 1: http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=77&Itemid=46

*Ref 2: http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/d3keu09/205101018/bab2.pdf

Posting Komentar untuk "Pilih Ambil Kredit Handphone atau Memulai Bisnis Ya?"