Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dulu Cuma 10 Karyawan Kini Jadi Raksasa, Yuk Belajar dari Bisnis Harry Sanusi

Kamu pasti gak asing lagi sama produk-produk berikut. Sebut aja mulai dari vitamin rambut Ellips, parfum cologne bernama Eskulin, kemudian pembersih wajah Ovale. Kemudian, ada pula Cap Kaki Tiga Anak serta beberapa produk lain dari Kinocare. Nah, ternyata pendiri perusahaan tersebut memberikan banyak inspirasi, lho!

Harry Sanusi merupakan pria di balik kesuksesan Kino Indonesia yang berada di bawah naungan PT. Kino Indonesia Tbk. Perusahaan tersebut kini meluncurkan produk-produk yang udah dikenal luas oleh masyarakat. Akan tetapi, siapa sangka bahwa perusahaan tersebut dulunya ternyata cuma bergerak di bidang distribusi.

Baca juga: Dari Siantar Jadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia, Ini Kisah Pendiri Siantar Top

Awal mula Kino Indonesia yang cuma terdiri dari 10 karyawan

Inspirasi dari pendiri Kino Indonesia. (Kino.co.id)
Inspirasi dari pendiri Kino Indonesia. (Kino.co.id)

Awalnya Kino Indonesia bukanlah perusahaan yang punya produknya sendiri. Harry Sanusi memulai perusahaan tersebut dengan bermodalkan 10 karyawan. Saat itu, mereka berfokus sebagai perusahaan distribusi.

Oh ya, asal tahu aja, Harry Sanusi saat itu gak cuma jadi pendiri, lho. Dia merangkap banyak posisi, mulai dari presiden direktur, salesman, hingga jadi kolektor.

Saat itu, Kino dikenal dengan nama PT. Duta Lestari Sentratama yang didirikan pada tahun 1991. Akan tetapi, memasuki tahun 1997 saat krisis moneter, Kino turut merasakan dampaknya. Pasalnya, sebagai perusahaan distributor mereka harus bergantung pada produk dari perusahaan lain. Kemudian, Kino juga gak diizinkan buat jual produk lain. Padahal sudah umum bila bisnis pasti naik turun.

Dari situlah, sang pendiri Harry Sanusi berpikir buat punya produk sendiri. Awalnya dia beranikan Kino buat jual produk lain sehingga putus hubungan dengan perusahaan sebelumnya. Selanjutnya, Kino kemudian meluncurkan permen Kino yang mungkin masih kamu ingat deh semasa kecil dulu.

Produk permen itu sendiri cukup unik. Sebab, permen tersebut berbentuk permen lunak alias softcandy dengan rasa kopi pula. Belum ada di tahun tersebut.

Baca juga: Ciputra, Atlet Lari yang Jatuh Miskin Lalu Jadi Bos Properti Sukses

Inspirasi strategi unik dari Harry Sanusi besarkan Kino dari produk permen

Inspirasi dari Harry Sanusi, pendiri Kino. (Kino.co.id)
Inspirasi dari Harry Sanusi, pendiri Kino. (Kino.co.id)

Ternyata ada kisah menarik dari pemilihan produk permen sebagai produk pertama Kino. Di tengah krisis, perusahaan yang dijalankan Sanusi bisa menghasilkan produk yang sukses. Apalagi bisa dibilang ini adalah titik penentuan usia perusahaan yang namanya diambil dari jeruk Kino.

Salah satu inspirasi dan ide yang muncul dalam benak Harry Sanusi adalah permen. Namun, produk permen tersebut bukanlah permen yang umum di Indonesia. Harry Sanusi sangat berani buat mengincar produk yang sulit dibuat.

Akhirnya, terpilihlah ide membuat permen lunak alias softcandy yang prosesnya lebih sulit. Kemudian, dia pilih rasa kopi. Saat itu, permen lunak yang ada di pasaran kebanyakan menyediakan rasa buah-buahan. Salah satunya adalah Sugus. Kemudian, ada permen kopi seperti Kopiko tetapi dalam bentuk hard candy.

Dalam hal promosi, Kino beruntung banget! Slot iklan saat itu cukup murah yaitu Rp 250 ribu aja. Kemudian, peluang buat dilihat pun sangat tinggi. Sebab, iklan Kino muncul saat mantan Presiden Soeharto berpidato.

Baca juga: Dikenal Hemat dan Irit, Pria Ini Wariskan Rp 160 Miliar Buat Anak Yatim

Inovasi adalah kunci kesuksesan pendiri Kino hingga jadi inspirasi

Produk larutan penyegar Cap Kaki Tiga yang diproduksi Kino. [TEMPO/Dian Triyuli Handoko]
Produk larutan penyegar Cap Kaki Tiga yang diproduksi Kino. [TEMPO/Dian Triyuli Handoko]
Harry Sanusi gak pernah patah arang buat membesarkan perusahaannya tersebut. Terbukti, berhasil dengan produk permen, Kino hadir dengan diversifikasi produk yang lebih banyak lagi.

Ada banyak inspirasi dari salah satu orang terkaya di Indonesia tersebut yang bisa kamu pelajari. Asal tahu aja, dari Kino Group yang kini jadi raksasa di bidang FMCG (fast moving consumer good), Sanusi diprediksi memiliki total kekayaan US$ 470 juta. Angka tersebut setara dengan Rp 6,8 triliun.

1. Berani bikin produk yang sulit

Inilah salah satu kunci kesuksesan Kino Group. Berawal dari perusahaan distributor yang gak punya produk sendiri, Kino kini malah berhasil jadi induk perusahaan.

Salah satunya seperti yang udah disebutkan, Harry Sanusi berani “bermain” di produk yang cukup sulit diproduksi. Dengan demikian, dia punya sedikit kompetitor. Jadi, Kino pun saat itu cukup mudah buat melenggang dan dikenal masyarakat.

2. Diversifikasi produk

Namanya bisnis pasti ada jatuh bangunnya. Nah, buat mengantisipasi hal tersebut, Harry Sanusi pun melakukan diversifikasi produk. Dengan demikian, bila satu produk sedang merosot maka ada produk lain yang menopang.

Kini, Kino Group memiliki sejumlah produk yang sangat familiar di masyarakat. Seperti yang udah disebutkan, kamu pasti kenal sama produk kosmetik Ovale, kemudian ada Ellips, dan produk minuman seperti Liang Teh Cap Panda yang cukup jarang ditemukan dalam merek lain.

Pria yang bercita-cita jadi apoteker semasa kecilnya tersebut pun bisa dibilang mewujudkan sebagian impiannya. Sebab, dari perusahaan distributornya dulu, dia menjual produk Cap Kaki Tiga. Kemudian, lewat perusahaannya Kinocare, dia menghasilkan beberapa produk yang dijual di apotek.

Bekerja sesuai passion dan mau merealisasikan ide yang cukup sulit ternyata membawa dampak luar biasa, bukan? Sepak terjang Harry Sanusi ini bisa layak jadi inspirasi kamu yang sedang terjun ke dunia bisnis. (Editor: Ruben Setiawan)

Posting Komentar untuk "Dulu Cuma 10 Karyawan Kini Jadi Raksasa, Yuk Belajar dari Bisnis Harry Sanusi"