Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Umur Sudah Seabad, Miliarder Berharta Rp 26,1 T Ini Masih Tetap Ngantor

Miliarder tertua di dunia, pendiri perusahaan perkapalan Pacific International Lines (PIL), Chang Yun Chung, setiap hari tetap ngantor. Padahal, miliarder berkekayaan mencapai USD1,8 miliar (Rp26,1 triliun, kurs Rp14.500 per US$) tahun ini telah berusia 100 tahun.

Selama delapan dekade, Chung bekerja penuh dedikasi di PIL. Dia tidak pernah berhenti berupaya menjadikan PIL sebagai perusahaan perkapalan terbesar di Asia. Di usianya yang sudah senja, ambisinya itu bahkan tidak pernah padam, dan masih tetap berkobar.

Meski sudah mewariskan jabatan tertinggi di perusahaan kepada putranya, Teo Siong Seng, Chung tetap memiliki pengaruh besar dalam sejumlah arah kebijakan perusahaan.

Seperti apa kisah pria kelahiran 1918 ini, dan fakta dirinya yang masih terus pergi ke kantor meski telah berusia seabad?

Yuk, simak pemaparan lengkapnya seperti dikutip dari Sindonews jaringan MoneySmart berikut:

Kebiasaan ngantor

Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)
Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)

Pria yang masih tampak gagah di usia 100 tahun itu tidak mau kalah dengan sang anak, dan 18.000 karyawannya. Dia begitu semangat pergi bekerja pada pagi hari.

“Ini sudah menjadi kebiasaan saya,” ungkap Chung, seperti dilansir dari cnbc.com.

Memegang jabatan chairman emeritus, Chung memiliki segudang pekerjaan. Setiba di kantor pusat di Singapura, dia akan mengawasi sistem operasional dan memeriksa kinerja setiap departemen.

“Setiap hari, saya akan menuliskan aktivitas itu di buku,” jelasnya.

Baca juga:

Ini Sosok Miliarder di Balik Perusahaan Teknologi Terbesar di Dunia

Jadi konsultan para karyawan

Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)
Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)

Tak sedikit karyawan PIL yang berkonsultasi langsung dengan Chung yang telah menjadi senior tertua di dunia perkapalan di Singapura itu.

Mereka mendiskusikan berbagai hal, termasuk tantangan di lapangan. Chung pun mengaku gembira dapat berbagi dengan karyawannya dan memiliki hubungan baik sejak 1967.

“Hal itu juga membuat saya tidak betah berdiam diri di rumah, karena di rumah tidak ada aktivitas apapun sehingga cepat membosankan,” ungkap Chung.

Selain membina karyawan PIL yang berjumlah belasan ribu orang, Chung juga memberikan beragam masukan kepada sang anak, Teo, selaku pemimpin perusahaan.

“Saya memerlukan pendapat berbeda, dan sekaligus menyerap banyak inspirasi dari gaya kepemimpinan ayah,” kata Teo mengaku bangga memiliki seorang ayah seperti Chung.

Lebih lanjut, Teo memaparkan, dirinya selalu berkonsultasi pada sang ayah dua kali sehari, yakni pada pagi hari dan selepas makan siang.

Baca juga:

Pengin Jadi Miliarder seperti Jack Ma, Kamu Wajib Terapkan 3 Kunci Sukses Ini

Hadapi masalah dengan kepala dingin

Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)
Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)

Teo menuturkan, salah satu hal yang dipelajarinya dari sang ayah bagaimana pengelolaan emosi. Pasalnya, dunia perkapalan memiliki tekanan atmosfer kerja yang cenderung tinggi.

Meski dunia kerjanya keras, Teo diminta sang ayah tetap dapat berkepala dingin. Sehingga mampu memecahkan tantangan dengan bijak.

“Saat masih muda dulu, saya terkadang mudah marah sehingga terkesan sebagai pemimpin yang keras,” papar Teo.

“Namun, ayah mengajari saya ‘yi de fu ren’ yang berarti ‘kita ingin orang lain taat dan patuh kepada kita’, bukan karena otoritas, kekuasaan, atau kegarangan, tapi karena integritas dan kualitas,” sambungnya.

Meski Teo mengaku sulit menerapkan prinsip yi de fu ren. Namun, Chung meminta Teo untuk mempelajarinya secara bertahap dan perlahan.

Dia pun mulai menerapkannya pada 2009. Saat itu Teo yang masih menjabat sebagai kepala operasional dituntut mampu membebaskan kapal dari pembajakan perompak di Afrika Timur.

“Saya memerlukan waktu 75 hari untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Di dunia perkapalan selalu terjadi hal-hal yang tidak terduga,” imbuh Teo.

“Pasalnya, kami tidak hanya mengalami isu teknis dan kecelakaan, tapi juga politik. Masalah seperti itu selalu mengguncang mental dan meledakkan emosi,” lanjut dia.

Sabar

Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)
Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)

Gak cuma meminta Teo menghadapi permasalahan dengan kepala dingin. Chung juga menasihati sang buah hati kesabaran.

Menurut pria berambut putih itu, kesabaran merupakan bagian dari terciptanya jalan menuju kesuksesan. Jika diri tidak terkendali, orang tidak dapat menggunakan akal sehat. Semuanya akan kacau balau, tidak dalam jangka pendek, tapi jangka panjang.

“Saya sendiri tidak pernah marah. Jika marah, berarti kita kalah,” ujarnya.

Miliarder tertua di dunia

Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)
Miliarder tertua di dunia Chang Yun Chung (millionairessaying.com)

Chung dinobatkan sebagai miliarder tertua di dunia setelah David Rockefeller, cucu terakhir bos minyak John D Rockefeller, yang meninggal dunia di usia 101 tahun pada 2017 lalu.

Dia meraih gelar tersebut saat berusia 98 tahun. Saat itu, tepat di belakangnya ialah bankir Aloysio de Andrade Faria (98), dan investor Marcel Adams (98). Pria yang dikenal dengan nama Teo Woon Tiong itu telah memulai karier di dunia perkapalan pada 1949.

Imigran asal China lulusan Sekolah Datung Xiamen itu bekerja di berbagai perusahaan selama 18 tahun, termasuk perusahaan beken Tranpaac Shipping Enterprises Limited Hong Kong.

Di luar bisnisnya di PIL, informasi terkait Chung sangat terbatas. Namun, dia pernah mengungkap beberapa kunci rahasia menuju kesuksesan.

“Saya adalah pekerja keras dan sangat jujur terhadap setiap orang. Apapun yang saya janjikan, saya akan selalu menepatinya. Itu merupakan prinsip hidup saya,” tandasnya.

Chung mendirikan PIL pada 1967. Saat itu, dia mengoperasikan bisnisnya dengan bermodalkan dua kapal kecil.

Seiring dengan waktu, perusahaannya berkembang luas hingga memiliki 160 kapal pengangkut barang dan menjadi yang terbesar di Singapura. Pasarnya juga berkembang, mulai dari Asia hingga Afrika.

Berdasarkan pantauan majalah Forbes, kekayaan Chung juga dikabarkan naik dari USD1,7 miliar pada Maret 2017 menjadi USD1,9 miliar pada November 2018 sebelum turun menjadi USD1,8 miliar pada tahun ini.

Dia dinobatkan sebagai orang terkaya ke-15 di Singapura pada 2018 dan ke-1.284 di dunia.

Itulah kisah miliarder tertua di dunia yang hingga saat ini masih terus bekerja ke kantor meski telah berusia 100 tahun.

Kalau Chung yang sudah berusia satu abad saja masih ngantor, kamu jangan malas-malasan ya!

Posting Komentar untuk "Umur Sudah Seabad, Miliarder Berharta Rp 26,1 T Ini Masih Tetap Ngantor"