Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Miris, 58 Persen Pekerja Indonesia Hanya Lulusan SMP

Banyak angkatan kerja Indonesia merupakan lulusan SMP. Hal ini menjadi persoalan pendidikan dan peningkatan daya saing kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam negeri yang menjadi perhatian pemerintah.

Selain berdampak pada daya saing global, pembangunan SDM juga berpengaruh terhadap ekonomi sebuah negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, sebesar 58 persen angkatan kerja di Indonesia merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Menurut Darmin, fakta tersebut sangat tidak memadai untuk bersaing secara global. Dengan itu pemerintah tengah menjalankan program pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan sektor industri.

“Sebanyak 58 persen orang yang bekerja di Indonesia pendidikannya paling tinggi itu SMP, oh itu tidak memadai, apalagi untuk daya saing. Oleh karena itu kita harus ambil agak jalan pintas dengan kembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi,” kata Darmin saat diskusi Outlook Perekonomian Indonesia 2019, di Jakarta. 

Sementara itu, Kementerian Perindustrian menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,78 triliun untuk pelaksanaan program pendidikan vokasi industri pada tahun 2019.

Langkah strategis ini dalam rangka membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, terutama agar siap menghadapi perkembangan industri 4.0.

Siapkan Roadmap Industri 4.0

“Progam itu menjadi salah satu andalan pemerintah untuk menyiapkan angkatan kerja kita yang dapat menerapkan industri 4.0. Hal ini sejalan dengan implementasi roadmap Making Indonesia 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Menperin menyebutkan, program pendidikan vokasi industri yang bakal dijalankan, antara lain berbasis pada kompetensi melalui sistem ganda atau dual system (teori dan praktik).

Kegiatan ini diselenggarakan di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin. Diantaranya 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas dengan target peserta didik sebanyak 19.478 orang.

“Di tahun ini, kami juga menyelenggarakan program pendidikan Diploma I yang lulusannya nanti bisa bekerja langsung di industri dengan target 600 mahasiswa,” ungkapnya.

Airlangga menegaskan, SDM menjadi ujung tombak dan kekuatan Indonesia dalam memasuki era industri 4.0. Karena seiring dengan adanya bonus demografi hingga 15 tahun ke depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, saat ini APBN 2019 menganggarkan 20 persen atau sekitar Rp 500 triliun untuk sektor pendidikan.

Dukungan dalam hal anggaran ini juga penting dalam meningkatkan daya saing SDM di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif fiksal, berupa pengurangan tarif pajak bagi pelaku industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi.

“Selain vokasi yang di Kemenristekdikti juga di Kemendikbud, juga ada di daerah, ini yang sebabkan tantangan siapa yang melakukan. Apa, dan bagaimana koordinasinya, sehingga hasilnya bisa dihubungkan demand side-nya, yakni industri,” papar Sri Mulyani.

Editor: Ayyi Achmad Hidayah

Posting Komentar untuk "Miris, 58 Persen Pekerja Indonesia Hanya Lulusan SMP"