Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mau Tajir dari Investasi? 5 Hal Ini Pantang Dilakukan oleh Investor Pemula

Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak bermunculan investor pemula yang udah mulai melek investasi. Mereka ini paham betul jaminan masa depan yang bisa mereka dapatkan dari investasi.

Terlebih lagi, kini udah banyak sekali instrumen investasi modal minim dengan tingkat risiko yang rendah. Hal itulah yang membuat banyak orang kini mulai mengalokasikan dananya ke investasi.

Kalau dulu, gak sedikit orang yang berpikir kalau investasi itu hanya ditujukan untuk orang-orang berduit. Makanya, gak heran kalau banyak orang yang udah ngeri duluan kalau mendengar tentang investasi maupun saham. Jangankan mau menggelontorkan uang buat investasi saham, mempelajari cara kerjanya aja enggan.

Padahal, investasi itu gak menyeramkan kok. Justru kalau kamu udah terjun dan mendapatkan keuntungan, dijamin bakal ketagihan.

Lihat sendiri berapa banyak orang yang tajir melintir berkat investasi. Contohnya aja orang terkaya no-3 di dunia, Warren Buffett yang menurut Forbes memiliki total kekayaan mencapai US$ 81,5 miliar atau sekitar Rp 1.156 triliun.

Jadi dapat dipastikan kalau investasi itu bisa menjamin masa depanmu menjadi lebih baik dan nyaman tentunya. Karena itu, penting buat kamu mempelajari beberapa instrumen investasi sehingga kamu dapat menentukan jenis investasi apa yang tepat.

Pasalnya, kalau kamu gak ngerti cara kerjanya dan nekat menggelontorkan uang dalam jumlah yang cukup besar, ya sama aja kayak bunuh diri. Bisa-bisa duit kamu ludes karena bangkrut.

Jadi para investor pemula memang disarankan untuk memilih instrumen investasi reksadana. Pasalnya, dana yang kamu investasikan akan dikelola oleh manajer investasi yang memang sudah ahli dibidangnya.

Gak perlu menggelontorkan uang di awal dengan nominal yang besar dulu. Kamu bisa memulainya sebesar 10 persen dari pendapatanmu. Jika dirasa sudah mulai mengerti, perlahan kamu bisa menambahkan sedikit demi sedikit namun konsisten setiap bulan.

Nah, selain memilih instrumen investasi yang tepat, para investor pemula juga pantang melakukan lima hal ini kalau pengin investasinya lancar jaya dan dapat untung gede. Apa aja itu? Yuk, simak dalam ulasan berikut.

Baca juga: Makin Tajir, Kekayaan 6 Artis Indonesia Ini Juga Berasal dari Investasi

1. Tidak memiliki tujuan investasi yang jelas

Investor pemula harus punya tujuan investasi. (Shutterstock)
Investor pemula harus punya tujuan investasi. (Shutterstock)

Sebelum memutuskan untuk terjun investasi, kamu diharuskan untuk memiliki tujuan investasi. Tujuannya adalah agar kamu jadi mengetahui berapa jumlah uang yang kamu harapkan sebagai imbal hasil.

Dengan begitu, kamu jadi bisa lebih tepat memilih instrumen investasinya, jangka waktu investasi (pendek, menengah atau panjang) serta tingkat risiko yang berani kamu tanggung.

Misalnya, tujuan investasi kamu adalah agar punya dana pensiun yang akan menjamin masa tuamu. Berarti kamu disarankan untuk investasi di saham atau reksadana saham jangka panjang.

Kalau kamu ingin investasi untuk membeli sepeda motor dalam jangka waktu 1 sampai 2 tahun ke depan, kamu bisa memilih instrumen investasi peer to peer lending atau investasi jangka pendek.

Karena itu, tujuan itu sangat penting untuk keberhasilan investasimu. Kalau gak memiliki tujuan investasi, yang ada kamu bingung menentukan instrumen investasinya. Risikonya ya kamu salah memilih instrumen dan akhirnya kehilangan banyak uang.

Baca juga: Lebih Besar dari Bunga Deposito, Ini Keuntungan Investasi Obligasi

2. Tidak diversifikasi investasi

Investor pemula harus diversifikasi investasi. (Shutterstock)
Investor pemula harus diversifikasi investasi. (Shutterstock)

Namanya juga investor pemula, wajar kalau masih takut memiliki beberapa instrumen investasi. Tapi tahukah kamu, kalau kamu hanya fokus menggelontorkan uangmu ke satu investasi itu justru sangat berisiko lho.

Misalnya, kamu mengalokasikan uang sebesar Rp 5 juta di investasi saham dan tahu-tahu harga saham anjlok, bisa-bisa uangmu ludes tak tersisa.

Nah, tujuan diversifikasi ini adalah untuk meminimalisir kerugian yang akan kamu dapatkan. Jadi, di saat salah satu instrumen investasi sedang turun, jenis investasi lainnya bisa mengimbangi.

Karena itu, kamu disarankan untuk meletakkan danamu ke beberapa jenis investasi yang berbeda, misalnya ke saham, obligasi, peer to peer lending, reksadana dan lainnya.

Baca juga: Pasti Dibayar Negara! Tanam Duit di SBR 005 Dapat Untung 8,15%

3. Salah menilai kinerja instrumen investasi

Investor pemula tidak boleh salah evaluasi. (Shutterstock)
Investor pemula tidak boleh salah menilai kinerja investasi. (Shutterstock)

Masing-masing instrumen investasi itu memiliki keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Karena itu, sebelum kamu memilih menggelontorkan uang di instrumen investasi, penting bagi kamu buat mengetahui terlebih dahulu cara kerjanya.

Seperti misalnya, investasi saham akan memberikan keuntungan optimal dalam jangka panjang di beberapa tahun mendatang yaitu lebih dari lima tahun.

Kalau kamu investasi saham tapi tujuannya jangka pendek, yang didapat bukannya untung tapi malah buntung. Kalau tujuannya jangka pendek, kamu bisa memilih reksadana atau peer to peer lending.

Jadi, jangan cuma mikirnya untung gede doang ya di awal. Karena, percuma aja kalau niatnya pengin dapat untung gede tapi karena salah memilih instrumen investasi yang ada malah cuma gigit jari.

4. Tidak melakukan evaluasi secara teratur

Investor pemula harus teratur melakukan evaluasi. (Shutterstock)
Investor pemula harus teratur melakukan evaluasi. (Shutterstock)

Meskipun kamu memilih investasi jangka panjang, tapi bukan berarti kamu tidak melakukan evaluasi secara teratur lho.

Agar tujuan investasi kamu tercapai, maka kamu disarankan untuk mengevaluasi pergerakan investasi milikmu minimal enam bulan sekali secara rutin dan berkelanjutan.

Misalnya, dalam waktu lima tahun kamu ingin investasimu mendapat keuntungan hingga 300 persen dari modal. Dengan melakukan evaluasi, kamu jadi tahu sudah berapa keuntungan yang kamu dapatkan. Jika masih jauh dari target, kamu bisa berinvestasi ke instrumen lain yang bisa memberikan untung lebih besar.

5. Harapan terlalu tinggi

Investor pemula sebaiknya tidak berharap terlalu tinggi. (Shutterstock)
Investor pemula sebaiknya tidak berharap terlalu tinggi. (Shutterstock)

Berharap itu perlu, tapi jangan terlalu tinggi apalagi dalam hal investasi. Ya, jadi maksudnya di sini itu adalah kamu pasti udah tahu aturan investasi itu adalah semakin tinggi risiko yang bisa kamu tanggung, semakin besar pula keuntungan yang akan kamu dapatkan.

Jadi, jangan berharap terlalu tinggi mendapat untung gede kalau kamu aja gak berani menggelontorkan uangmu ke investasi yang berisiko.

Investasi yang berisiko tinggi misalnya saja investasi saham yang dikenal high risk-high return, yakni keuntungan dan risiko yang ditawarkan itu sama-sama besar. Dengan berani berinvestasi di saham, kamu juga harus siap kehilangan uang atau ketiban untung besar.

Sementara itu, kalau kamu memilih investasi emas batangan dengan faktor risiko yang rendah, ya jangan berharap mendapat return besar seperti investasi saham.

Agar investasimu berjalan lancar sesuai keinginan dan tujuan investasi kamu juga tercapai, penting bagi kamu buat mengetahui profil risiko atau batasan risiko yang bisa kamu terima.

Kalau kamu gak berani menanggung risiko besar, kamu bisa memilih investasi reksadana pasar uang dibanding reksadana saham yang memang memiliki risiko yang cukup besar.

Nah, itu dia beberapa hal yang pantang banget dilakukan oleh para investor pemula yang pengin tajir melintir dari investasi seperti Warren Buffett.

Karena itu, yuk mulai terjun investasi sedini mungkin karena semakin lama jangka waktu kamu investasi, maka semakin besar pula keuntungan yang kamu dapatkan. (Editor: Ruben Setiawan)

Posting Komentar untuk "Mau Tajir dari Investasi? 5 Hal Ini Pantang Dilakukan oleh Investor Pemula"