Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beri Janji pada Korban JT610, Siapa Sebenarnya Rusdi Kirana Pendiri Lion Air?

Kabar mengenai kecelakaan pesawat Lion Air JT610 jadi headline pemberitaan hampir semua media di Indonesia. Kali ini kita gak akan membahas soal pesawatnya, melainkan soal Duta Besar Indonesia untuk Malaysia yang bernama Rusdi Kirana.

Kenapa jadi bahas Dubes Indonesia untuk Malaysia?

Rusdi adalah sosok pendiri Lion Air yang belakangan ini kembali mendapat sorotan di media. Dilansir dari Kompas, Rusdi telah menemui keluarga korban Lion Air JT610. Ia berjanji akan memberikan uang saku Rp 5 juta sebagai uang saku selama pihak keluarga menunggu kabar soal korban, serta uang Rp 25 juta untuk biaya pemakaman. Itu semua di luar kompensasi seperti klaim asuransi jiwa yang bakal diterima oleh pihak keluarga lho.

Kembali ke cerita Rusdi dalam membangun Lion Air. Dia mendirikan bisnis ini pada tahun 1999 dengan modal US$ 10 juta alias kurang lebih Rp 152 miliar jika dihitung berdasarkan kurs saat ini.

Apa yang dilakukan Rusdi dengan konsep maskapai murah ternyata membuat perubahan besar-besaran di dunia penerbangan. Karena model bisnis yang ia bikin, maskapai lain berlomba-lomba menurunkan tarif tiketnya. Semua demi “menangkap” konsumen yang lebih luas.

Saat ini, Lion Air udah memiliki banyak anak perusahaan. Ada Batik Air, Wings Air, Lion Bizjet, Malindo Air, dan Thai Lion Air.

Lantas, seperti apa lika-liku perjalanan Rusdi Kirana dalam mendirikan maskapai yang mengusung slogan We Make People Fly ini? Mari simak ulasannya di bawah ini.

Pendiri Lion Air yang pernah jadi salesman

Chairman Lion Air yang juga Kedubes RI untuk Malaysia Rusdi Kirana. (Instagram/@kbrikualalumpur)
Chairman Lion Air yang juga Kedubes RI untuk Malaysia Rusdi Kirana. (Instagram/@kbrikualalumpur)

Sebelum menjadi bos besar di maskapai itu, Rusdi Kirana ternyata sempat bekerja sebagai salesman mesin tik bermerek Brother. Saat itu, gaji yang dia terima cuma Rp 120 ribu per bulan.

Dengan ini, kita pun tahu latar belakang hidupnya. Rusdi memang gak lahir dari keluarga kaya.

Namun pekerjaan ini gak bertahan lama. Rusdi sadar dengan gaji sebesar itu dia gak bakal bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Itu sebabnya dia langsung melirik peluang usaha lain.

Rusdi pun memilih menjadi agen biro perjalanan. Bisnis itu dia rintis bersama kakaknya, Kusnan Kirana.

Pernah disarankan untuk bisnis kondom

Chairman Lion Air yang juga Kedubes RI untuk Malaysia Rusdi Kirana. (Instagram/@kbrikualalumpur)
Chairman Lion Air yang juga Kedubes RI untuk Malaysia Rusdi Kirana. (Instagram/@kbrikualalumpur)

Niat Rusdi Kirana membangun maskapai penerbangan bisa dibilang cukup nekat. Ketika mengajukan izin ke Kementerian Perhubungan, para pejabat yang mengurusnya bilang Rusdi mustahil mendirikan perusahaan penerbangan.

Dan lucunya, orang-orang di kementerian ini malah menyarankan Rusdi bikin perusahaan kondom aja.

Tapi toh Rusdi tetap pada keputusannya. Dia berpendapat kalau udah niat ya jalani terus. Gak boleh ada kata mundur.

Tepat pada Maret 2000, izin usaha akhirnya keluar. Lahirlah perusahaan bernama Lion Mentari Airlines yang akhirnya jadi Lion Air.

Dari satu pesawat Boeing, dia bisa beli ratusan pesawat

Pendiri Lion Air Rusdi Kirana. (Instagram/@lionairgroup)
Pendiri Lion Air Rusdi Kirana. (Instagram/@lionairgroup)

Maskapai pertama dari Lion Air adalah Boeing 737-200 yang disewa pada tahun 2000. Dengan pesawat ini Lion Air terus laris. Modal terus dikumpul dan diputar buat beli pesawat baru.

Pada tahun 2011, Rusdi sempat menghebohkan dunia penerbangan karena dia meneken kontrak pembelian 234 pesawat Airbus dan 230 Boeing 737 sekaligus. Mantap!

Seiring dengan berjalannya waktu, Rusdi berhasil membuka rute penerbangan ke 36 kota di Indonesia dan luar negeri.

Disanjung di luar negeri, dikritik di dalam negeri

Pendiri Lion Air Rusdi Kirana. (Instagram/@lionairgroup)
Pendiri Lion Air Rusdi Kirana. (Instagram/@lionairgroup)

Di samping mendapat pujian karena prestasi dan tindakannya dalam memborong pesawat, Rusdi Kirana juga sering dimarahi dan dijelek-jelekkan karena sering delay.

Bisa dibilang, selama bertahun-tahun, dia hidup bak pakai kacamata kuda alias tutup mata tutup telinga. Dia juga jadi jarang nonton berita, apalagi setelah maskapainya kecelakaan.

Rusdi mengatakan, jika cercaan itu didengar, tentu aja hal itu mengganggu banget. Lebih baik fokus kerja, membenahi apa yang berantakan.

Kerap dipandang sebagai superman di perusahaannya

Pendiri Lion Air Rusdi Kirana. (Instagram/@lionairgroup)
Pendiri Lion Air Rusdi Kirana. (Instagram/@lionairgroup)

Pria yang tampil sederhana ini meninggalkan jabatan Direktur Utama Lion Air pada 2014.

Dengan undur diri sebagai Dirut, Rusdi bisa mengawasi kinerja maskapai-maskapainya dengan lebih cermat. Soalnya, dia udah terbebas dari pekerjaan-pekerjaan administratif.

Saat ini kursi CEO diduduki oleh Rudy Lumingkewas yang dulu adalah seorang General Manager perusahaan itu. Sementara Rusdi hanya jadi Chairman saja.

Itulah lika-liku yang dihadapi Rusdi Kirana dalam membangun Lion Air.

Rusdi Kirana pernah mengatakan pada media bahwa dia punya tiga rahasia kesuksesan. Pertama, pengusaha harus punya visi; yang kedua passion, dan yang terakhir adalah nyali.

Salut deh buat Rusdi Kirana. Moga kisahnya menginspirasi kamu ya! (Editor: Ruben Setiawan)

Posting Komentar untuk "Beri Janji pada Korban JT610, Siapa Sebenarnya Rusdi Kirana Pendiri Lion Air?"