Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengenalan Rangkaian Power Supply Tv

Seri perbaikan TV (3) : Pengenalan rangkaian power-supply TV

Setiap praktisi dan tekhnisi elektronik tidak akan lepas dari urusan “melihat denah rangkaian”. Karena itu setiap praktisi dan tekhnisi (bahkan para hobbyst juga) dituntut untuk sanggup membaca dan mengerti gambar denah rangkaian.
Terlebih lagi dalam pereparasian TV di mana setiap bagiannya memiliki rangkaian yang cukup rumit.
Bisa membaca dan mengerti rangkaian ialah salah satu persyaratan mutlak untuk menjadi montir TV yang handal.

Rangkaian power-supply TV.
Banyak TV memakai rangkaian power-supply yang disusun atas transistor-transistor diskrit, tetapi banyak pula yang menerapkan IC regulator khusus untuk power-supply TV. Berikut ini ialah contoh-contoh power-supply TV yang memakai rangkaian transistor.

 Setiap praktisi dan tekhnisi elektronik tidak akan lepas dari urusan  Pengenalan rangkaian power supply TV

Gambar (A) di atas mengatakan satu pola denah rangkaian power-supply TV bertransistor. Penomoran komponen di sini hanya untuk memudahkan saja, bukan penomoran aslinya.
Pola rangkaian semacam ini sempat marak dipakai oleh banyak merek TV di Indonesia.
Ciri khas dari pola rangkaiannya ialah adanya kondensator kopel C3 berkapasitas 47µF di sirkit basis transistor power-regulator. Hanya sebagian kecil merek TV yang memasang C3 dengan kapasitas di atas itu.
T4 ialah transistor daya/transistor power-regulator yang di rangkaian ini bersama dengan T2 dan T3 menghasilkan guncangan denyut-denyut listrik dengan daya yang tinggi. T4 bertingkah seakan sebuah switch yang “on” dan “off” dalam waktu (timing) yang sangat cepat. Hasilnya ialah denyut-denyut induksi pada trafo switching yang ditransfer ke gulungan-gulungan sekundernya.
Adapun transistor T1 bersama dengan komponen pasif di sekitarnya membentuk rangkaian koreksi tegangan semoga level tegangan keluaran power-supply stabil pada besaran yang telah ditentukan. Penyetelan level tegangan keluaran dilakukan oleh trimpot VR1.

Perhatikanlah bahwa ada dua ground. Yang pertama ialah ground primer (gnd p) dan yang kedua ialah ground sekunder (gnd s). Ini alasannya power-supply memiliki dua sirkit, yaitu sirkit primer dan sirkit sekunder. Kedua sirkit itu saling tersekat.
Ground primer atau kepingan apapun (termasuk pendingin alumunium transistor) yang terdapat di dalam sirkit primer dihentikan tersentuh dengan tangan alasannya sanggup menimbulkan sengatan listrik. Sirkit kepingan primer ialah “live-area”.

Pada pola rangkaian di atas power-supply memiliki tegangan keluaran +115V dan +12V. Untuk merek dan model TV lainnya tegangan keluaran sanggup jadi lebih banyak meskipun sirkit primernya serupa, tergantung type trafo switching yang digunakan.
Rangkaian memakai trafo switching dengan label HL-4020 yang memiliki dua kepingan gulungan sekunder. Gulungan untuk tegangan keluaran 115V pada transformator itu ialah antara pin 5 dan 6, sedangkan gulungan tegangan 12V ialah antara pin 4 dan 6.
Tegangan keluaran dimurnikan sebagai denyut-denyut DC oleh dioda-dioda penyearah D3 dan D4, kemudian diratakan oleh kondensator-kondensator perata (elco) yang tidak diperlihatkan pada gambar itu. Kondensator-kondensator kecil yang berjajar dengan dioda membantu “memperhalus” pekerjaan dioda.

 Setiap praktisi dan tekhnisi elektronik tidak akan lepas dari urusan  Pengenalan rangkaian power supply TV

Gambar (B) di atas ialah pola power-supply TV bertransistor lainnya. Pola rangkaian semacam ini juga sempat marak digunakan, terutama oleh merek-merek TV lokal menyerupai Polytron dan Digitec.
Hingga ketika ini pola rangkaian serupa masih banyak dipakai pada kit power-supply TV yang banyak dijual di toko-toko elektronik.
Ciri khas pola rangkaian yang kedua ini ialah memiliki tiga gulungan di sirkit primernya serta tidak memakai kondensator kopel (elco) di basis transistor powernya.

 Setiap praktisi dan tekhnisi elektronik tidak akan lepas dari urusan  Pengenalan rangkaian power supply TV

Gambar (C) mengatakan pola power-supply TV bertransistor lainnya. Pola rangkaian ini banyak terdapat di TV-TV China. Ciri khasnya ialah memiliki dua gulungan di sirkit primernya, tidak menerapkan kondensator kopel (elco) serta dalam pengaturan tegangan memakai opto-coupler (biasanya tipe PC817).
Variasi lain dari rangkaian menyerupai ini ialah terhubungnya pengemudian opto-coupler ke kepingan kontrol digital untuk posisi stand-by TV.

Sejauh pengalaman penulis, sampai ketika ini tiga model rangkaian power-supply TV bertransistor itulah yang paling banyak beredar di Indonesia. Polanya sama, hanya nilai-nilai komponen serta trafo switching yang dipakai yang berbeda-beda antara satu TV dengan TV lainnya. Karena itu permasalahan yang terjadi pada masing-masing model itu pun bantu-membantu memiliki ke-khasan tersendiri. Permasalahan-permasalahan itu akan dibahas dalam goresan pena lainnya yang masih menjadi rangkaian dalam seri perbaikan TV.
Untuk rangkaian power-supply TV dengan IC silahkan simak ulasannya di sini : Pengenalan rangkaian IC SMPS TV .

Happy learning!


Sebelumnya, Seri perbaikan TV (2) : Pengenalan sistem power-supply TV dan rangkaian main-power TV .

Seri perbaikan TV (1) : Pengenalan sistem TV analog .

Posting Komentar untuk "Pengenalan Rangkaian Power Supply Tv"