Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengin Punya Investasi? Kenalan Dahulu dengan Instrumen Pasar Modal

Udah punya niatan berinvestasi? Banyak hal nih yang perlu kamu pelajari biar bisa cetak banyak untung. Salah satunya adalah kamu harus tahu apa itu instrumen pasar modal.

Asal tahu aja nih, investasi itu gak melulu soal jual beli saham. Atau beli emas dari gram ke gram. Gak juga melulu simpan uang dengan bunga tinggi di deposito.

Dalam investasi, ada dua istilah penting yang investor pemula harus paham, yaitu pasar uang dan pasar modal. Dari definisinya, pasar uang adalah pasar yang menawarkan instrumen keuangan yang mudah likuid dan punya masa jatuh tempo yang singkat.

Baca juga: Ini Jenis-Jenis Produk Pasar Modal Bagi Infrastruktur

Sementara pasar modal adalah pasar yang menawarkan instrumen keuangan jangka panjang. Singkatnya, kalau pengin investasi, lebih menempatkan di instrumen pasar modal.

Dalam ulasan mengenai investasi berikut ini, Moneysmart.id mau berbagi informasi nih apa aja instrumen pasar modal dan gimana keuntungannya. Yuk, disimak di bawah ini:

1. Saham

Dengan memiliki saham, itu berarti kamu punya hak atas perusahaan, (ilustrasi/pexels.com).

Pastinya kamu udah cukup akrab dengan namanya instrumen pasar modal yang satu ini. Soalnya kalau bicara investasi, banyak orang yang menyangkut-pautkannya dengan saham. Makanya gak heran kalau saham itu cukup populer di telinga banyak orang sebagai pilihan investasi.

Dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha ke perusahaan. Singkatnya, saham ini menjadi bukti kalau kamu menyuntikkan dana sebagai modal ke suatu perusahaan.

Dengan memiliki saham, itu berarti kamu punya hak atas perusahaan. Kamu pun berhak atas keuntungan-keuntungan yang didapat perusahaan. Sebagai investor saham, kamu bakal mendapat keuntungan dari dividen dan capital gain.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Pasar Modal Syariah dan Konvensional

Dividen adalah keuntungan yang dibagikan perusahaan ke investor yang asalnya dari keuntungan perusahaan. Sementara capital gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dan harga jual.

Jadi, ketika kamu beli saham di harga Rp 300 per lembar lalu menjualnya di harga Rp 400 per lembar, di situlah kamu mendapat capital gain.

Walaupun dibilang untung dari saham itu lebih besar ketimbang investasi emas dan deposito, ada risiko-risiko yang mengiringi perkembangan saham. Di investasi saham kamu harus siap menghadapi capital loss dan risiko likuidasi.

Capital loss bisa dibilang kebalikan dari capital gain. Capital loss adalah kerugian karena dari selisih harga beli dan harga jual. Jadi, ketika kamu beli saham Rp 400 per lembar, kamu menjualnya Rp 300 per lembar karena pergerakan saham tersebut terus menurun.

Baca juga: 4 Ide Bisnis Tanpa Modal Zaman Milenial

Kalau risiko likuidasi adalah hilangnya modal karena perusahaan yang sahamnya kamu beli bangkrut alias tutup. Syukur-syukur masih ada yang bisa dibagikan, misalnya sisa hasil penjualan aset perusahaan. Kamu bisa klaim sisa hasil tersebut.

Di sinilah para investor dituntut buat terus mengikuti perkembangan perusahaan. Kalau sewaktu-waktu terjadi hal yang gak diinginkan, investor bisa ambil langkah cepat dan tepat.

2. Surat utang atau obligasi

Surat utang dan obligasi, (ilustrasi/pexels.com).

Kalau kamu pernah beberapa kali mendengar Obligasi Negara Ritel (ORI), itu adalah salah satu dari instrumen pasar modal yang ada di Indonesia. Pemerintah menawarkan ORI dengan tujuan meraih pendanaan dari masyarakat buat pembangunan negara.

Surat utang atau obligasi adalah surat pernyataan utang dari penerima pinjaman yang diberikan ke pemberi pinjaman. Nah, penerima pinjaman ini yang menerbitkan obligasi sebagai bukti peminjaman. Biasanya kalau bukan pemerintah, perusahaan  yang bakal terbitkan obligasi.

Isi obligasi memuat janji pembayaran utang dan bunganya pada periode tertentu. Penerbit obligasi juga berjanji bakal melunasi pokok utang pada waktu yang udah ditentukan.

Obligasi ini punya jangka waktu menengah hingga panjang dan bisa diperjualbelikan. Jadi, kamu bisa dapat keuntungan dari capital gain selain bunga obligasi.

Sama seperti saham, obligasi juga dicatat di bursa. Ada beberapa obligasi yang bisa kamu dapat di bursa, yaitu obligasi korporasi, investasi sukuk, Surat Berharga Negara (SBN), hingga Efek Beragun Aset (EBA).

Risiko instrumen pasar modal ini gak sebesar saham. Apalagi memiliki obligasi negara, dijamin sama sekali gak ada risikonya alias modalmu gak bakal hilang. Walaupun gitu, kamu harus tetap waspada adanya potensi gagal bayar dari perusahaan yang terbitkan obligasi.

3. Reksadana

Buat reksadana ini kamu gak perlu modal besar lho, (Ilustrasi/pexels.com).

Inilah instrumen pasar modal yang gak bakal bikin kamu pusing dan menyita banyak waktumu. Soalnya dengan memilih investasi ini, kamu tinggal mempercayakan danamu kepada manajer investasi.

Reksadana adalah instrumen pasar modal yang digunakan manajer investasi buat menghimpun dana dari para investor yang nantinya diinvestasikan beberapa instrumen.

Untungnya lagi dari reksadana, kamu gak harus menyediakan modal besar. Kamu udah bisa berinvestasi reksadana dengan modal Rp 100 ribu.

Namun, reksadana bukan tanpa risiko. Kamu bisa aja mengalami risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, pengembalian dana oleh manajer investasi apabila sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali, dan perusahaan asuransi yang gak bayar ganti rugi.

Reksadana terbagi ke beberapa jenis, yaitu reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran. Perbedaan di antara investasi tersebut terletak pada penempatan modalnya.

  • Reksa dana pasar uang menempatkan dana 100 persen di instrumen pasar uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Deposito Berjangka, dan Obligasi yang jatuh tempo di bawah 1 tahun.
  • Reksa dana pendapatan tetap menempatkan dananya sebesar 80 persen dalam bentuk utang atau obligasi dan sisanya dalam bentuk instrumen pasar uang.
  • Reksa dana saham menempatkan dana sebesar 80 persen di instrumen saham.
  • Reksa dana campuran menempatkan dana di saham, pasar uang, dan obligasi.

Sampai sini udah tahu kan apa aja instrumen pasar modal yang dimanfaatkan buat investasi? Tinggal disesuaikan aja nih sama tujuan investasi dan profil keuangan kamu. Mana yang kira-kira paling pas jadi pilihan kamu berinvestasi. Semoga informasi di atas bisa membantu! (Editor: Mahardian Prawira).

Posting Komentar untuk "Pengin Punya Investasi? Kenalan Dahulu dengan Instrumen Pasar Modal"