Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tari Inklusif, Dikala Disabilitas Ikut Menari

Jakarta, Kartunet.com – Setiap orang sanggup membuat gerakan. Setiap serpihan badan sanggup mengekspresikan emosi. Karena itu, menari sanggup menjadi salah satu sarana komunikasi, termasuk bagi penyandang disabilitas. Terkadang keterbatasan fisik membuat seseorang tidak sanggup berbicara, sehingga gerakan tari sanggup menjadi bahasa untuk memberikan pikiran dan perasaan.


Tari inklusif. Seperti itulah Danceability, sebuah perusahaan tari internasional,  menyebut genre tarian ini. Danceability mempromosikan pertunjukan tari kontemporer yang menggabungkan penari dari kalangan umum dan disabilitas dalam pertunjukan yang sama. Genre tari ini sering disebut juga “Mixed Ability” atau tari terintegrasi. Danceability melatih penari dengan memakai teknik improvisasi, di mana penari nondisabilitas dan disabilitas berguru untuk bergerak bersama-sama. Danceability International terus mengejar visi memakai seni sebagai alat mengubah pandangan masyarakat wacana penyandang disabilitas melalui pertunjukan, workshop, kegiatan pendidikan, training guru dan koreografi di Amerika Serikat dan seluruh dunia. DanceAbility sudah menggelar kegiatan training di 37 negara dengan telah melatih lebih dari 450 orang, baik dari kalangan umum maupun disabilitas.


Alito Alessi, seorang koreografer internasional yang merupakan Direktur Artistik Danceability mempunyai empat prinsip dalam mengajarkan tarian pada penyandang disabilitas. Yang pertama yaitu sensasi. Gerakkan satu serpihan dari tubuh, konsentrasi, dan rasakan dengan sungguh-sungguh gerakan itu. Setiap orang sanggup melaksanakan ini meski dengan ritme dan tempo yang berbeda. Prinsip kedua, koneksi atau keterhubungan. Gerak yaitu bahasa komunikasi. Ketiga, prinsip waktu untuk bergerak. Gerak lambat, cepat, atau berdiam. Setiap orang punya waktu atau momen yang berbeda. Yang terakhir yaitu prinsip desain gerak, yaitu bagaimana setiap orang sanggup melaksanakan gerakan itu sendiri.


Stimulasi bukan dari musik, melainkan dari dalam diri sendiri yang kemudian menggerakkan tubuh. Tak ada yang dibiarkan merasa sendirian sebab setiap orang sanggup terlibat.


Karena memakai teknik improvisasi dalam membuat gerakan, maka tarian ini pun sanggup dilakukan oleh pengguna bangku roda, tunanetra, tunarungu, serta penyandang disabilitas mental. Menurut Alito, tari inklusif bukan difokuskan untuk penyandang disabilitas, melainkan untuk semua orang. Karena pada dasarnya, kita semua sanggup melaksanakan hal kreatif bersama-sama. (RR)


editor: Muhammad Yesa



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Tari Inklusif, Dikala Disabilitas Ikut Menari"