Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penis

Rocky dibangunkan oleh sebuah bunyi tangis yang berasal dari meja di seberang kawasan tidurnya. Ia terperanjat dikala dilihatnya sebuah penis tergeletak di sana. Serentak tangan kirinya bergerak meraba ke kawasan seharusnya penis itu berada, sementara tangan kanannya menggosok mata untuk memastikan apa yang ia saksikan.


Tubuh Rocky menegang dikala tangan kanannya tidak menemukan alat kelaminnya. Berkali-kali ia mengusap selangkangannya kalau saja ia salah raba. Bahkan lebih 10 kali pahanya dicubit untuk menyakinkan bahwa ia tidak bermimpi.


Untuk beberapa lama, Rocky melamun dalam ketegangan dan kebingungan. Bagaimana dapat penis itu tak ada ditempatnya, dan bagaimana ia akan hidup tanpa penis.


Rocky kembali disadarkan oleh tangisan yang semakin kencang. Suaranya kecil menyerupai tangis anak umur dua tahun, dan nadanya melengking tinggi menusuk menciptakan indera pendengaran sakit. Rocky yang sedang dalam ketegangan membentak keras, “Diaaaam!!!!“


Penis di atas meja itu bergerak berdiri menghadap Rocky. Dari ujung penis itu mengalir carian bening menyerupai air mata. Dengan bunyi yang melingking penis itu berkata,


“Mengapa kamu membentak aku. Apa saya pernah membentakmu?”


“Siapa kau?”


“Aku ialah penismu.”


“Mengapa kamu ada di di meja bukannya di tempatmu seharusnya berada? Dan mengapa kamu menangis?”


“Aku sudah tidak ingin lagi ikut denganmu dan saya menangisi dosa-dosa yang telah kulakukan.”


“Tapi kamu ialah milikku. Sejak saya lahir kamu sudah ada bersamaku dan itu ialah suatu ketetapan.”


“Kita diciptakan bersama, dan saya tumbuh menjadi besar bersamamu. Tapi kamu telah menyalahgunakan aku, kamu hanya memanfaatkan saya untuk kesenanganmu saja.”


“Bukankah itu ialah kiprah dan fungsimu?”


“Tuhan menganugerahkan saya kepadamu untuk membantumu menyalurkan hasrat seksualmu tetapi bukan dengan cara seenakmu sendiri. Tuhan telah mengatakan caranya, yaitu dengan menikah.”


“Tetapi itu bukan salahku! Kaulah yang sering mengajak aku, kamu cepat terangsang jika  saya melihat wanita-wanita anggun dan seksi.”


“Itu jawaban pikiranmu yang sudah  terpengaruh oleh gambar-gambar perempuan telanjang, film-film seks serta perzinahan dan perkosaan yang sering kamu lakukan.”


“Wanitalah yang salah! Mereka sering mengobral kecantikannya, merekalah yang mengatakan tubuh untuk dinikmati, mereka pula yang sering merayu-rayu, bermanja-manja biar disentuh oleh laki-laki. Wajar saja kalau birahiku terangsang.”


“Itu ialah sifat mereka. Keindahan dianugerahkan kepada mereka untuk menghiasi dunia. Tetapi kecantikan itu bukan untuk dirusak dan dihancurkan, dinikmati sesuka hati, dihisap hingga kering dan di sia-siakan!”


“Itu sudah nasib mereka sebagai bunga dunia, Kita laki-laki adalah  penikmat wanita.”


“Tidakkah kamu pikirkan jawaban perbuatanmu selama ini? Lima perempuan menjadi ajaib sebab kamu rusak kehormatannya dengan paksa. Delapan janin yang telah digugurkan atas permintaanmu dan empat orang anak lahir dengan hidup terlantar sebab kamu tak mau bertanggung jawab mengurus mereka!”


“Kau tak usah munafik, kamu pun turut mencicipi kelezatan dari semua yang telah kita lakukan.”


“Aku mengakuinya. Karena itu, saya hendak berpisah darimu. Aku tak mau lagi menjadi alat pelampiasan nafsumu. Aku ingin bertobat membersihkan diri dari dosa.”


“Tidak bisa. Kau ialah milikku, akulah yang memberimu obat-obatan biar kamu menjadi besar berpengaruh dan perkasa.”


“Semua itu kamu perbuat hanya untuk menambah kesenangan dan kebanggaanmu. Aku tak sudi lagi jadi budakmu. Kau cari saja penis yang lain untuk kamu jadikan sarana penyalur birahimu.”


“Tidak! kamu harus kembali padaku. Aku tak akan dapat menjadi laki-laki jantan tanpamu”


“Kejantanan seorang lelaki bukan hanya terletak pada panisnya, tapi pada budpekerti dan kehormatan dirinya. Kini kamu harus berguru menjadi laki-laki sejati tanpa penis.””


“Aku tidak peduli. Yang penting kini kamu harus kembali padaku! Jika tak mau saya akan memaksamu.”


“Aku tidak takut. Sebagai penis yang keras pendiriannya saya tak merubah keputusanku.”


Seorang laki-laki dengan hidung mancung, mata lingkaran berwarna hitam dengan bulu mata lentik  serta sepasang bibir tipis yang dihiasi oleh jenggot dan kumis tipis, tertata rapi di atas wajah lonjong yang ditunjang oleh leher berpengaruh dan panjang yang menghubungkan dengan tubuh atletis, berdada bidang dengan bulu lebat tumbuh diatasnya, tapi tanpa penis. Itulah Rocky dimasa datang. Gambaran itu muncul dimatanya. Di kupingnya, terngiang hinaan dari para perempuan “Untuk apa tubuh bagus kalau gak punya penis?” Begitulah kira-kira bunyi umpatan itu.


Bayangan itu menambah ketakutan Rocky akan kehilangan penis. Dengan menggeram ia berlari ke aarah meja kawasan penis itu berdiri, jari tangannya mengembang untuk menangkap sang penis. Tetapi kelamin berdiameter 14 centi dan panjang 19 centi itu melompat dari meja keluar kamar melalui lubang angin di atas pintu. Rocky pun mengejarnya keluar kamar. Tetapi penis kembali melompat keluar rumah dan terus berlari kejalanan.


Kejar-kejaran antara Rocky dan penisnya itu menggemparkan orang-orang sekitar. Mereka pun ikut berlari mengejar Rocky dan penisnya. “Ada penis lari!!” bunyi mereka riuh. Teriakan tersebut semakin menambah jumlah orang yang terkejut dan ingin menyaksikan insiden unik itu. Banyak orang yang ikut berlari menjadikan kekacauan, jalan macet dan para pekerja berhenti dari pekerjaannya.


Setelah lima jam kejar-mengejar itu terjadi, lari penis Rocky terhadang oleh barisan beberapa orang perempuan dan anak-anak. “Itu ia penis yang telah mengakibatkan kita lahir dan menciptakan kita dan ibu kita sangsara!” teriak seorang anak pada kawan-kawannya. Mereka serentak mengambil kerikil besar dan melempari penis Rocky. Penis itu merintih ketika batu-batu itu menimpa tubuhnya


Rocky yang melihat insiden itu segera mengerahkan seluruh tenaganya berlari mendekati penisnya. Tetapi belum lagi ia hingga ke kawasan itu, terdengar bunyi dari rombongan wanita. “Inilah penis yang telah menodai kita, menghancurkan masa depan kita, menciptakan kita materi hinaan dan olok-olokan serta menelantarkan bawah umur kita!”


Wanita-wanita itu serempak mengeluarkan pisau, gunting, kampak, gergaji dari  tas mereka dan pribadi menyerang penis Rocky. Penis itu menjerit pilu dengan nada melengking memecahkan telinga.


“Mungkin inilah jalanku untuk mendapat pengampunan Tuhan.” teriak penis Rocky sebelum tubuhnya tercincang oleh senjata-senjata  tajam para wanita.


Rocky dengan verbal ternganga, mata terbelalak lebar dan tubuh menggigil menyaksikan insiden dihadapannya. Wanita-wanita itu ialah wanita-wanita yang pernah ia perkosa, ia tinggalkan sesudah diambil kehormatannya. Dan bawah umur itu mungkin ialah bawah umur yang terlahir jawaban perbuatannya. Tubuh Rocky jatuh ke tanah, tulang-tulangnya menyerupai lepas, napasnya tersengal dan dari mulutnya terdengar tangisan.


Orang-orang di sekitar kawasan itu hanya diam membisu, dengan tubuh kaku dan tangan berada pada selangkangan, meraba apakah penis mereka masih ada  di tempatnya.


Editor: Muhammad Yesa Aravena



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Penis"