Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Idcc Goes To Campus, Bola Kepedulian Dari Solo

Solo, Kartunet.com – Hujan yang turun cukup deras di atas kota Solo, Minggu sore itu (30/12/2012), tentu menjadi alasan yang sempurna untuk beristirahat di rumah yang nyaman ditemani secangkir teh dan sepiring pisang goreng. Namun tidak demikian bagi para mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Satu persatu, mereka tiba kesekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP) di lantai dua. Ada pula serombongan cowok lain yang berseragam kaos hitam dan membawa spanduk besar. Apakah gerangan yang dilakukan oleh mereka? Merancang demonstrasi? Tawuran? Tentu bukan.


“Kami mau menghadiri peluncuran agenda IDCC Goes to Campus,” ujar salah satu mahasiswa . Benar saja, di lantai dua gedung itu sudah ada rekan-rekannya yang lain dari aneka macam jurusan, dominan dari agenda studi Pendidikan Luar Biasa (PLB), serta para cowok berkaos hitam yang rupanya tim Indonesia Disabled Care Community (IDCC) dari Jakarta. Di salah satu dinding juga sudah terpampang backdrop IDCC.


“Mungkin banyak yang belum mengenal IDCC alasannya yakni ini memang komunitas baru. IDCC diiniasi oleh pemerhati disabilitas dan pengusaha di Solo, kemudian bergulir menjadi komunitas berskala nasional yang dimotori oleh mahasiswa Sampoerna School of Education, UI dan Trisakti di Jakarta. Kami mewujudkan kepedulian terhadap penyandang disabilitas (pendis-red.) bukan dengan mengasihani mereka atau memberi santunan, tapi dengan menggandeng tangan mereka untuk saling berhubungan mewujudkan hak-hak pendis yang terabaikan,” ungkap Melyana dan Dasrizal, pengurus IDCC yang memandu agenda hari itu.


Dengan tagline “Aware. Care. Share”, IDCC menggelar rangkaian agenda IDCC Goes to Campus ke kampus-kampus untuk mengajak cowok lain untuk ikut peduli terhadap penyandang disabilitas. UNS yakni kampus pertama yang dikunjungi IDCC untuk memulai rangkaian acara IDCC Goes to Campus, menyusul kemudian kampus-kampus di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung.


Kegiatan kampanye kesadaran untuk peduli terhadap pendis itu dikemas dengan menarik dan bermakna. Diawali dengan teatrikal mengenai pendis yang mencoba bangun walau dipandang sebelah mata oleh masyarakat, agenda dilanjutkan dengan talkshow yang menghadirkan para pembicara yang inspiratif dari kalangan pendis. Mereka yakni para penyandang disabilitas yang berprestasi dan sangat menginspirasi, yaitu Anam dan Akbar, penyandang tunadaksa dari Cilacap yang menjuarai olimpiade nasional di bidang Sains dan Komputer; Octaviani Wulandari, gadis anggun asal Solo yang terpilih sebagai Miss Deaf Indonesia 2012, serta Reza Aditia dari Semarang yang sukses di bidang online marketing.


“Walau fisik menciut, semangat tak boleh menciut,” ungkap Pembina IDCC, Bu Endang Setyati menyemangati para narasumber. Memang benar, aneka macam pengalaman yang inspiratif seputar usaha dan pengorbanan mereka dalam mencapai impian memperlihatkan semangat bagi hadirin yang hampir semuanya yakni non-pendis. Di kesempatan itu pula, MC menanyakan harapan-harapan mereka akan nasib pendis di masa mendatang.


“Kami berharap masyarakat, khususnya pemuda, tidak lagi menganggap kami sebagai malu atau orang yang patut dikasihani. Kami juga ingin dihargai sebagai makhluk yang juga punya hak yang sama dengan  kalian, (hak untuk) menikmati kemudahan umum dan pekerjaan yang layak,” harap Reza, yang sempat bekerja sebagai anggota tim media umum sebuah perusahaan finansial ternama.


Aware-Care-Share Competition


Setelah talkshow, dua perwakilan mahasiswa PLB UNS kemudian mempersembahkan musikalisasi puisi khusus untuk para narasumber yang luarbiasa. Acara tersebut makin memperabukan semangat para mahasiswa untuk berbuat sesuatu bagi para pendis. Semangat yang menjadi bibit dari kesadaran itu merupakan modal utama untuk mengikuti Aware-Care-Share Competition, kompetisi proyek sosial yang dirancang untuk mewujudkan kesetaraan hak-hak pendis.


Untuk mempersiapkan proyek itu, para mahasiswa bersama dengan awak IDCC berdiskusi menciptakan action plan yang ingin mereka lakukan untuk berkontribusi dalam dunia disabilitas. Setelah dibagi menjadi empat kelompok kecil, mereka mencoba membedah duduk perkara yang ada dan mencari solusi yang dapat dilakukan. Action plan ini akan menjadi panduan bagi mereka untuk melaksanakan proyek sosial, di mana mereka akan berkompetisi dengan kelompok dari kampus-kampus lain. Di final tahun 2013, para perwakilan kampus ini akan berkumpul dalam sebuah konferensi nasional yang menghadirkan para pemerhati disabilitas dari aneka macam kalangan. Di konferensi itulah, mereka akan mengembangkan pengalaman dalam melaksanakan proyek dan yang tak kalah menarik, akan ada pengumuman dan dukungan hadiah bagi proyek terbaik.


Semangat yang ditunjukkan mahasiswa UNS yang hadir untuk merealisasikan action plannya memancarkan optimisme bahwa masih banyak cowok yang peduli pada nasib sesama, khususnya pada penyandang disabilitas.(Umi)


editor: Muhammad Yesa



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Idcc Goes To Campus, Bola Kepedulian Dari Solo"