Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Finding Ben, Usaha Ibu Anak Autisme

Judul Buku: Finding Ben

Genre: Non-fiksi (biografi)

Penulis: Barbara LaSalle

Penerbit (Indonesia): Buana Ilmu Populer


Depok — Menjadi orangtua dari seorang anak penyandang disabilitas yaitu salah satu hal yang tidak akan sanggup sepenuhnya dipahami oleh seseorang tanpa mengalaminya sendiri. Catatan Barbara LaSalle mengenai kisah faktual hubungannya dengan anaknya Ben, yang mengidap autisme sindrom Asperger, merupakan usahanya mengembangkan perasaan dan dongeng mengenai hal tersebut. Buku Finding Ben adalah representasi kegundahan emosional Barbara, dengan narasi yang sangat jujur dan seringkali menyakitkan untuk dibaca. 


                Barbara telah sadar bahwa Ben mempunyai perbedaan yang tidak sanggup dipungkiri semenjak usia dini. Awalnya, perbedaan itu bisa dikatakan menggembirakan: Ben tampak ibarat seorang anak jenius dengan daya hafal dan kompetensi membaca yang luar biasa, serta lebih suka duduk hening membaca buku daripada bergerak ke sana kemari layaknya anak kecil pada umumnya. Namun, keresahan Barbara mulai meningkat ketika Ben begitu lambat berkembang dalam aspek-aspek lainnya. Ia sangat sulit bersosialisasi, koordinasi motoriknya acak-acakan dan ia tidak bisa melaksanakan hal-hal sepele ibarat mengikat tali sepatunya sendiri maupun mengatur nada bicaranya.


                Seiring Ben beranjak dewasa, Barbara semakin dibentuk frustrasi. Ben mengalami kesulitan besar di sekolah baik dalam aspek akademis maupun sosial, serta perlahan tumbuh menjadi anak yang terserang obesitas dan penyakit Crohn (penyakit pencernaan yang menjadikan pengidapnya tidak bisa mengontrol naluri buang hajat). Masalah yang paling utama tetap pada kepribadian Ben yang semakin usang semakin menyulitkan, sehingga terciptalah jurang antara ia dan ibunya. Ben dilempar-lempar dari satu dokter ke dokter lainnya, dari satu institusi kesehatan ke institusi lainnya, namun tidak ada solusi ataupun balasan konkrit akan pertanyaan yang terus menggerogoti benak Barbara: apa yang salah dengan anak saya?


                Gaya narasi Barbara di buku ini tergolong mengejutkan: tajam, getir dan sangat apa adanya. Namun, hal itulah yang menciptakan ceritanya menjadi terasa sangat efektif dan autentik. Barbara memposisikan dirinya bukan sebagai sosok malaikat yang dari awal bisa mendapatkan Ben secara apa adanya, melainkan sebagai seorang ibu yang kebingungan, ketakutan dan membenci dirinya sendiri alasannya tidak bisa memperlihatkan yang terbaik untuk Ben. Bahkan terjadi sebuah titik di mana Barbara menentukan untuk melepas Ben tinggal di sebuah institusi, yang karenanya malah menjadikan kondisi Ben bertambah parah sekaligus menghapus iktikad anak itu kepada ibunya. Proses Barbara untuk mendapatkan kembali iktikad itu dan “menemukan kembali” anaknya sangatlah panjang dan luar biasa sulit—ditambah lagi dengan kondisi rumah tangga Barbara yang sempat bercerai dengan ayah kandung Ben dan menikah dengan laki-laki lain.


                Sesekali, narasi dari Ben menyelingi narasi Barbara dan memperlihatkan perspektifnya sendiri mengenai bab tertentu dalam cerita. Kombinasi perspektif tersebut memperlihatkan sebuah citra lengkap kisah yang tidak didramatisir maupun dibuat-buat, namun tetap dengan kedalaman emosional yang luar biasa. Inspiratif sekaligus informatif, buku ini sanggup menjadi pelajaran bagi orangtua yang mendapati dirinya berada dalam kondisi yang sama ibarat Barbara mengenai betapa pentingnya untuk memperoleh kejelasan medis secepat mungkin serta mau untuk mengakui kenyataan dan berjuang gotong royong menghadapi tantangan yang ada.


                Lebih dari segalanya, Finding Ben adalah sebuah buku yang mengajarkan bahwa terlepas dari segala kesulitan, frustrasi dan kendala yang mungkin terjadi, perjuangan terus-menerus untuk mau memahami kondisi orang yang kita sayangi suatu ketika akan membuahkan hasil.(RVN)


Editor: Dimas Muharam



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Finding Ben, Usaha Ibu Anak Autisme"