Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertuni Dan Onkyo Kembali Selenggarakan Lomba Menulis Braille

Jakarta – Menulis braille ialah kemampuan literasi dasar yang wajib dimiliki oleh setiap tunanetra. Sama halnya dengan abjad awas (istilah untuk goresan pena latin) bagi orang berpenglihatan, abjad braille mempunyai peranan yang setara. Meski sudah ada teknologi komputer yang memungkinkan tunanetra menulis mandiri, peranan braille tetap tak tergantikan. Dari fakta tersebut, kembali tahun ini Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) berafiliasi dengan Onkyo Corporation (Jepang) mengadakan Lomba Menulis Braille Onkyo 2014.


Lomba ini sudah diadakan oleh Onkyo yang di Indonesia berafiliasi dengan Pertuni selama beberapa tahun. Peserta berasal dari para tunanetra di negara-negara Asia Pasifik. Pertuni berperan sebagai panitia seleksi di Indonesia yang kemudian akan merekomendasi tulisan-tulisan yang lolos untuk diterjemahkan ke Bahasa Inggris, kemudian diadu lagi dengan tulisan-tulisan dari negara lain. Pada tahun-tahun sebelumnya, tercatat pemenang lomba ini ada yang berasal dari Indonesia.


Kompetisi dengan hadiah utama USD 1000 ini bertujuan meningkatkan melek abjad Braille dan memupuk kebiasaan membaca/menulis di kalangan para tunanetra di wilayah Asia-Pasifik. Selain itu, diharapkan juga sanggup meningkatkan interaksi sosial budaya di kalangan para tunanetra di wilayah Asia-Pasifik melalui tulisan, mendorong para tunanetra memanfaatkan potensinya dalam bidang tulis-menulis sebagai sumber pendapatan, serta supaya para tunanetra berperan aktif melalui goresan pena dan melalui organisasinya dalam mengubah makna ketunanetraan.


Selanjutnya, ada tiga topik utama yang sanggup dipilih penerima sebagai tema tulisan. Pertama yaitu topik yang relatif gres dimana penerima diajak untuk menuliskan apa yang sanggup (atau sudah) dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap ketunanetraan. Kedua, penerima sanggup membuatkan pengalaman mengenai tantangan hidup sebagai seorang tunanetra. Ketiga, mengenai pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh seorang tunanetra dalam karir musik.


Adapun persyaratan penerima dan karangan dikutipkan pribadi dari situs Pertuni yakni sebagai berikut:



Partisipasi dalam lomba mengarang esei ini terbuka bagi semua orang tunanetra usia 14 tahun ke atas di wilayah Asia-Pasifik (Kecuali mereka yang berasal dari Jepang atau pernah memenangkan hadiah Atsuki selama tiga tahun terakhir).


Persyaratan karangan ialah sebagai berikut:



  1. Format Karangan:

    • Karangan ditulis dalam bentuk esei dalam bahasa Indonesia dengan goresan pena Braille memakai reglet atau mesin ketik Braille (tidak boleh memakai printer Braille).

    • Untuk keperluan dokumentasi, penerima juga diminta menghirimkan Soft copy karangannya.

    • Panjang karangan antara 750 sampai 1000 kata. Karangan yang terlalu pendek atau terlalu panjang akan didiskualifikasi.



  2. Karangan harus original dan setiap penerima hanya diperbolehkan mengirimkan satu karangan terbaiknya.

  3. Karangan dalam goresan pena Braille dikirimkan kepada:


    Panitia Seleksi Onkyo Nasional, DPP Pertuni, Jl. Raya Bogor km.19, Ruko Blok Q No. 13-L, Kramat Jati, Jakarta Timur 13510.

  4. Soft copy karangan dikirimkan dengan email ke: pertuni.dpp@gmail.com.

  5. Karangan harus sudah diterima di DPP Pertuni selambat-lambatnya tanggal 15 Mei 2014.

  6. Karangan harus dilengkapi dengan gosip sebagai berikut nama lengkap, umur, jenis kelamin, nomor telepon/ponsel, alamat email, pekerjaan, nama, alamat dan e-mail organisasi atau forum di mana anda aktif, lampirkan pasfoto dan fotokopi KTP atau kartu pelajar/mahasiswa atau kartu anggota organisasi

  7. Lomba ini terbuka bagi dua kelompok usia:

    • Kelompok A: Tunanetra usia 14-25 tahun

    • Kelompok B: Tunanetra usia 26 tahun atau lebih.



  8. Panitia Seleksi Onkyo Nasional akan menentukan lima karangan terbaik untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dikirimkan ke Panitia Seleksi Onkyo Asia-Pasifik untuk diperlombakan ditingkat Asia-Pasifik.


Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyediakan hadiah menarik yang akan diumumkan pada bulan Nopember 2014. Hadiah diberikan kepada 7 orang pada kedua kategori usia. Adapun rinciannya sebagai berikut:



  • Otsuki Prize: seribu US Dollar dan sebuah trofi diberikan kepada seorang juara umum di antara kedua kelompok usia.

  • Excellent Works: lima ratus US dollar dan sebuah trofi. Dua hadiah akan diberikan, masing-masing satu kepada masing-masing kelompok usia.

  • Fine Works: dua ratus dan tiga ratus US dollar. Dua hadiah (masing-masing $200) akan diberikan kepada Kelompok A, dan dua hadiah (masing-masing $300) diberikan kepada Kelompok B.


Apabila diharapkan info yang lebih lanjut, sanggup pribadi menghubungi Pertuni, atau silakan tulis di kolom komentar. Semoga banyak tunanetra dari Indonesia yang mengikuti kompetisi mengarang dalam abjad braille ini untuk semakin mengharumkan nama bangsa. Apalagi dengan adanya topik gres di tahun ini, makin mendorong tugas aktif tunanetra bagi terwujudnya masyarakat inklusif.


(DPM)



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Pertuni Dan Onkyo Kembali Selenggarakan Lomba Menulis Braille"