Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengetahui Gangguan Asperger Pada Anak

Gangguan Asperger merupakan salah satu gangguan pervasif pada anak-anak. Sindrom Asperger pertama kali dijelaskan oleh seorang pediatri (ahli kesehatan anak) dari Wina, Hans Asperger. Dalam tesisnya pada tahun 1944, Hans Asperger menggambarkan empat anak pria yang tidak mempunyai kemampuan berinteraksi, linguistik, dan kognitif, dengan memakai istilah “Psikopati Autistik”. Leo Kanner dan Hans Asperger menggambarkan bawah umur tersebut sebagai orang yang mempunyai interaksi sosial yang sangat minim, kegagalan berkomunikasi, dan perkembangan pada minat-minat khusus.


b.Kriteria diagnostik


kriteria diagnostik gangguan Asperger berdasarkan DSM-IV yakni sebagai berikut:


Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Asperger


A.Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, menyerupai ditunjukkan oleh sekurangnya dua dari berikut:


1)Gangguan terang dalam penggunaan sikap non lisan multipel menyerupai tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial.

2)Gagal untuk berbagi hubungan dengan sahabat sebaya yang sesuai berdasarkan tingkat perkembangan.

3)Gangguan terang dalam ekspresi kesenangan dalam kegembiraan orang lain.

4)Tidak ada timbal balik sosial atau emosional.


B.Pola perilaku, minat, dan kegiatan yang terbatas, berulang, dan stereotipik, menyerupai ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:


1)Preokupasi dengan satu atau lebih contoh minat yang stereotipik dan terbatas, yang asing baik dalam intensitas maupun fokusnya.


2)Ketaatan yang sepertinya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik dan non fungsional.


3)Manerisme motorik stereotipik dan berulang (misalnya, menjentikkan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh).


4)Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda.


C.Gangguan menyebabkan ganggguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.


D.Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa (misalnya, memakai kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunkatif dipakai pada usia 3 tahun).


E.Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau dalam perkembangan keterampilan menolong diri sendiri dan sikap adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial), dan keinginan tahuan ihwal lingkungan pada masa anak-anak.


F.Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasif spesifik atau skizofrenia.


G. Tidak ada keterlambatan pada perkembangan bahasa , kognitif, sikap adaptif.


Catatan: berbeda dengan autis infantil asperger gres sanggup terdeteksi ketika umur 6 – 11 tahun.


c.Skala Asperger (M.S. Garnett dan A.J. Attwood, dalam Suhadianto 2009)


Kuesioner berikut ini di dibentuk untuk mengidentifikasi sikap dan kemampuan dari Asperger Sindrom pada bawah umur usia sekolah dasar yang merupakan ketika dimana contoh sikap dan kemampuan mereka sanggup dengan terang sanggup diamati. Masing-masing pertanyaan berikut mempunyai peringkat skor dimulai dari angka nol (0) atau sama dengan tingkat rata-rata dari anak normal: 0 =jarang (jrg), 6 = sering.


Kuesioner:

KEMAMPUAN SOSIAL DAN EMOSIONAL


1.Apakah anak tersebut kurang mempunyai pemahaman mengenai bagaimana cara bermain dengan anak lain? Contohnya, tidak menyadari akan adanya hukum permainan yang tak tertulis? |0|1|2|3|4|5|6|


2.Jikalau sedang bebas bermain dengan anak lain, ketika makan siang di sekolah, apakah anak tersebut menolak melaksanakan kontak sosial dengan anak lain? Misalnya, ia lebih suka menentukan kawasan yang sunyi atau pergi ke ruang perpustakaan?


|0|1|2|3|4|5|6|


3.Apakah anak tersebut sepertinya tidak menyadari akan kebiasaan sosial atau tata cara bertingkah laris kemudian melaksanakan tindakan dan memperlihatkan komentar-komentar yang tidak pada tempatnya? Contohnya, beliau melontarkan suatu komentar eksklusif kepada seseorang, sedangkan beliau sendiri sepertinya tidak sadar bahwa ucapannya itu akan menciptakan orang lain marah? |0|1|2|3|4|5|6|


4.Apakah anak tersebut biasanya mengharapkan orang lain mengerti perasaan-perasaan, pengalaman dan pendapat-pendapat mereka? Misalnya dia, tidak menyadari bahwa kita tidak sanggup mengetahui hal tersebut alasannya yakni pada ketika itu kita tidak berada disamping dia? |0|1|2|3|4|5|6|


5.Apakah anak tersebut perlu selalu diyakinkan kembali, terutama ketika ada perubahan atau jikalau terjadi sesuatu kesalahan? |0|1|2|3|4|5|6|


6.Apakah anak tersebut tidak sanggup mengekpresikan pengalaman-pengalaman emosionalnya? Contohnya, anak tersebut memperlihatkan reaksi tertekan atau menyayangi yang tidak sesuai dengan suatu situasi/keadaan ? |0|1|2|3|4|5|6|


7.Apakah anak tersebut kurang mempunyai kemampuan dalam mengexpresikan emosinya? |0|1|2|3|4|5|6|


8.Apakah anak tersebut tidak berminat untuk ikut serta dalam pertandingan olah raga, permainan dan kegiatan lainnya?. Angka nol (0) berarti anak tersebut menyukai pertandingan olah raga. |0|1|2|3|4|5|6|


9.Apakah anak tersebut berbeda terhadap musim anak kini atau tekanan teman? Angka nol (0) berarti bahwa anak tersebut tergila gila trend. Contohnya, anak tidak menuruti musim mutakhir dalam menentukan mainan atau baju-baju? |0|1|2|3|4|5|6|


KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI


1.Apakah anak tersebut kurang mendapatkan secara harafiah suatu klarifikasi dari suatu kritik? Misalnya ia menjadi galau mengartikan idiom menyerupai ‘pull your socks up – berusahalah’, atau ‘looks can kill – pandangan yang mematikan’ atau ‘hop on the scales – melompat lebih tinggi’ ? |0|1|2|3|4|5|6|


2.Apakah anak tersebut mempunyai nada bunyi yang tidak biasa? Misalnya, anak tersebut mempunyai tekanan bunyi yang terdengar asing di indera pendengaran atau suaranya membosankan, atau tidak ada tekanan pada kata-kata kunci/utama? |0|1|2|3|4|5|6|


3.Pada ketika berbicara apakah anak tersebut cenderung jarang memandang lawan bicaranya sebagaimana kita harapkan? |0|1|2|3|4|5|6|


4.Apakah anak tersebut berbicara terlalu teliti atau memperlihatkan pengetahuannya, contohnya cara berbicaranya terlalu formal atau menyerupai kamus berjalan?


|0|1|2|3|4|5|6|


5.Apakah anak tersebut punya duduk perkara dalam memperbaiki suatu percakapan? Contohnya jikalau kebingungan mereka (perempuan atau laki-laki) tidak meminta klarifikasi namun hanya beralih pada suatu topik yang mereka kenal atau perlu waktu usang untuk mencari jawabannya. |0|1|2|3|4|5|6|


KEMAMPUAN PENGENALAN atau KOGNITIF


1.Apakah anak tersebut membaca buku khusus untuk mencari informasi, dan tidak tertarik pada bacaan fiksi? Misalnya anak tersebut gemar membaca buku ensiklopedi atau buku ilmu pengetahuan, namun tidak bahagia dengan buku kisah ihwal petualangan. |0|1|2|3|4|5|6|


2.Apakah anak tersebut mempunyai daya ingat yang besar lengan berkuasa mengenai sesuatu bencana atau fakta? Misalnya bisa mengingat nomor plat kendaraan beroda empat milik tetangga yang dilihatnya beberapa tahun lalu, atau dengan gampang sanggup mengingat kembali suatu bencana beberapa tahun yang lalu. |0|1|2|3|4|5|6|


3.Apakah anak tersebut kurang mempunyai imajinasi sosial, contohnya tidak mengikut sertakan bawah umur lain dalam permainan imajinasinya atau beliau menjadi galau ketika ikut serta dalam permainan berpura-pura dengan anak lain. |0|1|2|3|4|5|6|


MINAT KHUSUS


1.Apakah anak tersebut merasa kagum pada suatu topik khusus dan kemudian gemar mengumpulkan warta atau statistik mengenai topik tersebut? Misalnya anak tersebut menjelma ensiklopedi berjalan, punya pengetahuan mengenai kendaraan, peta-peta ataupun table liga sepak bola. |0|1|2|3|4|5|6|


2.Apakah anak tersebut menjadi murka atau kecewa berlebihan alasannya yakni adanya suatu perubahan dari keadaan biasanya, atau terjadi perubahan di luar harapannya? Misalnya: beliau kesal jikalau pergi ke sekolah melewati rute perjalanan yang lain dari biasanya. |0|1|2|3|4|5|6|


3.Apakah anak tersebut mengerjakan (mengembangkan) suatu rutinitas atau ritual yang harus diselesaikan? Umpamanya menempatkan mainannya dengan sejajar sebelum pergi tidur.


|0|1|2|3|4|5|6|


KELINCAHAN DALAM BERGERAK


1.Apakah anak tersebut mempunyai koordinasi motorik yang lemah? Misalnya kurang cepat menangkap bola. |0|1|2|3|4|5|6|


2.Apakah anak tersebut berlari dengan cara yang aneh? |0|1|2|3|4|5|6|


KARAKTER atau SIFAT LAIN


Untuk bab ini, beri tanda silang jikalau anak memperlihatkan gejala yang sanggup memperlihatkan sifat mereka menyerupai dibawah ini:


a. Rasa takut yang tidak biasa karena:

Bunyi yang wajar, contohnya ala-alat elektronik.

Sentuhan lembut dikulit atau kepala,

Menggunakan pelengkap atau benda tertentu dalam berpakaian,

Suara berisik yang tiba-tiba,

Melihat sesuatu obyek/barang,

Kebisingan, berada di suatu kawasan yang bising contohnya supermarket


b.Cenderung menepuk-nepuk atau bergoncang-goncang bila sedang dilanda kegembiraan atau suatu kekesalan

c.Kurang sensitif terhadap rasa sakit yang tidak terlalu parah.

d.Lamban dalam menjawab pertanyaan

e.Memperlihatkan mimik wajah yang aneh/lucu


d.Terapi


1.modifikasi perilaku,

2.konseling orang tua,

3.penggunaan kejutan listrik,

4.penggunaan psikotropika.


e.Daftar Pustaka :


Kaplan, Harold I., Sadock, Benjamin J, Grebb, Jack A. (2002). Sinopsis psikiatri ilmu pengetahuan psiatri klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.


Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. (2002). Psikologi asing jilid dua edisi kelima. Jakarta : Erlangga


Suhadianto. (2009). Diagnosis gangguan perkembangan pervasif. http://suhadianto.blogspot.com/2009/02/diagnosis-gangguan-perkembangan.html.


sumber: http://tyaset4.blog.com/2010/04/asperger/



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Mengetahui Gangguan Asperger Pada Anak"