Dongeng Gemericik Bunyi Hati (7)

Hal ini, menciptakan saya memiliki kebiasaan jelek yakni jika ada insiden apapun saya menanggapinya dengan marah-marah kepada semua orang didalam Kerajaan Bumi dengan bernada berat, tinggi dan berangasan tanpa memandang apakah itu kakaknya, adiknya ataupun orang-orang di Istana yang usianya lebih renta darinya.

Tapi di luar, semua rakyat jelata memperlakukanku sebagai manusia, saya jadi bersikap biasa saja alasannya yaitu penerimaan mereka, namun saya lebih bahagia bila disebut inang gila, seorang penulis absurd yang tadi sudah Tingit sebutkan kan bro. Hii…nyeremin…haha…

Saya sering membunuh binatang secara sadis dengan pedang berwarna ungu yang terbuat dari Permata yang beratnya ibarat kapas dan gagangannya ada talinya yang dapat menciptakan permainan yang asyik ketika menyambuk orang yang saya temui bahkan yang belum kenal secara akrab.

Kebingungan itu semakin dahsyat ketika saya berguru ilmu mantra dan ilmu yang ada di seluruh kerajaan, namun alasannya yaitu adanya kontradiksi dengan kata hati dan pikiran mengenai hukum dalam memerintah kerajaan yang menurutnya kaku ibarat emas asli.

Mantranya ada yang Tingit catat, beberapa doing tapi, habisan puyeng…..bikin males…..judulnya bermacem-macem, isinya…kayak gado-gado….kayak mantra yes dapet, bunyinya gini masa

Genggam genggaman

Zaman semakin edan

Rauk omongan

Selingan belakangan

Hutan larangan

Nadi kehupan

Hidup lantang

Kungkungan

Keganjilan atau kegenapan, sihirnya semakin menciptakan sikap Raja Sendok dan Ratu Garpu menjadi, mungkin, imbas dari salah satu mantra yang telah dirapal berefek samping emosi orang-orang di sekitar sang penyihir semakin meluap, entahlah bro, ngaco mode on, tariiik….hahay…

Ilmu-ilmu itupun menciptakan saya malah berhenti alasannya yaitu kekurang sanggupan saya dan menentukan menjadi insan biasa, sekalipun talenta saya mendengar dan melihat Jin atau yang kami

Sumber gamepelajar.xyz

Berbagi :