Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (5 6)

(5)


Setiap hari, Tingit dihidangkan masakan terbaik yang disajikan oleh koki di bilik masakan yang digilir bergantian secara adil oleh Putri Piring. Makanannya enak-enak looh, ada ayam goreng, angsa bakar, nasi Liuh (nasi ketan dengan sambal serta daging yang manis), Teras (campuran ayam dan angsa yang dibumbui khusus), dan lain-lain.


Meskipun begitu, saya irian banget sama Putri Kubu khususnya. Ratu Garpu “Pelayan, tolong biarin Tingit memberesi dan membersihin dipannya sendiri, kalau berantakan, ya biarin aja, kecuali kalau udah berbau telur busuk, gres kalian wangikan”, “Baik yang mulia”, eh sedangkan Putri Kubu, berdiri tidur, melenggang bebas pergi kemana saja dan semua di tinggalinnya serta pelayannya melayaninya dengan bergegas dan apik dalam menyusun kamarnya kembali, padahal Putri Kubu niscaya akan selalu memberantakinya menyerupai kapal yang hancur lantaran terhempas badai, kalau dipikirin, kasihan para pelayan, namun, Tingit lebih butuh untuk dikasihani.


Di Kerajaan Bumi, setiap hari berganti musim, jadi bagi kalian yang ingin berkunjung, siap-siap sakit ya bro, perubahan tidak menentu, hari ini panas, besok bersalju, besoknya bersemi bunga, terus besoknya lagi bersalju, besoknya pohon dan bunga berguguran, yah…kita sih ngikutin dan nikmatin saja bro.


Tingit bahagia sekali menjadi penulis gila yang suka mendengarkan curahan hati para penjaga yang kadang gilanya kumat, keluarga yang sedang eror, dan penduduk yang gila, dengan mendegarkan, membalas perkataan, memeberikan wejangan, dan terkadang menulisnya bila di anggap seru untuk disimpan sendiri, ataupun dibagikan kepada orang lain.


Gilanya itu, yaa…..seperti menyeloteh sendiri, berteriak sembarangan, tertawa tiba-tiba bahkan tanpa sebab, mendelikkan mata ke kanan dan kiri, duduk sembarangan, kadang berjalan dengan melepas baju, dan jarang mandi yang baunya udah kayak masakan busuk di dapur Istana.


Tingit menjadi gila lantaran keluarga dan para leluhurnya mengutuk anak-anaknya sendiri dikarenakan telah ngomel kepada orang bau tanah yang dibantah seenaknya oleh para leluhur “Semua keturunanmu akan ada yang gila, sampai turunan terakhir kamu! Serta kau anak yang durhaka akan masuk ke neraka, serta akan mendapat perlakuan yang sama menyerupai kau yang akan membuatmu emosi, sehingga mengutuknya menjadi aneka macam macam benda yang dikala ini belum ada”.


Selain itu, banyak hukum kerajaan yang ribet dan bikin Tingit stres serta gila, menyerupai untuk selalu curiga sama orang lain, tidak boleh untuk keluar negeri dengan alasan Politik yang menjebak dengan aneka macam macam cara menyerupai menyisipkan ramuan atau dokumen palsu, kemudian di bunuh, menjaga malu keluarga, tidak boleh menawarkan informasi, dan diminta membisu lantaran membisu itu emas tanpa memperhatikan sifat, ilmu yang pernah dipelajari, dampaknya, serta pelecehan dengan direndahkan oleh Raja Sendok, Ratu Garpu, dan guru yang mengajarinya untuk menyembah Halla yang berjulukan Pull.


(6)


Padahal, gosip itu cuma Tingit yang mendapatkan, atau mungkin dan terang sudah didapati oleh orang lain. Namun, Tingit tidak tahu, siapakah yang membutuhkan, lantaran setiap orang kan memiliki kenalan yang berbeda-beda dan kebutuhannya masing-masing yang sanggup sama dan berbeda. Yah menyerupai Tingit saja deh bro, butuh makan, minum, berkomunikasi dengan teman-teman yang stratanya sama, butuh berkomunikasi bersama para pengawal serta para dayang untuk menghilangkan jenuh, stres dan kegilaan dengan bersikap normal menyerupai orang biasa yang berdandan rapih, berbicara teratur serta sanggup dengan mudahnya dipahami dan dimengerti oleh orang lain yang diajaknya bicara, butuh jalan-jalan untuk mengenal tempat kekuasaannya Raja Sendok serta mengenal jauh para penduduk, butuh berguru ilmu niscaya dan uang recehan. Kalau kalian bro? Sama atau berbeda?


Tingit juga suka irian, habisan Putri Piring dan Putri Kubu selalu dibelai, dipeluk, dibeliin pakaian bagus, sedang aku? Yah gitu deh…..bro, terkungkung dalam penderitaan dan cuma mencicipi sejenak sekilas angin kemudian yang namanya tersenyum, disini, di dalam Kerajaan Bumi.


Dan larangan-larangan lainnya yang menimbulkan banyak pertengkaran, permainan emosi, dan kejadian-kejadian lainnya, baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Adapun menyerupai salah satu dari larangannya yaitu ilmu niscaya yang mengajarkan semua yaitu lahir dari kepastian. Namun, berdasarkan budi dan dalam hati Putri Tingit, kesepakatan saja sanggup hilang kepastiannya, serta hukum juga begitu, dan uang saja sanggup berubah kepastiannya lantaran harus menyesuaikan pasar, jadi…..apakah semua itu niscaya bro?


Lagi juga Sendok dan Garpu juga sering melanggar hukum menyerupai bersender di benteng yang loss atau menyalahkan semua prajurit, padahal aturannya mereka yang membuat, dan dikala di tegur malah murka “Tingit gila! Anak durhaka! Sialan luh nasehatin orangtua! Dss dasar anak kurang tahu diuntung, udah sanggup yang enak-enak di Kerajaan Bumi, kau tidak boleh mengeluh!”. Tapi….nyatanyaaaa garpu ngeluh melulu, cape deh broo…


Tingit bahagia banget ngumpulin recehan dari sahabat yang sering main ke Istanaku dan mereka sengaja menawarkan upeti yang selalu saya simpan di peti untuk mengenang mereka lantaran mereka dan para dia itu lamaaa banget bro mereka main, habisnya ayahanda dan ibunda mereka pada sibuk, begitu juga sebaliknya, jadi yah sudah deh, apa boleh buat, sekalipun kangen sama mereka, ketemuannya jarang deh bro.


Recehan itu ada mata uang Nye dari Kerjaan Liuk yang berbentuk kayu dan dibentuk meliuk menyerupai para penari, mata uang Oreu dari Kerajaan Apero yang terbuat dari besi, Llarod, dan mata uang lainnya, termasuk di dalamnya yaitu mata uang dari Kerjaan Bumi yakni Hairup yang kami buat dari adonan perkamen, emas, perak dan tembaga yang dioleh menjadi berbentuk watu kerikil yang ringan untuk di bawa, sekalipun membawanya dalam jumlah yang banyak.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (5 6)"