5 Biaya Ini Wajib Diketahui oleh Para Pria yang Mau Nikah

Kamu pasti pernah dengar komentar skeptis “Jangan cuma asal nikah. Memangnya menikah cuma makan cinta?”

Ini bukan sekadar angin lalu lho, guys. Kesiapan finansial merupakan poin penting sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, terutama bagi para pria yang akan menjadi kepala keluarga dan tumpuan utama perekonomian keluarga.

Menurut Andy Nugroho, perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Financial and Business Advisory, terdapat beberapa hal krusial terkait finansial yang perlu disiapkan pria sebelum menikah. Berikut ini di antaranya, seperti dikutip dari brilio.net:

1. Biaya makan

pria yang mau nikah — Mau ngirit ya bawa bekal saja, masak sendiri di rumah (masak bareng/fimela)

Makan merupakan kebutuhan dasar manusia, termasuk pasangan yang baru menikah. Jadi, kalau semula seorang pria hanya mempertimbangkan biaya makan untuk diri sendiri, maka setelah menikah dia perlu memperhitungkan biaya makan untuk berdua. Walaupun menjadi komponen yang memakan biaya tak sedikit, kebutuhan ini tetap bisa diakalin. Misalnya, memasak sendiri untuk dibawa sebagai bekal ke tempat bekerja, sehingga pengeluaran jadi lebih irit.

2. Biaya transportasi

Komponen yang perlu dipertimbangkan oleh pasangan yang telah berkeluarga adalah transportasi. Pria dan juga calon pasangannya harus memperhitungkan jarak yang ditempuh dan biaya yang dikeluarkan untuk sampai ke tempat bekerja setelah menikah. Biaya ini akan erat kaitannya dengan tempat tinggal atau rumah.

“Kalau di Jakarta, mereka yang memilih tempat tinggal lebih murah, misalnya di dalam gang atau pinggiran Jakarta, maka konsekuensinya harus menyediakan dana transport yang lebih besar,” terang Andy. “Misalnya saja kalau naik kendaraan umum. Untuk yang tinggal di daerah pinggiran seperti Bekasi atau Tangerang, bisa saja anggaran dananya sekitar Rp 40-50 ribu sehari.”

Nah, kalau biaya makan bisa ditekan, anggaran untuk transportasi inilah yang menurut Andy terbilang sulit untuk ditekan. Terlebih bagi mereka yang rumahnya jauh dari kantor. Sebab, bagaimanapun juga, kita harus tetap bekerja untuk menafkahi keluarga.

3. Rumah

Tempat tinggal setelah menikah juga perlu dipertimbangkan lho. Apakah mau tinggal bersama orangtua terlebih dahulu atau rumah sendiri? Lantas, semisal rumah sendiri, apakah mengontrak atau beli?

Ini perlu diperhitungkan sejak awal sebelum menikah. Lokasi rumah pun bisa memengaruhi anggaran. Lokasi rumah di gang-gang perkampungan bisa jadi membuat harga kontrak atau beli lebih murah ketimbang rumah di kompleks perumahan mewah.

4. Gaya hidup

Menurut Andy, sekarang ini sudah sulit membedakan mana kebutuhan dan keinginan memenuhi gaya hidup. Misalnya saja ponsel atau kendaraan pribadi yang inovasinya selalu muncul setiap saat.

“Banyak yang sudah punya motor, masih pengin motor keluaran terbaru yang lebih gagah dan harganya jauh lebih mahal. Padahal tanpa harus baru pun, yang lama masih bisa dipakai,” ujar pria yang juga sering menjadi public speaker dan trainer perencanaan keuangan ini.

Belum lagi kalau masih ingin barang lainnya selain motor. Misal ingin TV baru, kulkas baru, dan sebagainya. Kemudian membeli secara kredit yang mengakibatkan tagihan bertebaran sana-sini. Alhasil pasangan merasa terbebani juga, bukan?

Andy menyarankan bila dalam berumah tangga nanti, pemenuhan kebutuhan riil, semisal isi rumah, sebaiknya dipenuhi satu per satu. Jadi, kalau hendak memiliki TV, ya biarkan kredit TV lunas baru membeli kebutuhan lain seperti kulkas.

5. Biaya pendidikan anak

Poin ini berlaku bagi pasangan yang sudah memiliki anak. Tanggung jawab finansial sebuah keluarga akan semakin meningkat kala sudah memiliki anak. Tanggung jawab besar ini bukan hanya mencakup biaya kebutuhan sehari-hari, tapi yang utama juga pendidikan.

“Namanya sekolah kan, gak cukup berangkat sekolah saja. Ada kebutuhan lain seperti beli buku, baju, les, dan sebagainya,” tutur Andy.

Bagaimana, apakah kamu sudah memperhitungkan lima komponen di atas? Tetap semangat dan semoga lancar pernikahannya, guys!