Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ga Mau Rugi

Laki-laki penyandang disabilitas penglihatan ini sangat usil dan suka jahil. Karna kejailan dan keusilannya itu, sering kali menciptakan kesal teman dan orang-orang yang di usilinya. Pagi hari sabtu itu lelaki ini pergi untuk berkunjung ke rumah teman lamanya.


Ia pergi sendiri dengan memakai tongkat untuk alat bantu mobilitas, ia berangkat kerumah sahabatnya. Rumah teman lamanya itu memang tidak mengecewakan jauh, ia harus tiga kali naik kendaraan umum. Setelah hampir tiga jam ia menempuh perjalanan, balasannya ia tiba disebuah komplek perumahan.


“bang sanggup minta tolong anter ke blok e no 20..” tannyanya kepada tukang ojek yang ada di depan gang perumahan itu. “bisa mas..” jawab tukang ojek yang di minta tolong. ” mau ke rumah pak wawan ya?” tanya tukang ojek sambil menyalakan motor dan membantu lelaki itu menaiki motor. “iya bang..” jawabnya sambil berusaha naik ke atas motor.


Kemudian mereka segera berangkat menuju blok e no 20. Tak usang kemudian mereka telah tiba di depan rumah blok e no 20, Setelah pria itu turun dari motor, ia memperlihatkan ongkos dan meminta no telepon tukang ojek itu. “boleh minta no trlpon nya bang? Buat jrmput saya pulang nanti..” tanya perjaka itu. “boleh mas, ini no saya, nama saya bang Soni..” jawab tukang ojek itu sambil menyebutkan no teleponnya.


Setelah tukang ojek itu pergi, lelaki itu mengetuk pagar rumah Wawan teman lamanya itu dengan tongkat yang ia bawa. “Assalamualaikum!..!¬ Serunya sambil mengetok-ngetok pagar besi rumah itu. Tak usang kemudian keluar seorang wanita yang ternyata istri sahabatnya. Sebelum membukakan pintu gerbang, wanita itu bertanya “mau ketemu siapa?” “maaf betul ini rumah Wawan?..” tanya lelaki itu. “betul, mas ini siapa?..” tanyanya lagi. “saya, teman lamanya Wawan, saya sudah buat akad ketemu hari ini..” jawab pria itu menjrlaskan. “oh begitu..” kata wanita itu sambil membuka gerbang rumah.


Melihat tamunya membawa tongkat, wanita itu pribadi paham dan segera membantu tamunya memasuki rumah. Karna memang suaminya Wawan memiliki banyak teman ibarat lelaki tamunya ini. “mau minum apa mas?..” tanya wanita itu. “apa saja boleh” jawabnya singkat. “waw bunyi istri teman ku ini mrtdu banget..” fikirnya nakal. “oh ya nama mas ini siapa?..” tanya wanita itu sambil membawakan segelas teh. “saya Anto mba, teman Wawan waktu kami SMA..” “oh gitu, saya Lina mas..” kata wanita itu memperkenalkan diri.


Setelah berbincang-bincang yang tidak mengecewakan usang sambil menunggu Wawan yang belum juga datang, “it is 12 a clock pm..” bunyi jam bicara saat lelaki itu menekannya. Sudah hampir dua jam lelaki itu menunggu Wawan, balasannya ia tetapkan untuk pulang. Namun ia tak mau pulang dengan sia-sia, wangsit usil dan nakalnya tiba-tiba muncul.


“mba lina, kayanya saya mau pulang ni, soalnya Wawan kayakmya pulangnya lama..” kata lelaki itu. “oh gitu..” jawab lina, memang hal itu yang ia harapkan, karna sudah hampir dua jam ia menemani lelaki itu ngobrol sambil menunggu Wawan pulang. “tapi mba lina sebelum saya pulang, saya meminta sesuatu dari mba lina?..” tanya lelaki itu memohon. “minta’?..maksud mas minta apa??” jawab Lina penuh tanya. “sebelum saya pulang, boleh ga saya mencium tangan mba lina? Hanya mencium tangan tidak akan lebih dari itu..” pinta lrlaki itu membujuk dan berusaha meyakinkan. Tadinya Lina menolak dan agak murka mendengar prtmintaan pria itu, namun lelaki itu segrra mengeluarkan uang dari sakunya. “ini saya ada uang satu juta untuk mencium tangan mba..” bujuk lelaki itu sambil melrtakan srtumpuk uang di atas meja. Yang sebelumnya merasa kesal dan murka mendengar seruan lelaki itu, namun saat melihat uang satu juta di atas meja ia mulai tergoda. “satu juta hanya untuk di cium tangan..” fikirnya dalam hati.“Perempuan itu mulai bimbang dan balasannya ia memutuskan,”iya oke tapi akad hanya cium tangan saya saja katanya sambil menegaskan. Dan Anto pun pribadi mencium tangan Lina.


Setelah itu, Anto mengeluarkan uangnya lagi, “ini mba satu juta untuk mencium tangan mba Lina yang satu lagi..” kata lelaki itu membujuk. Untuk kali ini Lina pribadi mengiyakan karna ia yakin lelaki ini hanya akan mencium tangannya saja tak akan berbuat lebih ibarat yang telah lelaki itu lakukan sebelumnya.


Usai mencium tangan yang kedua, Anto mengambil telrpon genggam dari dalam kantong celananya. “bang Sony, tolong jemput saya..” katanya kepada orang yang ia hubungi. Dan tak usang sehabis itu terdengar bunyi mesin motor berhenti di depan rumah itu. Anto pribadi bangun untuk pamit pulang, namun sebelum ia menuju pintu ia berhenti dan berkata “mba Lina masa sih saya sudah mengeluarkan uang dua juta tapi mba Lina ga melaksanakan apapun untuk saya??..” Tanya lelaki ini ragu. “maksud mas ini apa?.” TanyaLina kaget. “iya mba saya sudah mengeluarkan uang dua juta tapi saya hanya mencium kedua tangan mba Lina dan mba Lina tidak melaksanakan apa-apa untuk saya, karna yang mencium itu saya bukan mba Lina..” kata pria itu lagi. “terus maksud mas saya harus melaksanakan apa?..” Tanya wanita itu kesal. “iya mba, bila tadi saya yang mencium tangan mba Lina, masa sih mba Lina menolak bila saya minta mba Lina mencium pipi saya?…” pinta lelaki itu membujuk.


Lina semakin kesal dengan seruan lelaki ini, namun ia juga tidak mau pria ini berlama-lama berada di rumahnya, disamping itu juga tukang ojek diluar sudah menunggu dan mengetuk-mengetuk gerbang besi rumahnya, balasannya ia pun mencium pipi lelaki itu. “terima kasih mba..” kata lelaki itu senang. “iya, sudah cepat sana tukang ojek itu sudah menunggu!..” kata Lina kesal. Dan pribadi pria itu keluar dari rumah dan naik ojek untuk pulang.


Lina yang masih kesal dengan kelakuan lelaki tamunya tadi berkata dalam hati “apa yang tadi telah saya lakukan ya?..” “ya tapi ga apa apalah Cuma dicium tangan dan saya hanya mencium pipi pria itu dan kami pun tidak melaksanakan hal yang lebih jauh dari itu, tapi saya sudah menerima uang dua juta..lumayanlah..” fikir wanita itu.


Dan tak usang sehabis lelaki tamunya itu meninggalkan rumahnya. Wawan suaminya menelepon, “syang, maaf saya pulang agak telat ni..” , “jalanan macet, ..” kata suaminya di ujung telepon. “iya sudah ga papa..” jawab Lina. “oh ya tadi teman ku ke rumah ya?..” Tanya suaminya lagi. “iya mas, namanya Anto..” jawab Lina. “oh iya benar..” kata suaminya. “dia memang teman usang ku, beberapa hari yang kemudian ia menghubungi ku..” terang suaminya. “memang ia dulu waktu kami masih sama-sama sekolah Sekolah Menengan Atas ia teman yang sedikit usil badung bahkan agak suka iseng, tapi kini ia sudah berubah kok, ia sudah agak lebih baik” jelasnya lagi.


“oh ya, ia ke rumah ingin membayar hutang yang sudah usang ia pinjam, ia punya hutang ke saya dua juta dan ia sudah sms ke saya bila uangnya sudah dititipkan sama kamu..” kata suaminya lagi. Mendengar perkataan yang dijelaskan suaminya itu Lina melamun membisu.*****


nb: Ide dongeng ini saya ambil dari dongeng di sebuah radio



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Ga Mau Rugi"