Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fakta Di Balik Fitnah

Anto begitulah ia biasa dsapa, pria paruh baya ini mempunyai disabilitas penglihatan (tuna netra). Sehari-hari anto berpropesi sebagai masser (ahli pijat(pemijat), tidak menyerupai para tuna netra yang mempunyai profesi yang sama yang biasanya mereka membuka panti dan menunggu orang yang membutuhkan jasanya, anto dalam memperlihatkan jasa massage ia berkeliling di perumahan –perumahan yang ada di sekitar tempatnya.


Seperti biasa sore hari itu Anto berkeliling untuk memperlihatkan jasa massage nya, dengan memakai tongkaat dan alat untuk tanda bahwa ia sedang memperlihatkan jasa massage ia menyusuri jalan dan ia pun masuk di sebuah komplek perumahan. Tidak menyerupai hari-hari biasanya, hari itu Anto merasa cukup lelah , sudah cukup usang ia berkeliling untuk mencari orang yang membutuhkan jasa massage nya. “ it is nine a clock pm! ” bunyi bunyi talking watch ketika ia menekannya. “ waduh dah jam segini saya belum sanggup satu pun orang untuk jasaku” gerutu nya, tapi ia tidak frustasi ia terus dan terus berjalan menyelusuri komplek perumahan itu. Sambil berkeliling dan membunyikan alat penanda bahwa ia sedang memperlihatkan jasa massage, ia berjalan mengelilingi perumahan yang cukup luas tersebut.


Setelah cukup usang ia berkeliling, dan ia pun sudah merasa cukup lelah ia pun ingin tetapkan untuk kembali pulang, “ah mungkin hari ini memang belum rezeki ku” gumam dalam hatinya.namun ketika ia hendak tetapkan untuk pulang kembali ke rumah tiba-tiba ada kendaraan beroda empat berhenti, dari dalam sebuah kendaraan beroda empat itu yang ternyata sebuah kendaraan beroda empat taxi ada bunyi wanita “maaf bang sanggup ke rumah ga? saya butuh di pijat ni?” kata wanita dalam kendaraan beroda empat taxi itu. Masih dalam keadaan kaget karna taxi itu ditambah bunyi wanita yang meminta untuk di pijat, Anto tidak eksklusif menjawab pertanyaan dari wanita tersebut. Karna memang biasanya Anto hanya mau mendapatkan pria untuk jasanya, dikala itu ia bimbang, “gimana ya, kalau saya tolak, saya belum satu pun sanggup pasien malam ini” ia berkata dalam hati. Saat itu ia cukup bimbang untuk tetapkan apakah ia akan mendapatkan proposal dari wanita itu atau ia harus menolak karna memang ia tidak pernah dan tidak mau untuk memberi jasa massage selain laki-laki. “ gimana bang sanggup ga? saya lagi buru-buru ni!” kata wanita dalam taxi itu. Namun Anto juga belum bemberi jawaban”gimana sanggup ga??” Tanya wanita dalam taxi itu sekali lagi. “ gimana ya, kalau saya tolak mala mini saya pulang ga akan bawa apa-apa, tapi kalau saya terima ???” kecamuk fikiran dalam hati pria masir ini. “ya udah bang kalau memang ga bisa!” ucap wanita dalam taxi itu sambil menutup beling kendaraan beroda empat itu. Namun sebelum beling kendaraan beroda empat itu tertutup, “ya sudah bu, saya mau” ucap Anto sambil sedikit merasa gugub. “ya udah masuk ke kendaraan beroda empat bang!!” kata wanita itu “kita ga jauh kok dari sini , rumah saya di blok b no 10” kata wanita itu sambil membantu Anto untuk masuk ke dalam bobil taxi itu.


Mobil taxi itu segera berjalan, memang menyerupai kata wanita itu tak usang kendaraan beroda empat itu berjalan mereka pun sudah hingga di rumah wanita itu di blok b no 10. Namun sepanjang perjalan menuju rumah wanita itu Anto hanya termangu dan ia terus berfikir “gimana ya, sanggup ga saya nanti, soalnya gres kali ini saya memberi jasa massage dengan pasien perempuan” fikirnya terus dalam hati. “ayo bang turun, sudah hingga ni!” kata wanita itu yang menciptakan Anto sedikit kaget. “iya bu”. Setelah wanita itu membayar taxi kemudian ia membantu Anto untuk memasuki halaman rumah wanita itu. “ini bang rumah saya, memang rumah ini sepi Cuma saya dan pembantu saya yang tinggal di rumah ini” kata wanita itu sambil mengandeng Anto untuk masuk kedalam rumahnya. “mau minum apa bang?” “air putih aja bu” jawab Anto, memang dari tadi ia haus karna cukup usang ia berkeliling.


Anto duduk di bangku ruang tamu, dan wanita itu segera mengambilkan air yang diminta oleh anto. “rumah sebesar ini Cuma dihuni dua orang majikan sama pembantunya, coba kalau saya punya rumah sebesar ini, niscaya istri dan bawah umur ku senang” hayal Anto dalam hati. “ini bang minumnya, maaf ga ada makanannya soalnya si bibi pembantu saya pulang kampung” kata wanita itu sambil membawa segelas air putih. “iya terima kasih bu”. Jawab Anto. Namun belum sempat Anto mendapatkan gelas berisi air minum itu, tiba-tiba wanita itu terjatuh dan menciptakan gelas itu jatuh dan pecah. Anto kaget dengan insiden itu, apa lagi ketika ia memanggil wanita itu ia tidak memberi jawaban. “maaf bu, ibu ga kenapa-napa?” Tanya Anto merasa kawatir. “bmaaf bu, ibu ga kenapa-napa??” Tanya nya lagi, namun wanita itu masih tidak memberi jawaban.


Anto semakin resah karna dalam rumah itu tidak ada orang lain selain ia dan wanita itu, “aduh gimana ya, apa yang harus saya lakukan?” fikirnya dalam hati. “oh ya,untung saya masih ingat alamat rumah ini”, sesaat kemudian Anto mengambil Telepon gengam di kantongnya, “maaf pak saya membutuhkan taxi, alamat saya di blok b no 10” Anto menghubungi jasa Taxi untuk membantu ia membawa wanita itu ke rumah sakit.


Tak usang kemudian sebuah taxi datang di rumah itu, “maaf dengan bapak Anto?” Tanya sopir taxi itu “iya pak,” jawab Anto, “tolong bantu saya untuk membawa ibu ini ke rumah sakit” kata Anto meminta tolong. Segera sopir taxi itu membantu Anto untuk membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat.


Sesampai di rumah sakit wanita itu eksklusif ditangani oleh seorang dokter pikett, karna hari sudah cukup malam. Anto menunggu diluar ruangan, tak usang kemudian dokter keluar dari ruang periksa dan eksklusif menghampiri Anto yang sedang duduk menunggu di luar. Sambil menepuk bahu Anto dokter itu berkata “tenang pak, ia ga apa-apa ko ”, “biasa ko kalau perempuann sedang hamil sering mengalami jatuh pinsan, mungkin ia terlalu lelah” ujar dokter itu. “tadi ibu neni meminta saya untuk berpesan kepada bapak selaku suaminya untuk menungguinya hingga ia benar-benar pulih!” ucap doter itu lagi. Anto sangat terkejut mendengar perkataan dokter yang memberikan pesan wanita itu yang ternyata berjulukan neni itu. “maaf pak saya bukan suami nya” sanggah Anto, “tapi kata ibu neni bapak merupakan ayah dari janin yang ada dalam kandungannya” jawab dokter. Anto tambah semakin bingung.


Karna hari sudah semakin malam bahkan hamper dini hari akirnya Anto ingin meminta pulang, namun dokter itu melarang dan kesannya dokter itu memberi permintaan untuk memriksa DNa Anto untuk memastikan apakah ia memang bukan ayah dari janin yang dikandung oleh neni. “gimana pak dengan permintaan saya?” Tanya dokter itu, “sebab ibu neni akan melaporkan bapak ke polisi kalau bapak tidak mau mengakui kalau janin yang dikandungnya merupakan janin dari bapak.” Desak dokter itu laagi. Merasa tidak pernah melaksanakan apapun terhadap wanita itu, namun harus dituntut untuk bertanggung jawab, kesannya anto memenuhi usulan doter itu. “baiklah dok, saya sepakat “ jawab anto “terus apa yang harus saya lakukan dok?” Tanya anto, “saya harus mengambil cairan dari bapak untuk kami periksa di laboratorium” jawab dokter itu, “baiklah dok” jawab anto sambil berharap supaya persoalan ini cepat selesai.


Anto pun dibawa ke sebuah ruangan untuk diambil cairan dan sesudah itu sang dokter membawa cairan itu ke sebuah ruangan untuk di periksa. Anto disuruh untuk menunggu hasil investigasi itu diluar ruangan. Tak usang kemudian dokter itu keluar dari ruang laboratorium itu sambil membawa kertas hasil investigasi cairan yang tadi ia bawa, dengan wajah besar hati dokter itu mengahmpiri Anto yang duduk menunggu sambil cemas menyunggu hasil dari investigasi cairannya yang akan membiktikan apakah ia ayah dari janin yang dikandung neni. “selamat pak” kata dokter itu, “selamat apanya dok?” jawab Anto. “iya selamat, ternyata wanita itu yang telah berbohong” jawab dokter itu lagi, “maksud dokter cairan saya tidak sama dengan DNA janin ibu itu?” Tanya Anto dengan semangat dan merasa gembira. “iya jangankan sama dengan DNA janin itu, bahkan menyerupai pun sama sekali tidak akan bisa” jawab dokter itu, “maksud dokter??” Tanya anto penasaran, “iya pak hasil investigasi cairan bapak ternyata cairan bapak tergolong negative dengan kata lain bapak mandul” jawab dokter. “jadi sekali lagi selamat pak,hasil labolatorium ini membantu bapak untuk terhindar dari fitnah wanita yang berusaha menuntut bapak untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak pernah bapak lakkukan.” Ujar dokter itu sambil menyerahkan kertas hasil labolatorium dan sambil ia berlalu meninggalkan anto yang diam membisu.


Anto masih terduduk di bangku kawasan ia menunggu hasil permeriksaan cairan nya tadi, bermacam perasaan bercampur aduk menjadi satu, senang karna ia lolos dari fitnah, resah dengan kertas yang ada ditangannya yang merupakan hasil dari investigasi cairannya dan perasaan yang paling menciptakan tidak merasa senang karna luput dari fitnah yang hendak dituduhkan dari wanita yang gres dikenalnya ialah perasaan resah dengan hasil investigasi ini, yang menyatakan bahwa ia seorang yang mandul. Dengan lesu sambil membawa tongkat ia berjalan ke luar ruangan rumah sakit itu, ia terus berfikir “kalau cairan ku negative dan itu berarti saya mandul, terus selama ini tiga orang anak yang ada di rumah ku yang selama ini selalu memanggil ku ayah itu siapa???????”



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Fakta Di Balik Fitnah"