Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tongkat Pintar Ini Bantu Tunanetra Mengingat Jalan

Jakarta – Mobilitas menjadi perkara utama yang menghambat kegiatan seorang tunanetra. Dengan lingkungan fisik di Indonesia yang belum mendukung aksesibilitas, tak sepenuhnya gampang bagi seorang tunanetra bepergian mandiri. Ditambah dengan akomodasi transportasi umum yang belum memadai, menimbulkan para tunanetra minim dijumpai di ruang-ruang publik. Selain itu, kesasar di jalan atau salah turun dari kendaraan umum juga perkara klasik yang dihadapi oleh mereka. Apabila tak ada orang yang sanggup ditanyai sepanjang perjalanan, maka kesasar atau tersesat jalan jadi makanan sehari-hari seorang tunanetra yang bepergian.


Akan tetapi, ada kabar bangga dari belum dewasa muda Indonesia yang punya kepedulian dan inisiatif untuk mencoba mengatasi perkara tunanetra tersebut. Beberapa mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, membuat sebuah alat yang dinamakan Combo Cane. Alat tersebut berupa sebuah tongkat terpelajar yang biasa digunakan oleh tunanetra untuk bermobilitas, akan tetapi dilengkapi dengan teknologi canggih untuk mengingat arah dan rute perjalanan tunanetra. Berikut yakni cuplikan beritanya yang dimuat di Okezone pada Jum’at 31 Januari 2014.

 Mobilitas menjadi perkara utama yang menghambat kegiatan seorang tunanetra Tongkat Pintar Ini Bantu Tunanetra Mengingat Jalan



Ingin ambil bagian, Muchammad Adip dan rekan-rekannya mencoba melahirkan penemuan gres bagi tunanetra berupa tongkat pengingat jalan yang diberi nama Combo Cane. Inovasi itu bahkan mengantarkan mahasiswa Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut meraih juara tiga dalam kompetisi bidang biomedical eingeering internasional bertajuk The International Conference on Biomedical Engineering (ICBME).


Inovasi tersebut dihasilkan Adip sehabis terlebih dahulu melaksanakan observasi terhadap salah satu SLB terbesar di Yogyakarta yang menangani perkara ketunanetraan, yakni SLB Yaketunis. Melalui observasi tersebut, peraih beasiswa Tanoto Foundation itu berhasil mengidentifikasi bermacam-macam keluhan yang dirasakan para tunanetra.


“Kami berbincang dengan tunanetra di sana. Mereka kesulitan mengidentifikasi dan mengingat jarak. Kalau jarak bersahabat tidak perkara tapi kalau jauh kasihan. Selain itu, untuk membeli alat-alat penunjang bagi tunanetra mereka pun terhalang dengan perkara keuangan,” ujar Adip di UOB Plaza, Thamrin, Jakarta Pusat, belum usang ini.


Dia menjelaskan, Combo Cane serupa dengan tongkat bantu tunanetra pada umumnya. Namun, tongkat ini dilengkapi dengan fitur embel-embel yang lebih canggih. Salah satunya kemampuan Combo Cane untuk mengingat jarak dari lokasi A ke lokasi B.


“Combo Cane berfungsi menyerupai tongkat tunanetra lainnya tapi juga bisa mengingat jarak dan dilengkapi microprosesor. Kelebihan lain, alat ini bisa memilih rute tercepat dengan biaya termurah selama dalam jarak tersebut kondusif untuk dilalui,” tuturnya.


Selain itu, Combo Cane juga dilengkapi dengan GPS dan navigasi yang berfungsi layaknya aplikasi yang digunakan pada mobil. Tidak hanya itu, terdapat pula flourescent pada tongkat tersebut yang sanggup berpendar sehingga menghindarkan tunanetra dari pengendara kendaraan beroda empat di malam hari.


Adip menyebut, alat tersebut sudah diujicobakan kepada para tunanetra di Yaketunis dan menerima tanggapan yang positif. Namun, untuk sampel, Adip melakukannya di Negeri Singa dengan banyak sekali pertimbangan.


“Kami ambil sampel di Singapura alasannya biomedical engineering di Indonesia belum berkembang. Manufakturnya belum mumpuni. Beda dengan Singapura dan Malaysia. Makanya kami mengambil sampel di Singapura,” ungkap Adip.


Dia berharap, ke depan, pemerintah Indonesia semakin menaruh perhatian terhadap dunia biomedical engineering. Sebab, dalam perkembangannya, alat kesehatan bukan barang sekunder tapi juga ke arah primer, menyerupai di Jepang, Singapura, dan Malaysia.


“Keberadaan alat-alat menyerupai ini sanggup membantu mereka (kaum disabilitas) untuk bisa mandiri. Sehingga ketika orang lain tidak ada, tongkat ini bisa membantu mereka beraktivitas secara normal,” imbuhnya. (ade)


Dari kabar bangga ini, bagaimana tanggapan Anda? Mungkin ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan menyerupai harga produk sehabis dipasarkan secara bebas dan juga keandalan. Dari segi harga, perlu diingat bahwa lebih banyak didominasi tunanetra masih hidup di bawah garis kemiskinan. Jangan hingga hanya tunanetra yang berasal dari keluarga berada saja yang bisa mempunyai tongkat terpelajar tersebut. Selain itu, segi keandalan juga diperlukan biar sanggup tetap digunakan ketika kondisi cuaca apapun. Akan sangat berbahaya kalau perangkat elektronik tersebut menjadi rusak jawaban terkena cipratan air hujan. Mari berikan komentarmu mengenai ini.(DPM)



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Tongkat Pintar Ini Bantu Tunanetra Mengingat Jalan"