Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemahaman Sarjana Psikologi Dan Psikolog Di Perusahaan

Saya mencoba menjawab dan memberikan melalui ini, aneka macam pemahaman yang kurang sempurna dan meremehkan sarjana Psikologi atau lulusan S1 dan Psikolog lain yang mengambil ranah bidang perusahaan.


Bukannya takut atau hendak merendahkan, hanya saja, ini berdasarkan pengalaman saya dan apa yang didengar dari anonim-anonim terutama yang sudah berpengalaman di bidangnya.


Dari pengalaman saya sendiri, yang dipaksa untuk membeli alat tes dengan perkataan “Kan kau sudah kami bayar”, padahal saya sudah menyampaikan “Bapak/Ibu harus bicara pribadi sama psikolognya” dan syukurnya saya sudah keluar dari perusahaan itu. Saya sendiri mengamati aneka macam perusahaan yang mempekerjakan ini, saya mendengar, melihat ada yang kacau dan gotong royong membahayakan perusahaan itu sendiri, entah salah rekrut, angka turn over alias keluar dari perusahaan alasannya yakni kurang betah (resign) atau hal lainnya.


Nah, berdasarkan dosen-dosen yang berpengalaman dan punya jam terbang serta mengajar di Universitas Indonesia menyampaikan “Sering kali Psikolog klinis mengambil ranah Psikolog Industri dan Organisasi, makanya yang dilihat hanyalah fungsinya dalam kelainan atau gangguan jiwa, alasannya yakni emang yang didapat kan itu selama kuliah”.


Di Psikologi sendiri, ini gotong royong sudah melanggar aba-aba etik Psikologi. Kebetulan kemarin membahas ini ketika kuliah Kode Etik Psikologi.


Memang di luar banyak pelatihan, seminar, tapi kudu hati-hati. Bukan berarti kami hebat, bukan. Kami juga sanggup melaksanakan yang namanya kesalahan, setidaknya kesalahan ini sanggup diminimalisir dengan menempatkan dan membuatkan potensi dan kompetensi sesuai dengan bidangnya.


Semoga ini bermanfaat ya…



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Pemahaman Sarjana Psikologi Dan Psikolog Di Perusahaan"