Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (13)

Apaaaa….!

Dalam diam…..

Sunyi……

Menorehkan sesuatu…..

Ah……

Guna….guna….

Pertengahan? Asik juga….

Tapi…..

Saat berjalan-jalan, ada yang ngoceh sendiri, wah, menyerupai Tingit nih, asyiiiik ada temennya, saya ternyata kagak sendirian bro. Wih, gila…..kalah…..bahasanya….kereeen…..

Kupu-kupu putih

Ada seekor kupu-kupu putih yang Mara dapati di sebelahnya dikala terbangun dikala ia tidur dalam posisi miring kiri, satu sayapnya ke hidungnya persis, dan satu sayapnya lagi menghadap ke atas. Mara merasa itu yaitu kekasihnya yang sangatlah dicintainya dulu yang berjulukan Ten sebelum menikahi suaminya kini yang berjulukan no.

Ten hingga berganti keyakinan, namun mati dengan dogma yang berbeda, dan kelitan dikala akan memejamkan mata dengan verbal murka pada mukanya, namun Mara membisikkan perkataan “Bahwasannya saya udah mengikhlaskan kepergianmu, maafkan aku”, sembari mencium bibirnya.

Suatu hari, Mara menemukan kupu-kupu putih itu lagi, ia berkata dalam hati “Kalau itu memang benar kau Ten, maka kau berhenti dan membisu disana (sambil menunjuk), namun, kalau itu bukan kamu, maka kau pergilah dan hilanglah untuk selamanya”, kemudian kupu-kupu itupun berhenti.

Mara dalam perkataan yang tulis oleh hantu “Berarti itu betul Ten, sebab kupu-kupu putih yang berwarna putih menyerupai cat itu benar-benar membisu dikala diminta untuk diam, dan anehnya dikala saya sedang bersusah hati, saya menulis curahan hati melalui perkemen kertas dan kupu-kupu itu selalu muncul.

Setelah diusir dari Istana, dan dan suami entah kemana, lah masa bodohlah, kepintaran memang gitu sih bro. Tingit mencari sekolahan yang menyadiakan makanan dan minuman gratisan.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (13)"