Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (12)

membawa pedang dan berkata, saya di utus oleh para Ruh untuk membantu menyeretmu ke kerajaanmu kembali dan menikahi dengan segera sesuai hukum zaman dulu yakni cuma mengucapkan “Sendok, Garpu sebagai pemimpin kerajaan Bumi, saya membawa hadiah untuk menebus putri ini yang telah Wani tangkap secara utuh”, “Oh gitu ya bro”, “Iya, yuk balik”, sambil menarik tangannya dan menaiki kuda.

Dalam perjalanan banyak tentara yang berusaha membunuh dengan aneka macam cara, ada memakai panah, pedang, sihir, namun sang ksatria yang berjulukan Wani sanggup menghalau dengan caranya ibarat salah satunya yakni memanah sambil berkuda dengan membonceng saya loh bro.

Tingit dan Wani hingga ke Istana Bumi dan menghadap Raja Sendok dan Ratu Garpu yang kemudian dilamar olehnya “Piro yang mulia, tebusan atas ini.” Yang diceletukin “Gratisan untukmu, lantaran nyawanya utuh ibarat Ayam yang masih hidup. Yang terpenting yakni ia masih bernyawa, dan kau telah memenangkan sayembara kami”, “Hah?” semua tiba-tiba gelap dan Tingit pingsan”Gubrak”.

Surat hantu disebar kemana-mana sehabis Tingit terbangun dan tertidur selama seminggu. Selain itu, sehabis kami menikah, saya berdendang apa adanya lantaran dikala dari dulu lantaran sakit hati atas semua perlakuan dan alasannya yakni sudah diusir yang menciptakan sakit secara fisik jua, maka saya hendak berobat ke banyak kawasan dan di suatu kawasan yang berjulukan bintang sepuh, saya mendengar bunyi laki-laki yang berkata “Putri Bulan”.

Entahlah, kenal sama laki-laki itu juga tidak, lebih baik dan amannya keluar Istana deh sama Wani yang telah berubah nama menjadi Pangeran Hahi. Iseng, kebiasaan absurd muncul lagi, yang buat suamiku entah kemana, katanya siih mencari sesuatu untuk Tingit, namun sudah seharian belum muncul juga, sempat curiga sih, namun mau nanya siapa? Nyuruh siapa? Tiada prajurit atau penyihir yang sanggup disuruh.

Dalam menulis sebagai orang absurd yang mengamati orang gila, kesudahannya saya menemukan beberapa goresan pena loh yang saya catat di perkamen yang selalu di beli gres dengan kertas yang paling terbaik dan selalu di bawa dan di bundel menjadi satu buku, ini nih bro no, salah banyaknya.

Waras

Kapankah itu?

Sehat yuuuk

Kenapa malah ini yang didapati?

Celangak, celinguk…..

Musuh?



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (12)"