Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Program Cash Back Kartu Kredit: Untung atau Buntung?

Kartu kredit menawarkan segudang benefit saat transaksi. Yang paling lazim adalah cash back alias pengembalian dana sekian persen dari nominal transaksi. Kalau pembayaran dengan uang tunai, mana ada cash back!

 

Iming-iming cash back ini yang membuat orang kepincut bertransaksi dengan kartu kredit. Tak jarang, penawaran cash back dari kartu kredit mendorong orang tertarik memilikinya. Sedangkan dari sisi penerbit kartu kredit, sodoran cash back ini jadi andalan untuk menarik nasabah baru.

 

[Baca : Nih Manfaat Punya Kartu Kredit Lebih dari Satu Maksimalkan Biar gak Mubazir]

 

Ketahui Motif Tersembunyi Dibalik Program Cash back

Bank yang menawarkan program cash back kartu kredit itu bukan karena sedang berbaik hati. Tapi ada motif tersembunyi. Bisa dipastikan, bank penerbit kartu kredit enggak bakalan rugi dengan adanya program cash back. Kok bisa?

 

Seperti disebut sebelumnya, tujuan utama penerbit kartu kredit bikin program cash back agar produknya diminati. Pasalnya, sumber utama pemasukan bank penerbit kartu kredit itu ada pada nilai transaksinya. Nah, semakin sering orang pakai kartu kredit, secara otomatis makin banyak pula nilai transaksi yang sendirinya memberi keuntungan bagi bank penerbit kartu kredit.

 

Bisa dipahami kan kalau bisnis kartu kredit itu sumber pemasukan utama bagi bank penerbit ada pada nilai transaksinya. Bank penerbit kartu kredit sebenarnya tidak mengincar keuntungan dari pemegang kartu kredit, tapi pada seberapa seringnya kartu itu digesekkan.

 

program cash back kartu kredit

Program cash back kartu kredit mungkin semacam ada udang dibalik bakwan alias motif tersembunyi. Tapi kalo nasabah piawai memanfaatkan, nggak ada yang bakal dirugiin

 

 

Sederhananya, makin besar nilai transaksi maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh bank penerbit kartu kredit. Jadi andaikan  dalam setahun terjadi transaksi sekitar Rp 10 triliun dan bank hanya mengutip untung 1% saja, silakan hitung berapa pendapatannya dalam setahun?

 

Itulah alasan kenapa bank sangat getol membuat nasabahnya rajin-rajin bertransaksi dengan kartu kredit. Dari sekian banyak strategi, satu di antaranya dengan iming-iming cash back. Pemegang kartu kredit dijanjikan mendapatkan pengembalian sekian persen dari nominal transaksi yang dilakukan.

 

Dengan iming-iming cash back itu, penerbit kartu kredit berharap banget pemegang kartu kredit jadi rajin-rajin menggesekkan kartu saktinya. Pendek kata, program cashback itu sebenarnya modus operandi penerbit kartu kredit agar produknya sesering mungkin digunakan.

 

Jadi, setiap kali bertranasaksi menggunakan kartu kredit bank sudah pasti diuntungkan. Jadi apa ruginya memberikan cash back?

 

[Baca : Kenali Manfaat Kartu Kreditmu Points Rewards VS Cashback]

 

Program cash back: Untung atau Buntung?

Jawabnya sangat tergantung dari kepiawaian nasabah. Yang paling penting sebelum memanfaatkan program cash back adalah mengenal lebih dalam jenis kartu kreditnya. Cek dengan seksama bagaimana cash back itu berlaku. Apakah di setiap transaksi ataukan hanya transaksi tertentu.

 

Misalnya saja ada kartu kredit yang hanya menawarkan program cash back jika digunakan transaksi di supermarket saja. Artinya, kartu kredit itu hanya menguntungkan jika digunakan untuk belanja bulanan di supermarket, bukan buat belanja online atau kongkow-kongkow di restoran.

 

program cash back kartu kredit

Jangan asal belanja sebelum tahu soal program cash back. Kalo menguntungkan ya kenapa nggak gesek aja

 

 

Berikut ini contoh program cash back yang malah bikin buntung pemegang kartu kredit.

 

1. Bila cash back yang didapatkan tidak seimbang dengan suku bunga yang dikenakan oleh penerbit kartu kredit. Kartu kredit terus-terusan digesek (baca: perbesar utang) demi mengejar cash back yang enggak seberapa. Ini sama saja dengan pepatah lebih besar pasak daripada tiang. Keuntungan yang didapat lebih sedikt daripada kerugian yang bersiap menghantui.

 

2. Program cash back hanya berlaku untuk transaksi yang bukan jadi kebutuhan. Misalnya saja cash back bisa didapatkan untuk belanja gadget tertentu. Lantaran ingin mengejar cash back yang besarannya dianggap ‘lumayan’, malah memaksakan diri beli gadget yang sebenarnya enggak butuh-butuh amat.

 

3. Ada syarat dan ketentuan untuk dapatkan cash back. Contohnya, cash back bisa dinikmati setelah pemegang kartu kredit melakukan pembelanjaan dengan nilai tertentu. Alhasil, syarat itu memaksa pemegang kartu kredit bertransaksi dengan ‘nilai’ yang diinginkan bank.

 

Kesimpulannya, kenali dan harus tahu dengan detail kalau kartu kredit yang dimiliki jenisnya seperti apa. Pastikan pilih kartu kredit dengan program cashback yang sesuai dengan kebutuhan.

 

Kalau sering belanja online, ya carilah kartu kredit yang menawarkan cash back untuk transaksi online. Beda lagi kalau sering transaksi di SPBU, milikilah kartu kredit yang ada cash back di tiap pembelian bahan bakar.

 

program cash back kartu kredit

Bijak dan kenali aturan main kartu kredit menghindarkan kamu dari pusing akibat tagihan yang membengkak

 


Mengenal aturan main cash back pada kartu kredit akan membantu berhemat dan mendapatkan keuntungan yang ditawarkan. Sebaliknya, gagal paham sama aturan main malah bikin buntung.

 

[Baca : Seluk Beluk Kartu Kredit yang Wajib Diketahui Konsumen]

 

 

 

Image credit:

  • http://www.teropongbisnis.com/wp-content/uploads/2015/10/3.Trik-Menggunakan-Kartu-Kredit-yang-Benar2-1024×508.jpg
  • http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1364902019.jpg
  • http://mykartukredit.com/wp-content/uploads/2014/10/Kiat-Atasi-Tunggakan-Kartu-Kredit.jpg

Posting Komentar untuk "Program Cash Back Kartu Kredit: Untung atau Buntung?"