Menghadapi Sakit Dengan Sabar

Makhluk hidup apapun pastilah pernah mengalami yang namanya sakit. Ketua Yayasan Dinamika Umat yang berjulukan Hasan Basri Tanjung menyampaikan ada dua persepsi dalam menyikapi penyakit.

Pertama sakit sebagai ujian dan kedua sakit sebagai hukuman. Sakit sebagai ujian dan sebagai suatu kesempatan dalam memperbaiki diri. Ujian disini ialah bab dari cara kita untuk meningkatkan derajat ketakwaan kepada Tuhan.

Sakit sanggup terjadi sebagai akhir dari kesalahan insan itu sendiri. “Sakit sanggup kerena diri sendiri yang melaksanakan kezaliman*” ujar Dosen Universitas Djuanda (Unida) Bogor.

Hasan menyontohkan orang yang tetap memakan masakan padahal sudah mengetahui berbahaya dan besar lengan berkuasa pada kesehatan.

Ada juga sakit yang memang alasannya ialah mendapat azab dari Tuhan menimpa satu tempat dengan wabah penyakit, ini merupakan sakit yang berasal dari luar diri yang merupakan teguran dari Tuhan.

“Setiap hembusan napas orang sakit sanggup menggugurkan dosa-dosanya” ujar Hasan, seharusnya sih dalam keadaan sakit panjatkan doa dan yakinlah kepada Tuhan akan menyembuhkan dan mengangkat penyakitnya.

Orang sakit tidak boleh berputus asa, sikap frustasi sanggup menciptakan orang terjatuh dalam sikap yang kurang baik bahkan melaksanakan yang namanya bunuh diri.

Ketua Umum PP Persis yang berjulukan Prof Maman Abdurrahman menyampaikan sakit yang menimpa insan sanggup dari banyak sekali sumber. Namun, intinya penyakit yang tiba akhir dari sikap insan yang tidak menjaga tubuhnya dengan baik.

Doa yang dipanjatkan untuk oang yang sakit penting biar sanggup lekas sembuh dari penyakitnya.

Doa yang didampingi dengan sabar akan membawa ketenangan hati. Ketenangan hati merpakan bab dari akselerasi kesembuhan alasannya ialah melampangkan dada.

Daftar Pustaka :

Tejomukti, Ratna Ajeng yang dibantu edinya oleh Hafidz Muftisany. Republika obrolan Jumat halaman 2. Jumat, 7 Maret 2014-6 Jumadil Awal 1435 H.

Sumber gamepelajar.xyz

Berbagi :