Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Strategi Investasi Reksa Dana Saat Fluktuasi Pasar Saham Tinggi

Artikel ini dipersembahkan oleh mitra produk investasi kami Bareksa.com

Bareksa Logo

 

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah sekitar 1 persen pada perdagangan hari ini, Selasa 18 Agustus 2015. Padahal minggu lalu IHSG ditutup menguat tipis ke level 4.585,39. Secara keseluruhan IHSG telah menurun cukup dalam sekitar 4,47 persen sejak awal Agustus.

 

Merosotnya IHSG tersebut tentu saja berpengaruh terhadap kinerja reksa dana berbasis saham. Tentu saja kinerja reksa dana saham juga ikut menurun seiring dengan pelemahan di pasar saham.

 

Sebagian investor menganggap bahwa menurunnya pasar saham merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk menambah dana investasinya (top up). Dengan membeli secara berkala saat nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana sedang menurun berpotensi memberi return maksimal dalam jangka panjang.

 

Namun, sebagian investor merasa khawatir nilai investasinya akan terus anjlok apalagi saat kondisi perekonomian dalam serta luar negeri sedang tidak menentu.

 

Apa yang harus dilakukan oleh investor yang kini tengah memiliki reksa dana saham, tapi tidak melakukan top up?

Jika Anda tidak melakukan top up tapi khawatir nilai investasi akan turun terlalu dalam karena fluktuasi pasar saham, maka Anda dapat mengalihkan (switch) ke reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana pasar uang.

 

Kedua jenis reksa dana ini memiliki risiko fluktuasi yang lebih rendah dibanding reksa dana saham. Selain itu, saat ini yield obligasi dinilai cukup menarik. Yield obligasi benchmark 10 tahun kini berada di level 8,63 persen, cukup tinggi dibanding awal tahun sekitar 6,94 persen, yang berarti harga obligasi saat ini cukup murah.

 

Investor asing mulai masuk ke dalam pasar obligasi. Sejak 5 Agustus lalu, arus dana asing yang telah masuk ke pasar obligasi telah mencapai Rp7,05 triliun. Ini menandakan investor asing pun mulai tertarik pada pasar obligasi Indonesia.

 

Grafik: Arus Dana Asing pada Pasar Obligasi dalam 1 Bulan Terakhir

Oleh karena itu, reksa dana pendapatan tetap dapat dijadikan alternatif investasi saat kondisi pasar saham sedang mengalami penurunan saat ini.

 

Selain reksa dana pendapatan tetap, Anda juga dapat memindahkan dana sementara pada reksa dana pasar uang. Reksa dana pasar uang memiliki fluktuasi NAB yang sangat rendah sehingga relatif aman. Fluktuasi NAB reksa dana pasar uang sangat rendah karena mayoritas aset reksa dana ini dialokasikan pada deposito.

 

Itulah beberapa alternatif yang dapat dijadikan pilihan untuk mengatur portofolio investasi Anda. Di saat pasar saham sedang mengalami penurunan, Anda lebih baik menambah investasi Anda secara bertahap atau memindahkan investasi Anda pada reksa dana yang memiliki fluktuasi NAB yang lebih rendah.

 

 

 

Baca Juga:

Apa Saja Biaya-Biaya yang Ditanggung Investor pada Investasi Reksa Dana?

Reksa Dana: Investasi Untuk

Khawatir Nilai Investasi Turun Terimbas IHSG, Investasi Ini Bisa Jadi Pilihan

 

 

 

Image credit:

  • http://media.bareksa.com/resources/image/2015/08/11217/id_14398900511.png

Posting Komentar untuk "Inilah Strategi Investasi Reksa Dana Saat Fluktuasi Pasar Saham Tinggi"