Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (16)

diberikannya lewat burung hantu kirimannya. “Oh…ini begini…pinter…bagus…..ini begini harusnya…aturannya memang begitu….”. Pelajaran Bahasa Trik pun Tingit kuasai dalam dua hari satu malam, padahal seharusnya aturannya tiga bulan, jadi waktu sisanya latihan saja dan Bahasa lain.

Lambat laun ayahanda mengucilkan semangat yang malah dengan sengaja mengirimkan surat hantu “Kamu dihentikan belajar, apalagi semua Bahasa Kerjaan gitu, orang pinter aja butuh waktu yang usang untuk menguasai satu bahasa. Yang di celetukin persetujuan dengan kalimat yang sama dan terlontar dari Ibundamu, tertanda kami, salam kejamz”. Akhirnya, sebab dihentikan dan takut dipenggal, sebab ada kalimat salam kejamz yang selalu dijadikan senjata oleh Raja untuk menggertak semua yang memang ingin dipenggalnya, maka semua kesudahannya terpaksa terhenti begitu saja.

Tiba-tiba masuklah surat yang terkirim oleh orang yang berjulukan Kosong tertera pada luar perkamen dan terletak begitu saja di dipan kamar, tanpa ba-bi-bu, Tingit eksklusif izin ke pemilik rumah yang Tingit sewa sebesar satu Kodi, pergilah secara bergegas untuk mendatangi salah satu bilik senjata.

Setelah hingga disana, dan setiap hari bekerja, sering sekali terdengar percakapan yang cukup keras menyerupai bunyi gendang yang ditabuh. Percakapannya macam-macam, salah satunya bilik tersebut banyak di cari oleh para penduduk dan Istana, salah duanya ialah membicarakan kejelekan dikala pekerjanya di luar, salah tiganya ialah membicarakan Tingit yang menyendiri dan absurd serta mereka memanggil penyihir serta Pangeran yang dulu kami sama-sama demen, dan salah empatnya dari pembicaraan mereka ialah membicarakan soal relasi tubuh yang sebel saja gitu mendengarnya, sebab pejabat kok bicara begituan di depan umum, bahkan ada yang mempraktekkan tanpa malu-malu. Akhirnya sebab muak, saya melontar sampah dimana-mana dan menentukan untuk keluar dan meninggalkan surat cinta dengan menyobekkan perkamen kertas dan menancapkannya pada salah satu senjata yang mereka gunakan di kawasan yang sangat strategis, kawasan dimana erat dari pintu masuk dan banyak pekerja yang berseliweran menyerupai di pasar.

Dalam perjalanan ke dipan yang sewanya tinggal dua hari lagi, Tingit di samperin sama dua orang Putri “Saudariku tercinta, Lily besok menikah di Kerajaan Hilan, dan keesokannya Ferla akan menikah di Kerajaan Jaln, Kerajaan kami bersebelahan”, “Wah, terimakasih bro, atas undangannya, saya niscaya datang”, sambil berlalu dengan terburu-buru dan kesudahannya hingga di rumah pemilik dipan, Tingitpun berpamitan dan mengambil semua barang di dipan dan tetapkan untuk tidak melanjutkan tinggal di penginapan itu, “Bu, Hamba mohon pamit, sewa rumah putus, saya lakukan, mohon maaf atas segala kesalahan terimakasih” sambil melambaikan tangan dan pergi.

Perjalanan dengan kakipun dilakukan, menyusuri air terjun, sungai, masuk ke hutan, dan sore tiba. Tingit harus segera bergegas mencari penginapan sebelum dilahap oleh Beruang dan



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (16)"