Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teknologi Multimedia Untuk Pembelajaran Siswa Tunarungu

Suatu sore aku menerima sms dari sahabat kuliah, isiniya  meminta pendapat dan saran untuk mengajukan judul yang anggun untuk usulan skripsi. Saya pun mengulang kembali ingatan aku sewaktu dulu sekolah di SLB kota Gorontalo.  Ya, aku yaitu seorang penyandang disabblilitas jenis Tunadaksa katagori Celebral paisy bertipe ataxia. Dan alhamdullilah, aku kini sudah menjadi sarjana sistem isu disalah satu universitas swasta di provinsi Gorontalo.


Saya pun mengusulkan  kepada sahabat aku untuk mengangkat tema perancangan aplikasi multimedia pengajaran membaca bagi tunarungu sebagai judul skripsinya, yang bertujuan untuk menciptakan metode pengajaran membaca pada siswa tunarungu lebih menarik, interaktif dan gampang serta akan meningkatkan kualitas berguru siswa tunarungu. Sehingga para siswa sanggup memahami bahan yang diberikan guru di sekolah.


Sistem isu sendiri yaitu suatu cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk menganalisa banyak sekali problem yang ada khususnya dalam hal data dan informasi, serta dipecahkan dengan mendesain suatu aplikasi tertentu untuk membantu sebagai solusi pada problem tersebut. Sms dari sahabat aku mengingatkan kembali pada problem yang pernah aku jumpai disaat masih duduk dibangku sekolah SLB.


Keprihatinan pada Tunarungu


Masih terekam dingatan aku wacana teman-teman tuna rungu yang masih kesulitan membaca pada usia Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Padahal usia menyerupai ini seharusnya sudah lancar membaca, tapi kenyataannya bertolak belakang dari impian yang diinginkan. Ada juga yang sudah bisa membaca, tetapi tidak begitu mengerti dengan bahan yang dibaca. Hal ini sanggup menimbulkan siswa tuna rungu menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah.


Teman aku pun pribadi tertarik dengan problem yang aku jelaskan. Dia pun tertarik untuk mengajukan judul “Multimedia pengajaran bahasa kode untuk pada siswa SLB kota Gorontalo.”  Dan alhamdullillah judul tersebut diterima oleh tim akseptor judul dan layak untuk dikembangkan ke tahap skripsi..


Dalam problem ini, isu yang berupa pengetahuan sulit dipahami dan diterima oleh siswa tunarungu, sehingga ilmu yang telah kami dapatkan dalam bidang system isu menuntun kami bagaimana mendesain sebuah sistem aplikasi yang mempunyai fungsi untuk sanggup menciptakan siswa tunarungu  menjadi lebih mengerti dan memahami informasi  yang berupa pengetahuan yang diajarkan pada mereka.


Sebagai mana yang telah kita ketahui, anak tunarungu tergolong anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mengalami gangguan pada organ pendengarannya, sehingga menimbulkan ketidakmampuan untuk mendengar, mulai dari tingkatan yang ringan hingga yang berat sekali yang diklasifikasikan kedalam tuli (deaf) dan kurang dengar. (PLB, 2012).


Anak berkebutuhan khusus (Heward) yaitu anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menandakan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain:Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa,  Tunalaras, Autis. kesulitan belajar, dan  anak berbakat. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anakcacat. Seiring dengan perkembangan zaman istilah anak cacat telah diganti dengan anak berkebutuhan khusus atau anak penyandang disabbilitas, untuk menghilangkan pandangan negative dalam masyarakat wacana belum dewasa penyandang disabilitas.


Kesulitan dalam membaca bagi siswa tunarungu akan menciptakan mereka menjadi terganggu dalam berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya alasannya yaitu dengan membaca merupakan cara yang membantu mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan yang ada. Dampaknya juga akan sangat mereka rasakan ketika mereka sudah dewasa, apalagi yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tinggi.


Contohnya saja pada sahabat saya, Maya, yang sedang menempuh pendidikan disalah satu universitas yang ada di Gorontalo. Dia sering curhat pada aku wacana kesulitannya memahami  materi perkuliahan. Maya sih bisa membaca, tapi beliau sering tak mengerti kata-kata ilmiah yang didapatkan di dingklik perkuliahan. Akibatnnya, nilai  setiap semesternya agak rendah. Saya  sebagai temannya merasa prihatin wacana kondisi maya sekarang. Saya hanya bisa menghiburnya, “Maya harus sabar dan dilarang putus asa,” kata aku dengan bahasa isyarat.


Masalah yang dihadapi Maya hanya satu referensi yang sanggup mewakili kondisi teman-teman tunarungu ketika mereka berada dilingkungan masyartakat luas. Keterbatasan mereka dalam berbahasa mengakibatkan mereka menjadi kesulitan dalam memahami banyak sekali kosa kata yang ada, padahal teman-teman tunarungu mempunyai daya intelektual yang sama menyerupai orang normal.


Aplikasi Khusus


Metode pengajaran konvensional yang sudah biasa diberikan di sekolah pendidikan khusus dan inklusi kepada siswa tunarungu masih kurang efektif keuntungannya alasannya yaitu pengajaran secara konvesional dampaknya belum bisa secara menyeluruh memperlihatkan pemahaman kepada siswa tunarungu untuk memahami pelajaran yang diajarkan khususnya dalam hal membaca.  Metode pengajaran secara konvesional ini biasanya hanya berupa pengajaran yang sederhana yang mencakup seorang guru yang nengajarkan bahan memakai papan tulis dan bahasa isyarat. Hal ini tentu sanggup menciptakan siswa tunarungu menjadi tidak memahami sepenuhnya bahan yang diajarkan.


Media pengajaran yang berupa multimedia yaitu cara efektif yang bisa diigunakan untuk memperlihatkan pengajaran kepada siswa tunarungu. Media ini merupakan sebuah  aplikasi yang dirancang khusus  untuk membantu pengajaran yang lebih menarik, menyenangkan, gampang dimengerti dan terang alasannya yaitu isu yang berupa pengetahuan disajikan dalam bentuk dokumen yang lebih hidup.


Secara sederhana, multimedia diartikan sebagai “lebih dari satu media”. Multimedia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan gambar. Namun pada cuilan ini perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai aktivis keseluruhan adonan media ini. Dengan demikian arti multimedia yang umumnya dikenal cukup umur ini yaitu banyak sekali macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi.Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara tolong-menolong menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran (Wahyu, 2005).


Konsep penggabungan ini memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan itu yaitu komputer, video kamera, video cassette recorder (VCR), overhead projector, CD Player, compact disc. Kesemua peralatan ini haruslah kompak dan bekerja sama dalam memberikan isu kepada pemakainya.


Informasi yang disajikan melalui multimedia ini berbentuk dokumen yang hidup, sanggup dilihat di layar monitor, atau ketika diproyeksikan ke layar lebar melalui overhead projector, dan sanggup didengar suaranya, dilihat gerakannya (video animasi). Bagi siswa tunarungu akan lebih difokuskan kepada gerakan animasi alasannya yaitu keterbatasan mereka dalam mendengar, maka diperlukan penyajian yang lebih kreatif supaya sanggup menciptakan siswa tunarungu sanggup memahami bahan yang diajarkan walau hanya dengan melihat bahan yang diajarkan.


Metode Lebih Menarik


Pengajaran memakai multimedia membantu para guru untuk menciptakan suasana menjadi menarik dan menyenangkan, alasannya yaitu bahan pelajaran yang diajarkan dikemas dalam bentuk animasi yang lebih hidup, gampang dimengerti dan terang sehingga para siswa tuna rungu sanggup dengan gampang memahami bahan yang diajarkan.


Pengajaran  memakai multimedia sudah banyak dipakai dalam dunia pendidikan seiring dengan berkembang pesatnya teknologi software maka dirancanglah aplikasi pengajaran interaktif dengan konsep multimedia. Hal ini merupakan bentuk metamorfosa pengajaran dalam dunia pendidikan, Dari pengajaran konvensional yang hanya memakai papan tulis sebagai media pengajarannya ke pengajaran mengunakan multimedia. Metode ini sanggup mengubah metode pengajaran yang biasa menjadi lebih interaktif, menarik, dan mudah. Sehingga secara otomatis proses berguru akan lebih efektif baik dari segi pemanfaatan waktu maupun kualitas belajar.


Selain tugas guru untuk meningkatkan kualitas berguru siswa tunarungu, diperlukan perhatian lebih dari orang renta para siswa tunarungu supaya sanggup lebih mendukung pendidikan, dan tidak hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan kepada guru-guru disekolah. Karena lingkungan keluarga yaitu faktor yang sangat penting bagi perkembangan mental dan jiwa anak tunarungu.


Pengajaran memakai multimedia selain cocok untuk memperlihatkan bahan membaca kepada anak tunarungu, sangat efektif juga dalam memperlihatkan banyak sekali bahan pembelajaran. Karena dikemas dalam bentuk yang lebih hidup dan sanggup mensimulasikan bahan yang diajarkan menjadi lebih menarik sehingga sanggup menciptakan siswa dalam hal ini siswa tuna rungu sanggup memahami dan mengerti materi-materi yang diajarkan kepada mereka.


Oleh alasannya yaitu itu metode pengajaran memakai multimedia bagi pengajaran siswa tunarungu sangat efektif untuk diaplikasikan dalam pendiidikan khusus di Indonesia. Perlu sumbangan pemerintah serta pihak-pihak terkait untuk mendukung dan mensosialisasikan jadwal ini ke sekolah-sekolah yang mendukung pendidikan khusus dalam hal ini SLB dan sekolah inklusi supaya memakai metode pengajaran memakai multimedia untuk meningkatkan kualitas berguru bagi siswa tunarungu menjadi lebih baik lagi untuk menggapai masa depan yang cemerlang. ***



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Teknologi Multimedia Untuk Pembelajaran Siswa Tunarungu"