Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (47)

“Hah? Raja Gozo, ya ampun, iya yah, raja dari Kerajaan Lajadi. Cuma beliau kan di keningnya ada goresan pena Uyre, jadi itu maksudnya. Biarin lah, Tingit memperlihatkan kebebasan untuk mengikuti anutan apapun sesuai dengan kepercayaannya masing-masing baik secara sukarela, maupun paksaan, terserah kalian lah bro”. “Wah, baik sekali Ratu kita! Hidup Ratu dan Kerajaan Bumi!” sorak sorai seluruh penghuni Istana, “Hidup!”.

Datanglah segerombolan yang melaksanakan orasinya “Tingit, masih ingat kami? Yang dulu pernah memfitnahmu melaksanakan perebutan kekuasaan terhadap Kerajaanmu sendiri, Kerajaan yang merupakan kawasan kami lahir, besar dan makan, serta bergaul disini.”,”Oooh kalian, masih” sambil menganggukkan kepala, para prajurit menggelengkan kepalanya dan berseru “Hoi, dasar ngga tahu di untung, masih diselamatin dari hokum penggal alasannya yakni menuduh perebutan kekuasaan di Kerajaan Bumi, masih saja berani berkacak muka disini pergi kalian sana!”, “Hus, biarlah mereka masuk, supaya gimanapun, saya berterimakasih sama mereka, Tingit jadi dapat berguru bagaimana memperlihatkan pengumuman pada rakyat jelata ketika ini, singkat, padat dan jelas, gitu bro, pelayanku yang bagus dan ganteng, siapkan makanan terbaik dan ruangan terbaik untuk menjamu mereka”, “Baik”.

“Sungguh, kami aib yang mulia, sudah lancang, yang mulia kenapa baik banget siiii?”, “Duh, tahu deh, yuk bro, kita makaaan enaaaak”, “Kriuk” bunyi perut salah satu dari rombongan mereka, “Naaah…kebetulan tuh, cacingnya bergenderang “Ayo…makan, kami lapar jua bro, haha”. Kamipun berjalan bersamaan ke Istana Jamu.

“Enak?”, “Ini diracuni?Heh, kau yang bangkit disana! Sini kamu! Makan ini! Kalau kau mati, maka kami tidak akan makan, kami tidak mau mati konyol”, “Em…gimana yang mulia?” Tanya prajurit yang galau alasannya yakni mereka di curigai, “Lakukan saja sesuai undangan mereka, biarkan mereka tenang, dan….bila tuduhan itu benar, pemimpin kalian boleh memimpin seluruh Istana di Kerajaan Bumi menggantikan posisiku, namun, jika kalian salah, kalian boleh bebas menyerupai sebelumnya.” Wajah mereka mendadak pucat mendengar perkataan Tingit barusan. Sang prajuritpun memakannya daaaaan……ia masih bangkit sambil sedikit terbungkuk alasannya yakni hormat kepada tamu.

“Gimana? Puas? Mau minta apalagi? Dulu, kalian Tingit selamatkan dari pemenggalan yang hampir di lakukan oleh para dinasti yang sedang galau merebut Kerajaan Bumi, dan membekali Perkebunan sudah dikasih ke kalian beserta hasil buminya untuk kalian hidup, dan sekolaan untuk kalian, dan kini mau minta apalagi? Tiada undangan lagi, alasannya yakni kesabaranku sudah habis, semoga Halla menyubit kalian dengan tragedi alam,dan sekarang, pergi dan kembalilah sehabis kalian semua final menyantap makan malam disini, paduka yang rendahan ini meminta tolong pada kalian, tolong jagalah nama baik kalian sendiri dengan bertutur kata halus, nyeleneh boleh, namun, tolong ikuti aturan”, “Dasar Putri tidak tahu diri! Cih! Menjadi referensi saja tidak! Dasar perempuan murahan!”.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (47)"