Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (44)

berlari. Gedebuk, gompyang, kendi yang terbuat dari plastik pun bergelimpangan. Saat menoleh ke samping, mukanya tersenyum yang membuatku jadi malah terbangun dan menjatuhkan yang lain alasannya kikuk menahan aib dan…..

“Sudah….sana, biarin saja abdi yang bereskan, yang mulia pergilah untuk mempersiapkan pesta ijab kabul kita, sayang, muach” teriaknya dari kejauhan yang ternyata sudah berlari cukup jauh sambil menutup muka dengan kedua tangannya. “Huh, Huahahahah, hihhihihihi, ups” sambil berjalan kea rah ruangan yang ada di sebelah dan hamper tersandung lagi.

Tingit ke ruangan Hulu Balang “Hulu Ket, saya ingin menikah, tolong siapkan surat dan burung hantu serta semua yang diperlukan, Tingit ingin dengan mengundang semua Kerajaan sanggup mengumpulkan kami semua, terutama yang sudah mendapat tahtanya, kangen brooo….” Sambil mencengram bahu Hulu, Hulu terlonjak “Astaga Putri Seok, eh Ratuku, kenapa malah kemari, harusnya….”, “Hoi!Aturan jadul dipakai, cape de, lupa ya! Kamu mau saya penggal?”. Sontak Hulu menggelengkan kepala dan menggerak gelayut manja “Ratu, galak banget ciii, nanti renta looo, iya..iya….aku ke Hilir Mu dulu ya….”.

Hulu dan saya sama-sama keluar pintu berbarengan, namun ketika di persimpangan, kami pisah ranjang, eh pisah jalur bro, saya ke kiri, beliau ke kanan, rutenya para lelaki, alasannya saya menuju tempatku yang isinya wanita semua, kecuali yayangku, hehe.

Hari ijab kabul pun tiba, dijatuh bangunkan pada hari Jetry yakni seminggu sebelum perayaan Suci bagi umat Jehd dan Sown yang sengaja saya jatuhkan pada hari yang sama semoga pengeluaran perayaan sedikit serta menghindari keributan hanya alasannya pesta dengan secuil perbedaan yang selangnya cuma sehari. Mereka yakni suku pendatang dan ajaran gres yang tiba dari pendatang yang entahlah bro tiba semenjak kapan, namun tetap terlindungi dnegan diberlakukan sama menyerupai yang lainnya dan mereka semua, termasuk semua Kerajaan menampilkan semua upeti yang mereka persembahkan berupa musik, tarian, hasil buminya kepada kami sebagai ucapan terimakasih alasannya Tingit telah banyak membantu mereka.

Namun, tiba-tiba, enam orang pengawal masuk dengan tergesa-gesa “Yang mulia Tingit, ada kabar burung yang semakin hot layaknya kendi yang panas menyerupai api, menjalar begitu saja, insiden …..”, dan sayapun menutup rapat lisan sedalam-dalamnya sambil menekan lima jari di depannya sebagai instruksi mereka menutup mulutnya dan keluar dari ruangan.

Banyak tamu yang bertanya “Benar kah sesuatu itu? Kabar yang sudah usang beredar” dan dengan sigap Tingit mengalihkan topik “Kaw, kawanku semua, alasannya masih banyak butuh ide-ide segar dan terus ngga habis-habis dalam merevisi kerajaan yang menjadi peer bersama, dan ini dibantu oleh para prajurit Nij yang udah sanggup izin dari Rajanya, tolong saya dooong”.

“Oke, kau minta apa?” serempak para tamu seruan perniakahan pun menjawab, “Waaaah, kompaknyaaaa….tunggu deh tanggal mainnya, Tingit janji, akan berusaha untuk



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (44)"