Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (42)

sudah dilakukan, namun sebab ada aturan dalam Kerajaan yang bilang jika selama tiga bulan di tinggalkan dan upeti tidak diserahkan kepada keluarganya, maka aturan sudah dilanggar yang dianggap sudah hidup sendirian tanpa keluarga, dan diharuskan untuk menikah lagi. Tingitpun mengumumkan sayembara ke seluruh Kerajaan untuk mencari laki-laki yang mau menjadi pendamping.

Namun kenyataan yang terjadi ialah Tingit kebingungan ketika meminta para pengawal untuk menyeret dan mengusir mereka yang ingin melamarnya, hingga ada yang berhasil masuk kamarku tanpa izin, absurd nekad, yang Tingit tidak suka soalnya semuanya pada hobi merayu “Sayangku Tingit”, duh cape deh bro, kelaut aja deh sana.

Aku kapok habisan ketika melaksanakan perjalanan mengelilingi semua kerajaan dengan mengendarai bahtera kecil yang hanya muat satu kaki, namun sanggup di tempati oleh 1000 orang didalamnya ketika pertama kami pergi dulu dari Kerajaan Bumi untuk membantu Kerajaan-Kerajaan lain.

Saat berlayar dulu, ada laki-laki yang menyerupai itu, mendekatiku dengan rayuan dan berjanji ini itu yang hasilnya malah menciptakan saya jadi kecewa, marah, dan murung selama beberapa hari sebab saya mendapatinya sedang berjalan anggun bersama perempuan lain yang ternyata itu yakni Istrinya bro, sakit hati? Ya lah bro, siapa sih yang kejam begitu memakai kebohongan untuk nafsu nafsi? Tapi ya sudahlah, Pangeran yah ngga mesti berstrata sih, laki-laki toh ada banyak tersebar dimana-mana, di dalam bahari juga ada, namun, kami hidupnya gimana ya?

Akhirnya, ketika sedang asyik berjalan-jalan sendirian tanpa dayang dan pengawal yang sengaja diliburin sebab kasihan melihat mereka kangen sama keluarganya, Tingitpun menemukan sebuah kedondong yang ketika dibelah di kebun, keluarlah seorang Pria yang tampannya luar biasa yang jatuh bergedebum dari atas pohon yang sedang termangu dan terjatuh sempurna di kaki Tingit, perawakannya tinggi, mukanya bersih, halus, putih, rapih. Ternyata itu yakni Uyek. “Aduh”, “Astaga Uyek, kau ngapain di situ?”.

“Ceritanya panjang, Uyek bukanlah seorang Pangeran atau Raja lagi. Halla udah murka sama aku, hukumannya Halla mengerikan, itu…em….prajurit setiaku yang dulu sangat dipercaya ketika melaksanakan perebutan kekuasaan di Kerajaan Bumi, malah menyerangku, saya kaget, kok bisa?”,”Bisalah, kini Tingit mengerti kenapa dulu ada aturan dihentikan mempercayai orang begitu saja, soalnya ternyata yang membinasakan keluargaku yakni pamanku sendiri. Beliau sudah saya penggal bersama keluarganya di depan umum, biar pemberontakan sanggup terhindari terulang kembali, namun saya tetap mempercayai semua orang sisanya, sebab mereka semua baik, semua ada kekurangan dan kelebihan, bro…jiah beliau tiduur, zzzz”.

Karena kasihan, sesudah mendengar Kerajaannya habis dijajah oleh musuhnya, yang ternyata telah melaksanakan kerjasama melaksanakan kudeta, hasilnya saya masukkan Uyek ke Istana dan dijadikan Patih serta di taruh di Istana Zwhs.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (42)"